Sakit

3.4K 162 4
                                    

Haii hai geng,will be back aheyyy,gimana cerita nya.

Semoga ngga bosen ya.

Jangan lupa vote and komen,makasi✨️


"Abba,umma!!" salma mengetuk pintu kayu dengan sekuat tenaga,rasa panik dan khawatir nya bergabung jadi satu.salma memang tipikal orang yang sangat amat gampang panikan,oleh karena itu ia tak suka bila ada yang jatuh sakit di hadapan nya.

Pintu kamar itu terbuka,menampakan sang ibu dengan mukena nya yang tidak rata,mungkin buru² "kia,kamu kenapa malam² gedor² kamar gitu?" tanya umma.

"Em,mas rony sakit umma ada obat,atau apaa??kia takut bgt umma panas nya tinggi!" ujar nya seraya menangis dengan sesegukan,sungguh ia tak tahu kapan mulai menangis,tapi yang pasti sekarang tangis nya benar² sulit di kontrol.

"Ya ampun nak" azizah nampak terkejut,lalu dengan segera menenangkan anaknya ini "yaudah kamu tunggu bentar disini,umma cari obat penurun panas dulu" ia masuk kembali kedalam mencari obat apa yang di perlukan.

Sementara salma menunggu dengan tidak sabar di depan kamar sang ibu,ia mengigiti kuku²nya,kenapa lama sekali. Ada atau tidak.

"Nih nak" azizah menyerahkan beberapa bungkus obat²an. "Kamu jangan lupa ambil kompresan,biar makin cepet turun panas nya."

"Iya umma,makasih"

Salma berlalu naik kembali ke kamar,dengan serta membawa air untuk kompresan serta obat yang diberikan ibu nya tadi.

Ceklek

Pintu kamar ia buka cepat,suami nya itu masih meriukan diri di atas tempat tidur seperti ulat kepompong,seluruh tubuhnya tertutup selimut,hanya wajah nya saja yang tidak. Salma meraih remot pendingin ruangan, 25° celcius.

Salma menaikan lagi pendingin ruangan itu menjadi,27° celcius.

"Naina"

Lagi,nama itu yang suami nya racaukan dalam sakit nya.salma bahkan tak tahu siapa perempuan itu,namanya terasa asing di telinga salma.

Namun ia tak mungkin memikirkan itu,apalagi disaat seperti ini,ia memilih untuk mengabaikan.meskipun pikiran nya tetap bertanya. Jujur saja saat nama itu di sebut ia merasa kan sakit menjalari hati nya,bagaimana tidak nama perempuan lain yang di ucapkan suami nya,bukan namanya.

"Mas bangun bentar ya,minum obat" salma membangunkan rony pelan,yang di panggil pun bangun meskipun tak membuka mata nya.

"Minum obat dulu ya!,bentar aku siapin" ujar salma setelah menyenderkan suami nya ini ke dashboard kasur,setelah itu ia dengan segera menyiapan obat dan air.

"Udah,sekarang istirahat lagi ya,biar besok sembuh" salma menurunkan beberapa bantal yang menganggu.lalu kembali membantu merebahkan suami nya.

Salma benar² tak bisa tidur,ia duduk di sisi kasur dengan tangan yang terus menerus mengelus rambut sang suami,ia cek secara berkala apakah panas nya turun,di jam 4 shubuh barulah panasnya benar² mereda,bahkan rony yang awal nya terbungkus selimut bak kepompong,kini membuang selimut nya asal karena panas katanya.

Sepenuh hati tanpa tapi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang