Dara Kanaya Najhela dan Dewa Djayana adalah sepasang sahabat yang memiliki hubungan sangat dekat. Ada beberapa faktor yang membuat keduanya bersahabat. Disebabkan karena rumah mereka yang berhadapan dan sering sekali bermain bersama walaupun umur Dewa yang berbeda satu tahun di bawah Dara
Sedari kecil, Dara memang sangat jarang atau bisa dikatakan hampir tak pernah mendapat kasih sayang dari orang tua nya. Bukan perkara dibenci atau dijauhi. Namun orang tua Dara selalu mengabaikan nya akibat sibuk dengan pertengkaran yang tak kunjung usai. Sampai pada suatu hari Dara mengenal Dewa yang selalu memperhatikan kesepiannya. Sejak saat itu Dewa selalu memberikan yang terbaik untuk sahabatnya.
Setelah duduk di bangku SD. Orang tua Dara di nyatakan sah untuk bercerai dan tak lagi satu rumah. Hak asuh anak berhasil direbut sang ibu dan mau tak mau, Dara harus mengikuti sang ibu pindah dari rumah lama nya. Yang dimana artinya Rumah Dara tak lagi berhadapan dengan rumah Dewa.
Seiring beranjaknya usia, mereka sudah mulai melupakan satu sama lain. Dara sudah memiliki kekasih yang dimana hubungan dara dan kekasihnya sudah berjalan selama 1 tahun. Saat duduk di bangku SMA. Dara memutuskan untuk mencari sekolah yang agak jauh dari rumah barunya dan memilih kos untuk tinggal sementara—setidak nya sampai lulus SMA. Dara berlari dari lorong sekolah menuju ruang kelasnya untuk mengikuti sesi tes pendaftaran. Tak sengaja menabrak seseorang, buku yang ia bawa terjatuh. Seseorang itu berbalik dan membantu Dara mengambil buku yang tak sengaja terjatuh. Saat mereka tak sengaja saling bertatapan, satu nama terlontarkan lewat mulut mereka berdua
"Dara?"
"Dewa?"Kompak mengatakan nya secara bersamaan. Mereka sadar, bahwa yang ada di hadapan mereka saat ini adalah sahabat kecil nya.
Dara yang telah SMA membuat Dewa terkejut dengan penampilan nya yang jauh berbeda setelah sekian lama tak bersua. Padahal waktu itu Dara dan Dewa masih berusia 5 tahun(Dara) dan 4 tahun(Dewa), Sejak terakhir pertemuan mereka. Dewa memang berbeda satu tahun di bawah Dara, namun Dewa lahir pada bulan januari tanggal 5. Yang dimana Dewa saat ini menjadi teman satu angkatan Dara walau masih berusia 15 tahun.
Setelah menyelesaikan kesibukan mereka dengan bertatap mata selama lebih dari 3 menit dan hanya terdiam dengan posisi yang sama yaitu tangan kanan mereka berdua yang tak sengaja berpegangan saat ingin mengambil map dan buku tulis milik Dara. Dewa akhirnya menyerahkan buku milik Dara yang terjatuh kepadanya nya dan pergi menuju ruang tes mereka masing masing. Dara berada di kelas IPS-5 dan Dewa di IPS-7.
Jam tes pendaftaran berakhir pada pukul 12.00 p.m. Rasa lapar yang menyerang Dara setelah tes membuatnya tertuju ke arah kantin sekolah. Bersama teman nya Karin, Semangkuk bakso yang ia pesan tak lama pun datang. Sejenak Dara tak memperhatikan bahwa bakso pesanannya sudah ada di depan mata. Dara memperhatikan seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan kulkas berisi minuman. Laki-laki itu kurang lebih berdiri di sana sekitar lima menit sebelum dia pergi ke kasir untuk membayar apa yang ia ambil dari kulkas itu. Laki-laki itu adalah Dewa yang menabrak Dara pagi tadi dan entah mengapa Dara terus memandanginya selama di sekolah. Sadar telah di tatap oleh seseorang, Dewa berbalik dan mendapati Dara yang menatap nya sedari tadi. Lamunan Dara hancur saat Karin mengingatkan nya bahwa bakso ada di depan matanya. Sekarang Dewa menghampiri Dara, bukan sekedar menghampiri, namun sekarang Dewa duduk di sebelah Dara. Dalam hati Dara berkata "nape ni anak". Banyak kecanggungan diantara mereka setelah sekian lama tak bertemu. Dewa tidak tau bagaimana kehidupan Dara setelah berpisah dengannya, begitupun sebaliknya. "Pindah kerumah lama, ra?", tanya Dewa memulai pembicaraan. Dara yang awalnya menikmati bakso nya tersedak dan melihat kearah Dewa. "Ga, gw ngekos sekarang di daerah sini". Waktu semakin siang dan sudah hampir tidak ada orang di sekitar sekolah. Karin sendiri memilih pulang duluan karena harus mengurus adiknya yang sedang sakit. Tersisa lah mereka berdua di sekolah itu. Pak Danu, selaku satpam di sekolah itu juga menyuruh keduanya untuk pulang karena sebentar lagi akan ada acara di gedung aula SMA. Terpaksa mereka berdua harus pulang bersama
Selama perjalanan pulang, tak banyak yang mereka bicarakan. Hanya sekedar bertanya kabar dan di mana letak kos yang Dara tinggali saat ini. Karena mau bertanya soal keadaan keluarga Dara saat ini pun juga tidak sopan menurut Dewa. Adapun obrolan kecil tentang hobi dan kegiatan yang sedang mereka berdua minati akhir-akhir ini. Dan sampailah mereka di depan kos yang saat ini ditinggali Dara. Kebetulan tempat tinggal mereka searah, jadi Dewa hanya tinggal lurus menuju rumah nya. Sebelum Dewa pulang ke rumahnya, Dewa sempat menanyakan nomer telpon milik Dara agar mereka bisa menghubungi satu sama lain. "Ra, boleh minta nomer nya ga?, kita udah lama juga ga ketemu." ucap Dewa. "Iya!, nih". Jawabnya sambil menyodorkan ponsel yang menunjukan nomer telfon nya. "Nanti kalo udah sampe rumah chat, ya!".
!FYI!
-the story ofc of my brain
-char ofc milik author
-100% fiksi.
-jika ada kesamaan dengan suatu pihak, kemungkinan besar tidak di sengaja
-my first time to writing in wp
-abaikan typo.
-enjoy reading!!!!oiyaa jangan lupa kasih saran² dan kritik di komen yaa, vote nya jugaa. thanks 4 reading my fake scenario:v oh iyaa ini juga wp pertama yang aku bikin. Sebelum nya belom pernah jadi kalo ada yang salah bisa di kasi tau di komenn, okeyy? dadaaa mwaa(。・ω・。)ノ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
DERA
General FictionSeperti halnya air dan tanah, walau terlihat menyatu saat diaduk tapi tetap akan mengendap. Seperti hal nya kita berdua. Walau akrab dan nyaman, jika bukan takdirnya maka akan berpisah.