Sasuke terbangun dan hal pertama yang ia lihat adalah atap putih dengan bau obat yang menguar memenuhi hidungnya. Sasuke sedikit meringis, dan satu hal yang ia tau saat ini dirinya sedang berada dirumah sakit.
Ah, Sasuke ingat semalam Hinata membawanya kerumah sakit dengan bantuan salah satu Hyuga lainnya. Dan Sasuke pingsan tepat saat mereka sampai ke rumah sakit.
Sasuke mencoba menggerakkan tubuhnya namun ia sedikit terkejut saat merasakan lengannya yang dipeluk erat oleh seseorang. Sasuke menunduk dan ia melihat surai indigo yang begitu ia kenal.
Senyum manis terpatri jelas diwajah tampannya, perasaan bahagia itu kembali memenuhi hatinya dan Sasuke benar-benar merasa ini seperti mimpi.
"Sasuke-kun jangan tinggalkan aku."
Sasuke bisa mendengar kekasihnya itu bergumam didalam tidurnya. Ia mengelus lembut surai indigo Hinata. Dengan sedikit kesusahan Sasuke mencoba bangkit, dan ia meringis dalam hati saat merasakan tubuhnya yang terasa begitu remuk.
Hyuga Hiashi benar-benar menghajarnya dengan membabi-buta, sungguh jika malam itu tidak menahan dirinya dengan kumpulan chakra yang ia alirkan keseluruh tubuhnya maka Sasuke yakin ia akan mati tepat saat Hiashi menekan seluruh titik lemahnya.
Sial, sepertinya Sasuke akan mendekam di rumah sakit setidaknya selama satu minggu.
"Sasuke-kun, kita akan memiliki anak jadi jangan tinggalkan aku."
Hinata kembali bergumam didalam tidurnya dan Sasuke yang mendengar itu merasakan perutnya seolah digelitik oleh ribuan kupu-kupu.
Sungguh, Sasuke masih tidak menyangka jika sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah. Rencananya untuk membuat Hinata hamil anaknya kini berjalan dengan lancar.
"Hinata." Bisik Sasuke pelan
Pria itu terus mengusap lembut surai indigo Hinata dengan senyum lembut yang masih menghiasi wajah tampannya. Hingga tidak lama kemudian Sasuke bisa melihat bagaimana Hinata yang bergerak didalam tidurnya dan membuka kedua manik indahnya.
Hinata mengerjabkan matanya dan ia sedikit terkejut saat merasakan elusan lembut di kepalanya.
"Sudah bangun tuan putri?"
Hinata segera menegakkan tubuhnya begitu mendengar suara lembut itu, manik amethys indahnya terlihat berkaca-kaca saat Hinata melihat Sasuke yang menatapnya dengan senyum lembut itu.
"Sasuke-kun..."
"Jangan menangis."
Hinata menggeleng namun ia segera memeluk erat tubuh Sasuke membuat siempu meringis pelan saat Hinata menerjang tubuhnya begitu saja.
"Aku sangat takut, kau membuatku benar-benar ketakutan semalam." Bisik Hinata semakin mengeratkan pelukannya
Sasuke semakin melebarkan senyumnya saat ia membalas pelukan kekasihnya itu "Aku tidak mungkin mati sayang."
"Tapi hampir." Ketus Hinata kesal, ia kesal karena Sasuke tidak menghindari pukulan ayahnya sama sekali
Sasuke yang mendengar itu terkekeh pelan menarik wajah cantik kekasihnya itu agar menatapnya. Sasuke tersenyum mengecup lembut bibir ranum Hinata lalu melumatnya dengan lembut "Aku mencintaimu." Bisiknya
Hinata mendengus namun setelahnya ia tersenyum menangkup wajah tampan Sasuke dengan kedua tangannya "Dan aku sangat mencintaimu Sasuke-kun."
Sasuke kembali mengecup lembut bibir ranum Hinata, melumatnya pelan dan hati-hati. Hinata memejamkan matanya merasakan ciuman lembut yang Sasuke berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Nightmare ✔️
Fanfiction"Ayo bercinta Sasuke-kun?!" "Kau gila Hyuga?!" ••• Hinata memutuskan untuk menyerah akan perasaannya terhadap sang pujaan hati membuatnya memutuskan untuk pergi sementara waktu dari desa, namun Hinata tidak menyangka kepergiannya malah membawa petak...