Bab III: Gossip

6 1 0
                                    

Pertemuan dengan Profesor Duncan selalu berjalan singkat. Drystan tidak mengerti kenapa laki-laki yang bertanggung jawab atas dewan keamanan siswa itu selalu mengadakan pertemuan jika tidak ada hal penting yang dia sampaikan. Profesor Duncan hanya menanyakan kondisi mereka, anggota dewan keamanan siswa, lalu mencocokkan data hukuman seminggu terakhir.

Dia dan beberapa anggota lainnya kini sedang bersantai di taman yang berada di atas gedung institut. Taman itu cukup luas dan memiliki fasilitas yang lengkap, mereka bukan satu-satunya siswa di sana saat ini, mengingat sedang jam kosong, alhasil banyak siswa sedang menghabiskan waktu di sana.

Drystan berencana untuk mencari tempat yang sepi andai saja Joshua tidak meminjam kartu pelajarnya untuk membeli makanan di kantin institut karena kartu milik pemuda itu tertinggal di ruang dewan keamanan.

Drystan terlihat duduk bersandar dengan malas di salah satu kursi, satu tangan menyangga pipi selagi ia memejamkan mata menikmati angin yang berhembus.

"So" Daniel, salah satu anggota dewan keamanan siswa yang baru saja bergabung, mengambil kursi di hadapan Drystan. "Kau berteman dengan si manusia buatan itu, Drystan?"

Aelke, gadis berambut ikal panjang yang duduk di kursi di samping kiri Drystan melirik ke arah Daniel dari majalah yang sedang ia baca, kemudian matanya yang jernih beralih melirik pada sang ketua.

Perlahan mata biru itu muncul dari persembunyiannya. Drystan menatap Daniel tanpa minat dan malas.

"Manusia buatan?" Sepertinya Aelke tidak memahami apa yang dikatakan Daniel. Sebagai gantinya pemuda dengan kekuatan tembus pandang itu mengangkat satu alisnya.

"Serius kau tidak tahu?" Daniel bertanya balik. "Kael anak kelas hijau, dia manusia buatan institut ini"

Aelke mengeluarkan suara oh setelah dia mengingatnya. "16KL, ibuku memanggilnya Sixteen. Tapi aku belum pernah melihatnya langsung, aku hanya mendengar dari anak-anak yang lain"

"Itu lebih terdengar seperti nama seri suatu produk" Daniel mendengus. Aelke hanya mengangkat bahu.

"Apa itu sebabnya dia diberi nama Kael? Dari nama serinya KL?" Joshua yang muncul secara tiba-tiba mulai membagikan cemilan yang ia beli dengan kartu identitas Drystan. Dan tampaknya hal itu sudah biasa, karena tidak ada satu pun dari mereka yang terkejut saat Joshua muncul setelah berlari secepat cahaya.

Drystan mengambil kartu identitasnya kembali dan ia simpan di dalam saku blazer. Joshua duduk di samping Daniel, membuka minuman kaleng yang kemudian ia teguk dengan cepat.

"Mungkin, bisa jadi. Ada apa dengannya?" Aelke tampak penasaran.

"Aku pernah bertemu dengannya di ruang penyimpanan. He's look normal tough, hanya kulitnya lebih pucat dari Daniel" kata Joshua lagi.

"Aku hanya penasaran. Karena kemarin Drystan datang ke kelas gabungan bersamanya. You have no idea, everyone in that class never shut their mouth since then"

Drystan sepertinya tidak tertarik dengan obrolan itu. Sejak tadi dia hanya diam dan sesekali meminum jus yang dibagikan Joshua padanya. Seolah dia memiliki hal lain yang saat ini ia pikirkan, Drystan ingat apa yang tadi dikatakan oleh Daniel dan meskipun hal itu bukan hal yang penting baginya, entah kenapa hal tersebut kembali berputar di dalam ingatannya seperti.

Begitu Kael membuka pintu kelas, suasana di dalam mendadak berubah. Saat sosok Drystan berjalan masuk tepat di belakang Kael, banyak dari mereka terlihat kebingungan dan terkejut. Hingga banyak pasang mata di sana mengikuti seiring langkah Kael dan Drystan yang sedang menuju tempat duduk mereka.

Sebuah kebetulan karena mereka datang di detik-detik terakhir sebelum kelas dimulai, Kael tidak memiliki pilihan untuk memilih tempat duduk yang sedikit lebih jauh dari Drystan. Ketua keamanan siswa itu duduk tepat di belakang kursinya, dan jarak mereka dipisahkan dengan sebuah kanvas yang masih bersih.

16 (Sixteen) | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang