•
•
•
•~•~•~•~•~•~•~•"Bang, ini beneran gratis?" ucap Raka sambil memegangi nasi kotak di tangan kanannya.
"Iya, disini sering bagi nasi kotak gratis kok." jawab sang petugas yang membagikan nasi kotak gratis.
"Makasi loh bang, gua ambil dua buat temen gua Bang." ucap Raka yang diangguki sang petugas.
Seno tengah duduk di depan rumahnya sembari membaca novel dengan lagu kebanggaannya yang keluar dari earphone.
Tin tin
Suara klakson membuyarkan fokus Seno yang membaca buku, ia lantas membuka gerbang rumah nya.
"Loh Ka, lo ngapain ke sini siang-siang panas begini? Mana ga ngabarin lagi, untung sendirian gua." oceh Seno sambil memandangi wajah Raka yang penuh keringat.
"Ck banyak cincong, boleh ga masuk? Udah tau gua kepanasan." setelah Raka berucap, Seno mempersilahkan Raka memarkirkan motornya di dalam.
Setelahnya Seno mengajak Raka masuk ke ruang tengahnya.
"By the way, lo bawa apaan tuh?" tanya Seno sembari meletakkan dua gelas air di meja.
"Oh iya, gua tadi mampir ke warteg, ada bagi nasi kotak gratis." ucap Raka membuka plastik kresek tersebut.
"Lah? Random banget lo." jawab Seno ikut duduk di samping Raka.
"Udah, ni buat lo satu. Oiya tujuan gua kesini, cuma numpang ngadem." Seno menjitak lengan Raka lumayan keras.
"Heh, rumah lo ada kipas loh Ka?" julid Seno.
"Yaelah, enakan ac dirumah lo. Udah ah mau ngegame." langsung saja Raka tiduran di Sofa dan bermain ponselnya tanpa menghiraukan Seno yang masih menatapnya aneh.
Seno lantas membuka kotak nasi tersebut, terlihat ada sebungkus nasi, lauk yang beraneka ragam, serta buah pisang.
"Banyak banget gila, baik banget ya tu warteg." ucap Seno.
"Eh tapi kenapa ada gratisan ya? Acara apa disana?" tanya Raka memandangi wajah Seno.
"Lah bocah, lo yang kesana malah nanya ke gua." Seno langsung saja memakan nasi tersebut.
Raka yang melihat jadi lapar sendiri, akhirnya ia juga ikut makan dengan Seno.
___________________
"Jer, bunda hari ini ga pulang dulu. Bunda nemenin temen bunda lagi sakit."
"Ah, iya bun."
Tut
Panggilan terputus, kini Jerico sedang makan siang dikantin kantor nya bersama pekerja pekerja lainnya.
"Siapa Jer?" ucap rekan kerjanya yang duduk disampingnya.
"Bunda gua, Bim. Pamit gabisa pulang." ucap Jerico meminum kopinya.
"Ko gua belum pernah liat Bunda lo si? Adek lo juga." tanya Bima.
"Emang lo belum pernah lihat ya? Nih gua tunjukin." Jerico membuka galerinya, mencari foto keluarga nya yang akan ditunjukkan oleh Jerico.
"Lah, adek lo dua ya? Gua kira satu." kaget Bima.

KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMS OF WEALTH [✓]
FanfictionSebuah keluarga tanpa seorang yang berperan sebagai ayah, hanya ada Ibu dengan kedua anak laki-lakinya. Jerico Algafian, anak pertama yang sudah bekerja dan memiliki harta yang melimpah, mengganti peran sang ayah yang telah tiada, seorang penyayang...