Mentari pagi perlahan mulai menyinari dunia. Kehangatan dari surya nya telah menangkal hembusan angin yang dingin. Dengan semilir angin yang berhembus, mengayunkan dedaunan yang bertengger di dahannya. Belum lagi kicauan merdu dari sekelompok burung yang berterbangan di atas langit biru. Gumpalan kapas putih yang berjejeran pun terlihat indah di cakrawala.
Seorang gadis dengan surai coklat dan iris pinknya bergegas menuju sekolahnya. Angin yang berhembus, berhasil mengayunkan surai coklatnya yang panjang. Dengan menenteng tas sekolahnya, Hoshino Hanna menikmati perjalanannya dengan santai.
Langkah kakinya terhenti, ia memandang beberapa pria dewasa yang kini sedang menghalangi jalannya. Gadis itu menghela nafas kecil. Sungguh, kenapa orang-orang seperti mereka selalu menganggu seorang gadis? Dasar sampah.
"Hei, gadis manis. Mari ikut dengan Onii-san ini," ucap salah satu dari mereka dengan senyuman cabul yang ditujukan pada gadis bersurai coklat itu.
Hanna menatap diam mereka, enggan menjawab. 'Apa langsung aku bereskan saja, mereka?' Batinnya berucap demikian sembari memandang rendah pria pria itu.
"Sepertinya gadis ini pemalu," celetuk pria dengan surai rambut yang acak-acakan.
"Kalau begitu, langsung ajak saja."
Pria yang tadi tersenyum cabul pada Hanna, hendak menyentuh lengan kanan gadis itu. Hanna menghela nafas pelan, ia melihat tangan pria itu yang hendak menyentuh tangannya. Baru saja dirinya akan menghajar pria itu, si pria tiba-tiba terlempar ke belakang.
"Oi, teme. Apa kalian tidak malu menganggu seorang gadis SMP?"
Gadis bersurai coklat itu melihat ke asal suara. Pria dengan surai putih sudah berdiri tepat di depannya, seakan sedang melindunginya dari pria pria itu.
"Ne, daijoubu?" tanya seorang gadis dengan surai coklat yang pendek.
"Kotoha, tetap di belakangku bersama gadis itu, ya. Aku tidak akan lama," ujar pria bersurai putih itu.
"Ha'i! Ganbare, Ume!"
Tak butuh waktu lama bagi pria bernama Ume atau Umemiya itu untuk mengalahkan pria pria tadi. Setelah semuanya tumbang, Umemiya menghampiri dua gadis yang sedari tadi menonton perkelahian nya.
"Kalian baik-baik saja, kan? Tidak ada yang terluka, kan? Katakan padaku kalau ada yang terluka!" Umemiya bertanya secara berturut-turut, membuat Kotoha harus memukul pelan punggungnya.
"Kami baik-baik saja. Jangan bersikap kekanak-kanakan seperti itu," ucap Kotoha menceramahi.
Umemiya menatap berkaca-kaca Kotoha. "Jahat sekali. Aku kan khawatir pada kalian," begitu katanya.
"Ah, benar. Apa kamu baik-baik saja? Pria tadi tida melukaimu, kan?" tanya Kotoha beralih menatap Hanna yang diam memperhatikan.
"Ah, ha'i! Daijoubu desu!" jawab Hanna.
"Syukurlah kita datang tepat waktu sebelum kau dibawa pria pria tadi," ucap Kotoha pada Umemiya.
"Daripada itu, akhir-akhir ini banyak sekali kejahatan disini," ucap Umemiya dengan serius. Benar, akhir akhir ini terlalu banyak kejahatan yang datang di kota mereka. Mulai dari pencurian, penculikan, dan kejahatan lainnya.
Kotoha mengapit dagunya, berpikir. "Benar juga. Kemarin katanya, toko Sato Obaa-san hampir di acak-acak oleh orang asing."
"Maa, apapun itu, syukurlah kita tidak terlambat." Umemiya menatap Hanna sembari tersenyum. "Untungnya pria tadi tidak melukaimu. Beruntungnya, aku dan Kotoha datang," katanya.
'Tidak. Yang sebenarnya beruntung itu adalah pria pria tadi,' batin Hanna membalas.
Gadis bersurai coklat panjang itu membungkukkan sedikit tubuhnya. "Terima kasih. Berkat kalian, saya jadi selamat," balasnya dengan sopan.
"Tidak masalah. Bagaimana kalau sebagai balasan, kau menjadi adikku juga--" Kotoha dengan senang hati memukul kepala pria bersurai putih yang berbicara seenaknya itu.
"Jangan dengarkan ucapannya, abaikan saja," ujarnya tersenyum kearah Hanna.
"Ah, iya." Hanna tersenyum canggung. Ya, wajar saja. Karena dia secara tiba-tiba dimintai menjadi seorang adik, siapa yang tidak terkejut?
"Oh iya, kita belum berkenalan, ya?" Kotoha mengulurkan tangannya ke hadapan Hanna. "Namaku, Tachibana Kotoha."
Hanna membalas uluran tangan itu. "Hoshino Hanna desu. Yoroshiku, Tachibana-san. Dan, terima kasih untuk yang tadi."
"Panggil saja Kotoha, dan untuk yang tadi itu bukan masalah," balas Kotoha tak mempermasalahkan. Toh, yang melawan pria pria tadi itu juga, Umemiya.
"Namaku Umemiya Hajime, panggil saja Nii-san!" seru Umemiya bersemangat.
Kotoha kembali memukul kepala Umemiya, berharap kalau kewarasan pria itu kembali.
"Berhenti main-main." Kotoha menghela nafas lelah. Dia heran, kenapa pria ini terlalu ingin seseorang menjadi adiknya?
"Anu ... saya harus ke sekolah, jadi ..." Kotoha dan Umemiya menoleh kearah Hanna. Benar juga, mereka sudah menahan-nahan gadis itu.
"Tentu saja. Maaf ya sudah menahan-nahan mu," ucap Kotoha merasa tak enak hati.
Hanna tersenyum. "Tidak apa-apa, kalian juga sudah membantu saya. Sekali lagi, saya berterimakasih pada kalian."
"Bukan masalah, kok."
"Kalau begitu, sampai jumpa!"
Kotoha dan Umemiya melambaikan tangan mereka pada Hanna.
Sejak saat itu, Umemiya ataupun Kotoha selalu berpapasan dengan gadis bersurai coklat panjang itu. Entah saat sedang du ganggu oleh preman ataupun saat sedang berbelanja. Bahkan ketiganya kini menjadi dekat.
Siapa yang menyangka, seorang Hoshino Hanna bisa dekat dengan seseorang hanya karena sebuah kejadian itu. Tapi, dibalik semua itu, ternyata sudah berada dalam skenario seseorang.
Tbc.
Tes tes!
Halo halo semua! Welcome di story pertamaku ya! Mohon di koreksi kalau ada salah kata atau kurang jelas.
Btw, panggil aja aku Ra, jangan author atau kak, apalagi sampe 'min'.
Disini kenapa Ra pake marga Hoshino? Gak ada alasan khusus sih, cuma penggemar anime Oshi No Ko aja, wkwk.
Cerita ini bakal di ambil dari beberapa episode atau loncat dari episode, jadi maaf kalau ada yang nunggu scane gelud nya Bofurin sama Shishitoren.
Paham gak? Nggak? Sama kok Ra juga.
Maksudnya tuh, gak di ambil dari episode pertama kedua ketiga. Satu chapture mungkin bisa dari episode 5 terus bisa lanjut ke manga nya.
Jadi gak harus nunggu dari anime nya, soalnya Ra lebih berpatok sama manga nya sih, hehe.
Terus apalagi ya? Ah! Mungkin ada beberapa chapture yang gak ada di anime atau manga nya, kaya semacam kilas balik OC Ra yang lain.
Jujurly sebenernya Ra ragu mau publish ini cerita, soalnya setiap dibaca ulang kaya banyak banget typo nya. Jadi buat readers Ra tercinta, tersayang, dan terhormat, tolong koreksi kalau misal ada typo. Ra menerima semua kritik dan saran tapi dengan sopan.
Oke, see you in the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Purpose (On Going) || Wind Breaker Fanfict
Short StorySMA Furin, sebuah sekolah bagi kaum degenerasi yang hanya dikenal karena kekuatan tawuran mereka. Bahkan kekuatan yang mereka gunakan ini melindungi kota dari siapapun yang mengancam. Siapapun pasti tahu, bahwa yang memimpin sekolah itu adalah Umemi...