"Emang boleh cewek masuk kesini?"
"Gaboleh, inikan asrama putra"
"Terus cewek tadi siapa?"
***
Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Terlihat seorang pria paruh baya berjalan memasuki sebuah gedung asrama bersama dua pemuda yang mengikutinya dari belakang.
"Di asrama ini masing-masing kamar diisi empat sampai lima orang" kata salah satu penjaga asrama menjelaskan kepada kedua pemuda itu.
"Nah, ini kamar kalian" pria paruh baya itu berhenti di sebuah pintu. Lalu ia mengetuk pintu itu hingga seorang laki-laki muda muncul dibalik pintu.
"Atha, ini ada murid pindahan yang akan tinggal disini bareng kalian"
Lalu pandangan pak Joni berpindah pada kedua murid pindahan itu "ini Milan dan ini Hariz"
Seketika pemuda berambut poni itu menyapa keduanya dengan tersenyum ramah tentu saja Milan dan Hariz membalasnya.
Beberapa detik kemudian terdengar suara gagang pintu membuat keempatnya melihat ke arah kamar yang tepat di depan kamar Atha dan lainnya. Menampilkan seorang remaja laki-laki memakai kaos oblong dan celana panjang dengan sekantong kresek di tangannya.
"Lho Dipta kamu kok di kamarnya Revan?"
"Saya kan disuruh pindah kesini pak, supaya Revan gak sendirian"
"Oh iya, bapak lupa"
Lalu pak Joni terdiam sejenak seperti memikirkan sesuatu. Sementara anak-anak itu juga ikut terdiam. Apalagi Dipta ia terlihat bingung melihat dua orang yang tidak ia kenal berdiri di depannya ini.
"Hmm... Gini aja, kalian berdua kamarnya bapak pisah gakpapa?" tanyanya pada Milan dan Hariz.
"Soalnya supaya agak seimbang aja, kamar no 11 empat orang, kamar no 12 tiga orang, gimana?" sambungnya.
"Saya sih terserah bapak aja" jawab Milan.
"Saya juga" sahut Hariz.
"Baiklah kalo begitu, kalian pilih sendiri mau di kamar yang mana"
Namun keduanya kompak terdiam. Karena tak kunjung ada yang memilih, Hariz menyenggol bahu Milan lalu membisikkan sesuatu.
"Lu dimana?"
"Terserah"
"Kaya cewek aja apa-apa terserah" batin Hariz.
"Saya di kamar ini aja pak" tunjuk Hariz ke kamar Atha.
"Oke, berarti Milan di kamar no 12 ya"
"Iya pak"
"Yasudah, bapak tinggal dulu. Atha, Dipta, bapak titip dua anak pindahan ini"
"Siap pak" jawab keduanya kompak.
Sebelum pak Joni pergi, Milan dan Hariz tak lupa mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih banyak pak"
"Sama-sama, semoga betah disini" ujarnya sebelum melangkahkan kakinya menjauh dari mereka berempat.
"Nama lo berdua siapa tadi?" tanya Dipta pasalnya ia keluar setelah pak Joni memperkenalkan keduanya pada Atha.
"Gue Milan" Milan mengulurkan tangannya.
"Dipta" membalas jabatan tangan Milan.
"Hariz"
"Dipta"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chase
Mystery / ThrillerTujuh pemuda yang berusaha mengungkap misteri disekolah mereka. Dengan berbagai teror yang menakutkan hingga mengancam nyawa. Kisah Milan dan teman-temannya dalam mengejar bahaya demi suatu kebenaran.