Mate(mati)ka

4 1 0
                                    

"84? Nilai apaan ini woi. Udah semester 4 belum naik-naik alamat dimarahin Mama ini mah" keluh perempuan itu--Jae-hwa, sambil mengacak-acak rambut pendeknya yang sudah tak rapi sejak tadi, juga meratapi nilai matematikanya yang masih berpredikat C tersebut.

Ia berjalan menuju parkiran motor sambil terus menendang batu-batu tak besalah di depannya. "Lesu amat tuh muka. Gimana? Naik kan nilai lo?" tanya laki-laki yang kini berjalan di sampingnya

"Kalo udah tau muka gue lesu, lo harusnya juga tau kalo nilai gue lagi ga baik, Jungwon" perempuan itu menatap sinis ke arah Jungwon--lelaki tadi

"Halah, dusta banget lo bilang gitu Jae. Lihat sini rapor lo" Jungwon kini mengambil tiba-tiba rapor yang dibawa Jae-hwa

"Tuh kan dusta! Jelas-jelas naik" Jungwon kini gantian yang menatap sinis ke arah Jae-hwa

"Heh kucing garong! Lo liat tuh nilai matematika wajib gue. Masih C bejir, lagian yang lain juga nilainya standar banget semua orang di kelas juga segitu. Ah tau ah ilangin aja plis matematika wajib" sahut Jae-hwa yang semakin meracau karena stres

Jungwon yang hendak berbicara terhenti oleh teriakan temannya. "IYA TUNGGUIN RIK. Dah ya, Jae gue duluan ditungguin Riki. Tenang aja nilai lo lebih tinggi dari gue, BYE!" 

Jae-hwa hanya memandang lesu temannya itu. Memasukkan rapornya ke dalam tas dan mengambil motornya. Berharap Mamanya tidak akan marah saat ia sampai di rumah.

-----

"Kamu gimana sih Jae, Mama kan udah bilang kalo gatau tuh nanya. Kan Mama juga bisa ngajarin kamu dikit-dikit. Masa udah semester 4 nilai matematikanya masih C. Sekolah mu tuh juga pelit banget ngasih nilai" Jae-hwa hanya diam tak menanggapi mamanya yang sudah menceramahinya sejak 2 jam yang lalu

"Emang kenapa sih gamau nanya Mama?" 

"Bukannya gamau Ma, tapi Jae-hwa ngerasa bisa-bisa aja. Emang matematikanya aja itu ga jelas" jawab Jae-hwa yang tak sepenuhnya dusta, matematika memang tidak jelas, kan?

"Haduh, yaudah gini aja. Semester besok kamu les ya. Mulai kelas 12 itu, biar bisa masuk eligible Jae" Jae-hwa hanya pasrah sambil berdehem. Toh tidak ada salahnya, lumayan nanti dapat tambahan uang saku buat nongkrong

"Les beneran tapi, jangan nongkrong" gawat Mamanya tau rencananya

"Iya Mama" 

-----

Jae-hwa masih setengah sadar saat mamanya membuka gorden sambil membangunkannya. Ah iya hari ini adalah hari pertamanya menjadi murid kelas 12. Libur kemarin rasanya hanya sekejap saja. Jae-hwa segera bergegas mandi dan bersiap-siap menghadapi kehidupan (baca: sekolah)

"Duh lama banget sih, apel doang hampir satu jam" gerutu Jae-hwa yang kini sedang mengikuti apel pagi sebagai tanda hari pertama sekolah

"Cabut UKS yuk Jae" celetuk perempuan yang hampir tiga tahun menjadi chairmate-nya--Hotaru

"Yok, tapi lu yang pura-pura sakit ya?"

"Dih mana percaya orang-orang, dari tadi gue gerak mu--" percakapan itu seketika berhenti setelah pembina apel menyuruh semua orang untuk bubar dan kembali ke kelas masing-masing

"Nah, gini kek dari tadi" Mereka berdua pun berjalan bersama menuju kelas. Berdesakan dengan banyak orang yang juga sudah muak menghadapi apel pagi hari

Arah Sang Cinta dan Balasannya [Sunoo AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang