'7

132 18 0
                                    




•~•~•~•~•~•~•~•

Setelah Seno selesai dengan urusannya dikamar mandi, ia segera berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Kepala nya sangat pusing, bahkan pandangannya sudah kabur ditambah air mata nya yang tidak dapat dibendung.

Seno membuang nafas kasar lalu duduk di kursi belajarnya, mengambil cermin kecil melihat bagaimana kacau wajahnya sekarang.

Tisu yang menyumbat hidungnya, serta area kepala dan pelipisnya yang memar semua.

Tak lama ponsel nya bergetar, notifikasi dari pesan seseorang. Seno segera membuka ponselnya.

Raka

18.35

|No, sorry gua ga bisa
bantu lo tadi

|Lo sekarang gimana?

|dihajar lagi, ya? gua sempet
denger tadi. sorry

|kalo parah besok lo ga usah
masuk dulu. gua coba izinin.

18.37

Gpp, santai aja kali, Ka|

Gua ga bonyok' bgt|

Gausah izinin gua, bsk gua masuk|

Sori baru bales, tadi gua di wc bntr|

|Oh, ok kalo gitu.

|Telfon gua kalo perlu.

read.


Seno melemparkan ponsel nya kekasur setelah mensilent deringnya. Ia mengotak atik laptop nya memutar lagu, langsung ia menancapkan earphone di telinganya dan mulai menikmati semilir angin malam dari jendela.

"Untung aja, lo tadi pulang Ka." monolog Seno.

Satu jam habis digunakan Seno untuk melihat rembulan yang bercahaya dimalam hari.

Tok tok

Seno bergegas membuka pintu putihnya, nampak laki laki yang tak lain adalah Jerico, membawa sepelastik kresek yang entah isinya apa.

"Maafin gua, nih ada makanan." Jerico menyodorkan plastik kresek tersebut kepada Seno.

"Ya, makasih." ucap Seno hendak menutup pintunya kembali.

"Tapi awas lo ulangin lagi." setelahnya hanya dibalas deheman oleh Seno dan situtupnya pintu rapat rapat.

Seno kembali duduk dan meletakkan makanannya, sebenarnya Seno sedang tidak lapar, namun ia tetap bisa memakannya nanti.

Sekarang Seno rasanya sangat lelah, ia berbaring di kasur dan setelahnya semua gelap.

___________________

Pagi hari, matahari mulai terbit membawa sinarnya untuk menerangi bumi, tak dilupakan kamar Seno.

Perlahan kedua manik mata indah Seno mengerjap, mendengar begitu berisik alarm ponselnya.

VICTIMS OF WEALTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang