" Maafin Anna, Mah." Perempuan belasan tahun dengan perut yang membesar itu menatap nanar pada wajah wanita di sampingnya yang tampak pasrah, bekas air mata di wajah wanita itupun tak bisa ia abaikan.
Semua air mata itu, karena dirinya.
Wanita yang berumur hamper setengah abad itu hanya mengangguk pelan, mengusap perut putrinya yang terasa kencang. " Kamu sudah berkali-kali minta maaf sama mamah, Sayang. Semua ini bukan kesalahan kamu."
Perempuan bernama Anna itu hanya menunduk pelan, menatap tangan ibunya yang sedang mengusap perutnya. Sejak pagi perutnya terasa sangat kencang dan sakit, ditambah ada lender kemerahan yang keluar pertanda bayi di dalam perutnya ini akan segera masuk ke dunianya yang sedang tidak baik-baik saja. " Andai aku ngga ketemu dia, harusnya ngga akan seperti ini kan, Mah?"
" Mungkin memang seperti itu. Tapi, semua sudah tidak bisa diulang lagi. Biar ini jadi pelajaran buat kamu dan cucu mamah nanti. Kamu tenang aja, mamah udah biasa menjaga kamu dari kecil... jadi menjaga satu anak lagi tidak akan menyusahkan mamah sama sekali."
Anna semakin terisak, mengingat betapa bodohnya ia terkena rayuan dari kekasihnya. Lalu dengan teganya pria itu malah melanjutkan kuliah di luar negri, sementara dirinya dan masa depannya telah hancur. " Anna janji, Anna dan anak Anna nanti ngga akan menyusahkan mamah. Anna akan berusaha menjadi ibu yang baik."
" Ssstttt." Melinda—ibu Anna mengusap rambut putrinya perlahan. Bagaimana bisa ia memarahi anak perempuan yang pernah ia nanti-nantikan selama sepuluh tahun ini. " Kamu hanya perlu belajar dan kuliah yang benar, masa depan kamu akan baik-baik saja. Percaya sama mamah."
Anna mengangguk perlahan, meski ia cukup ragu. Lalu perutnya kembali terasa sakit, seakan ada yang mendorong begitu kuat dari dalam sana. Sayangnya ia terlalu takut untuk menangis kesakitan, ia malu merasa kesakitan karena kesalahannya sendiri.
Tiga puluh menit kemudian, bayi perempuan itu lahir dengan mata bulat yang begitu indah, juga pipi kemerahan yang sangat menggemaskan.
" Evelyn Seraphina. Kamu cantik sekali, Nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aku yang Dia Inginkan
RomanceBagi Anna, hidupnya sudah suram sejak remaja. Ia terpaksa menjadi ibu di usia delapan belas tahun, tanpa suami. Namun hidupnya cukup baik berkat ibu dan putri kecilnya. Anna sangat membenci pria tak bertanggung jawab yang membuatnya harus mengalami...