4

12 5 0
                                    


"NOOOOOO!!!" Aku berteriak saat moncong botol yang barusan diputar Ajum berhenti tepat menghadapku. Hal ini menandakan aku yang harus meminum satu gelas penuh coca-cola campur kecap asin. Aku ingin muntah rasanya

"YEAYYY!" Manusia-manusia itu berteriak riang mengetahui aku terkana hukuman, bahkan bang Dylan juga ikut bergembira sambil berpelukan dengan Ega

"Ye ye semangat adek" Kak Adit menaik turunkan alisnya menggoda.

"Ayo diminum sayang" Ajum merayuku dengan menyodorkan gelas berisi cairan kematian. 

Wajahku bertekuk "Kalo sampe aku kenapa-napa salah kalian ya" Omelku. Jujur sejak awal felingku udah ga enak

"MINUM! MINUM! MINUM!"

"Ayo disedot sayang"

"Nyawa kamu aku sedot sini!"

"Buset ngeri amat"

"Dah minum cepet, terus balik" perintah abang sambil tersenyum miring

Aku pasrah mengangkat gelas menempelkan pada bibir dengan mata terpejam. Aroma asin bercampur coca-cola seketika langsung menyambut indra penciumanku, saat tiba-tiba gelas yang ku genggam ditarik hingga terlepas. Saat aku sadar, gelas itu sudah berpindah tangan.

"WEHEHEEE!!" Anak-anak bersorak riuh

"Gila-gila!"

"Apaan nih abangnya"

Mataku membulat, benar-benar kaget dengan tindakan yang dilakukannya barusan

"Kak, kakak  gapapa?" Aku menepuk-nepuk punggung kak Aksa, saat terbatuk meminum cairan buatan kak Rega

" Wahh gila-gila, yang diam menghanyutkan" Ega berseloroh sambil bertepuk tangan

"Mau dong digituin mas!" Kak Adit meledek

"Gas teross"

"Bang Dylan adeknya nih"

Abang datang menyodorkan segelas air putih pada kak Aksa yang masih terbatuk. "Minum nih" Abang duduk bersila di sebelahku memerhatikan 

"Dar lo ngerti kan aturan mainnya?" Ega kali ini kembali berucap

Aku menekuk alis tak faham "Aturan apa?"

"Saat lo kena dare tapi ga lo selesaiin, orang lain yang bantu selesaiin itu wajib minta satu permintaan yang wajib lo turuti" Jelas kak Rega.

"loh tadi tiba-tiba direbut kok" jawabku membela diri

"Tidak terima alasan ya cantik" kak Adit menimpali

"Jangan minta yang aneh-aneh ya Sa!" kak Eja menahan senyum yang disambut lirikan Abang. 

"Permintaan kakak apa?" Kalahku akhirnya, menoleh pada kak Aksa. wajahnya sudah tidak se merah sebelumnya.

Ia nampak berfikir sebentar "Nantilah gue pikir-pikir dulu" ucapnya dengan senyum jahil yang tersungging di wajahnya

"Wohohoo gas terooss" Ega menabok pundakku sok akrab

"Minta yang enak aja Sa"

"Bisa sekarang aja ga si??" Rengekku menatap bang Dylan meminta batuan, ia hanya mengendikkan bahu sebagai jawaban. Aku menegakkan badan hanya pasrah memilih menghembuskan nafas berusaha ikhlas.


---


Aku belari kecil memasuki kelas tepat sebelum bel jam pertama berbunyi. Ternyata anak-anak sibuk mengerjakan tugas yang belum dikerjakan, untung tugasku sudah selesai lebih awal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang