Di Suatu tempat di balai desa tepatnya ada kegiatan sunatan massal yang dimana anak anak, remaja maupun dewasa yang belum disunat untuk mengikuti sunatan massal tersebut
Dari data yang aku dapat dari panitia pelaksana nya ada 12 anak SMP 7 anak SMA 3 anak SD dan 2 orang dewasa
Dimana sunatan massal nya bersifat open room yang dimana tempat sunat nya di luar ruangan dimana hanya ada kursi tanpa penutup
Dimana ada 3 mantri sunat yang melakukan sunatan disitu aku dan 2 mantri lainnya yang usia nya diatas ku yang pengalaman nya lebih dariku
Setelah acara pembukaan selesai mulailah acara khitanan yang dimana saat acara berlangsung ada banyak anak anak dan remaja yang takut dan ingin kabur
Namun di halangi oleh orang orang yang berjaga di pintu keluar, dimana untuk kloter pertama kebanyakan masih anak anak SD yang masih cute haha
Kesulitannya mungkin di ukuran kemaluan yang masih kecil ya... Jadi kadang harus teliti
Menangis itu wajar karena masih anak anak yang usia nya 8-10 tahunan ya masih kecil banget lah
Saat mulai masuk usia 12 Tahunan sedikit lumayan kemaluannya mulai kelihatan dan masih terlalu lembut saat di potong meski sudah lumayan besarAda satu peserta yang sebenarnya masih 12 tahun tapi badannya lumayan tinggi dan besar mukanya sedikit ada unsur Chinese nya namun dia lemah sekali tidak bisa menahan sakit
Selain itu kemaluannya juga mengalami phimosis dimana sulit di buka, harus di masukan sebatang besi kecil untuk masuk ke dalam kulup nya agar bisa melihat seberapa bisa di potong dan saat sudah agak mudah baru ku jepit dengan kuat
Pisau pun ku ambil dan langsung ku potong kulup nya
Dia pun menangis dan kesakitan
"Ahhh.. ahhh.. loro loro" ucapnya
Namun kemaluan nya kecil walau putih mulus dan kepala kemaluannya berwarna pink
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTRI SUNAT
Fantasymenceritakan pengalaman seorang mantri sunat yang masih muda berusia 22 tahun dimana dia tinggal di desa yang penduduknya baru mau di sunat saat usia hampir dewasa atau remaja akhir menjadi tantangan dengan pada zaman itu metode sunat masih tradisi...