cerita ini mungkin mengandung beberapa hal yang bisa menjadi trigger untuk para pembaca, so read at your own risk.
✶✶ ✶
PANASEA, 200X
Pertama-tama, ingin ku sampaikan pada Taufan seberapa penuh benakku berisikan kilas memori tentangmu. Sungguh Fan, aku rindu sekali padamu.
Ku harap kita dapat kembali bertemu.
Kedua, teruntuk Gempa, aku harap kabarmu sehat selalu. Sudah lama sejak terakhir kali kita bersua, Gem. Satu dasawarsa lalu kala mengantarkan Taufan menuju pusara pilu, meninggalkan kita berdua dalam balutan duka acap kali bungkam menelan kelu. Aku mengerti bila pada akhirnya kita tak pernah bisa memaafkan masa lalu.
Lembaran kertas lusuh ini ku kirimkan hanya untukmu, Gem. Jadi pastilah kau sudi tuk membacanya sampai tuntas.
.
Surat ini ditulis di atas kapal dalam perjalanan menuju neraka.Aku selalu berandai-andai tentang kita jika dapat memutarbalikkan waktu; anganku berkata bahwa tiada lagi jejak jejas yang mahir dalam membuatku muak. Mungkin dengan begitu Taufan tidak akan menghilang dan kita tidak akan berjarak.
Ada lusinan rekam yang ingin ku ulang dan melabelinya dengan ending bahagia. Atau kesempatan-kesempatan yang ingin ku ubah agar derai tangis dan lara tidak dapat lagi mengusik kita, hingga akan ada hari esok untuk kita tertawa sepuasnya.
Hingga kita dapat bermimpi sebebas-bebasnya.
Sayangnya realita telah mengecap andai itu layaknya uap kereta api, hitam jelaga yang 'kan hirap dengan campur tangan anila. Representasi tak mengijinkan anganku keluar dari jerat sangkar meski hanya sejengkal jari. Pun aku, selamanya terjebak dalam permainan begundal tolol yang anologinya memaksaku berperan menjadi begundal juga.
Ku kira memang semesta tak akan pernah mengabulkan permintaan dari seorang pendosa sepertiku.
Bicara tentang dosa, aku sudah tak berharap pada angan-angan memutar kembali waktu ketika memilih menjalani hidup dengan cara kotor nan menjijikan seperti yang tak pernah sudi ku bayangkan. Hey, siapa yang mengira takdir akan melucutiku sebegininya? Siapa pula yang mengira akulah yang bertanggung jawab atas ganjaran sebagaimana mestinya?
Taufan, Gempa, aku lelah.
Semua mimpi-mimpi masa kecil kita, maaf jika aku sudah membuangnya di lorong paling ujung. Maaf beribu maaf Fan, sepertinya kita tak bisa bertemu di surga nanti. Tempatku berada bukanlah disana, melainkan bara api tak berujung yang siap menggilasku sampai tak bersisa jiwa maupun raga.Ah, rasanya pembahasan ini menjadi terlalu berat. Kini saatnya aku mengucapkan selamat tinggal.
.Surat ini ditulis di atas kapal dalam perjalanan menuju neraka.
Ada ombak dan awan yang menggiringku menuju guillotine penghakiman. Dersik angin berusaha membelaiku dan ku lihat cakrawala seakan mengucap syukur pada sesiapapun atma. Pada akhirnya tiada panasea yang mampu perlihatkan mukjizat nyatanya. Akhir hayatku sudah ditentukan.
Teruntuk Gempa, jika kau menerima surat ini, pastilah aku sudah ditiadakan.
Dari seorang pendosa ulung,
Halilintar.
[a/n]
sebelum masuk bab 1 aku mau kasih tau kalau ploting yang aku susun dalam cerita ini mengambil tema yang cukup berat, jadi bijaklah kalian sebagai pembaca!
also, ini pertama kalinya aku nulis angst. mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam cerita ini. hope you are enjoying my story guys, see you soon ♡!!
ー sincerely love, Lune
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗔𝗡𝗔𝗦𝗘𝗔 ; halitaugem
Fanfiction𖦹 ׂ 𓈒 𝗣𝗔𝗡𝗔𝗦𝗘𝗔 ☆ boboiboy halitaugem au! ❝ Halilintar tak menahu bahwasanya panasea pelik tuk mujarab. sebab jejas berkelakar sampaikan biadab pun relung hati bungkam ta...