Page 25

8.1K 1.3K 128
                                    

Selamat membaca!

***

"Tuan, tolong luangkan waktu anda sebentar!"

Para wartawan masih terus berusaha untuk mewawancarai Van, namun orang yang diharapkan sedang dijaga ketat oleh para bawahan Judoc.

"Tuan muda, tolong tunggulah di dalam sebentar. Kami akan mengusir para wartawan terlebih dahulu." Ucap Milano.

Van hanya mengangguk, ia masuk ke dalam begitu Milano beranjak pergi.

"Kak Van!" Itu suara Adler.

Van menengok begitu namanya dipanggil.

"Aku senang kakak datang." Adler tersenyum lebar pada Van.

Van mengusap rambut Adler lembut, "Kau baik-baik saja?" Tanyanya.

Keduanya baru saja bertemu lagi semenjak kejadian Van yang jatuh pingsan pada saat itu.

Adler mengangguk, "Aku baik, apa kakak sudah baik-baik saja sekarang? Maafkan Adler karena tidak sempat menjenguk kakak pada saat itu." Ucapnya.

"Tidak apa." Balas Van.

Adler menggenggam tangan Van, "Ayo kita ke dalam." Ajaknya.

Van hanya diam begitu Adler menarik tangannya menuju ke dalam.

Tempat acara ulang tahun Zoey sebenarnya di selenggarakan di sebuah rumah yang memiliki taman luas. Rumah itu terlihat besar, namun terkesan sederhana.

"Rumah siapa ini?" Tanya Van sembari melirik ke sekitarnya.

"Umm....katanya rumah ini tempat special daddy Zagreus bersama tante Braelynn waktu pacaran dulu." Jawab Adler.

"Mama bilang, rumah ini banyak menyimpan kenangan mereka berdua." Lanjutnya.

Van terkekeh pelan, "Oh begitu. Aku kira rumah ini tempat persembunyian mereka."

"Lihat siapa yang datang?!" Seru Adler begitu keduanya sampai di ruang tengah yang terlihat sangat luas.

"Van?!" Tentu saja semuanya terkejut begitu melihat kehadiran Van ditengah-tengah mereka. Terutama, Zagreus, Isaac, dan Othello.

"Kenapa dia ada disini?!" Batin Katrien, kakak Braelynn.

Tatapan mata Van mengarah pada Zoey yang sedang bermain di karpet lembut. Ia diam memperhatikan bocah itu.

"Hidupmu memang sangat beruntung." Batinnya.

Van tidak iri, lebih tepatnya si '01' tidak merasakan iri. Hanya saja, ia terpikirkan dengan Van yang asli. Apakah anak itu sudah bahagia di sana? Seperti inikah impian Van yang asli? Menjadi seperti Zoey yang selalu dipedulikan oleh keluarga sekitarnya.

Kepalan di kedua tangan Van mengerat, "Atlas, aku memang tidak mengenal siapa dirimu. Tapi, aku ingin meminta satu hal padamu. Jagalah Van, temani adikmu di sana. Aku tidak ingin dia sendirian lagi." Batinnya.

"Kau datang," Sahut Demario dengan senyum tipisnya.

Van berdehem, ia melangkahkan kedua kakinya mendekat pada Zoey. Sedangkan yang lainnya hanya diam melihat.

"Kita bertemu lagi bocah." Ucap Van begitu dirinya sampai di depan anak itu.

Zoey mengangkat kepalanya ke atas, "Akak!" (Kakak!)

Van menarik baju belakang Zoey dan mengangkatnya ke atas.

"Van!" Zagreus dan Braelynn terlihat kaget.

Next ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang