2 :: 引き返す

48 7 0
                                    

Berjalan tanpa memperdulikan salju yang kini sudah banyak menghujani dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan tanpa memperdulikan salju yang kini sudah banyak menghujani dirinya. Rasa dingin tersebut tak lebih dari perasaan yang dirasakan sekarang. Jauh tak sebanding dengan penyesalan yang tak bisa ia utarakan secara langsung dan berakhir terbenam didalam hati entah sampai kapan.

Setiap ia membalikkan badan melangkahkan kaki menjauh dari kotak pos yang selalu ia datangi setiap bulannya. Begitu pula perasaan bersalah semakin memberat seakan menekan pundaknya. Dengan berbagai kenangan terakhir mereka terputar dalam benak bagaikan kaset yang rusak.

Hingga salah satu kenangan yang terlintas membuatnya memberhentikan langkah. Membalikkan badan kembali menatap kotak pos yang masih tak jauh darinya itu.

"Apa kau percaya seseorang dapat mengubah nasib yang sudah terjadi?"

"Apakah nasib dapat berubah seandainya aku meminta dirinya kembali?" Gumamnya entah bertanya pada siapa. Padahal tak ada seorang pun disekitarnya.

Lama ia terdiam sebelum memilih meninggalkan tempat tersebut.

Aku pasti sudah gila, pikirnya.

Shinyu tak menyadari bila pertanyaannya barusan telah didengar dan membuat kotak pos yang tadinya terkesan biasa kini mengeluarkan semburat kilas cahaya terang didalamnya.

Seseorang telah mendapatkan keinginannya.

Shinyu yang terbiasa terbangun di pagi hari, memilih membereskan lebih dulu tempat tidurnya lalu bersiap-siap mandi dan mengenakan sweater putih beserta mantel coklat satu-satunya yang ia miliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shinyu yang terbiasa terbangun di pagi hari, memilih membereskan lebih dulu tempat tidurnya lalu bersiap-siap mandi dan mengenakan sweater putih beserta mantel coklat satu-satunya yang ia miliki.

Hari ini ia berencana ingin keluar lagi meski cuaca diluar masih teramat dingin. Mengunjungi seseorang yang sudah lama tidak dijenguknya meski tetap saling berkontak.

Kenzie Ishikawa, kakak kandung Fumiko yang masih tinggal di kawasan kota kecil, Kin. Sementara Shinyu yang dulunya merupakan tetangga mereka kini telah berpindah cukup jauh darisana agar bisa lebih dekat dari tempat kerja yang berada pada kota besar daerah Okinawa.

Pemuda itu memilih menggunakan kereta bawah tanah yang bisa langsung terakses menuju rumah lama. Namun dikarenakan sedang banyak yang menggunakan kereta di jam-jam pagi begini, tanpa sadar ia menyikut pelan lengan seorang gadis berpakaian hoodie beige dengan tudung yang dikenakan dan juga topi coklat yang menutupi separuh wajahnya.

"Maaf, aku tak sengaja." Spontannya dan diangguki cepat oleh si gadis tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Apa dia seorang tuna wicara? Pikir Shinyu sesekali memperhatikan gadis yang berada di sampingnya itu sepanjang di dalam kereta. Beruntung dia lebih pendek jadi tak menyadari tatapan yang diberikan Shinyu padanya.

Bosan menunggu ditengah keheningan karena perjalanan yang cukup jauh, Shinyu memperhatikan sekitar yang masih banyak penumpang. Menangkap salah satu hal yang membuatnya sedikit penasaran.

Film yang sedang ditonton gadis yang tak ia ketahui namanya ini melalui ponsel merupakan film anime yang pernah ia tonton bersama dengan Fumiko dahulu.

Ia ingat kala itu Fumiko dengan antusias ingin memutar film tahun 2002 berjudul *Hoshi no Koe di televisi rumah yang tersambung ke ponsel, mengundangnya datang untuk ikut menonton bersama.

Film yang menggambarkan sebuah kisah cinta yang terjadi di antara dua orang yang terpisah oleh jarak yang sangat jauh di antara bumi dan luar angkasa.

Seperti kisah dirinya sekarang.

"Aku bahkan tak bosan-bosan menontonnya lagi, padahal ini sudah kesekian kalinya kuputarkan. Kisahnya begitu menyedihkan, makanya aku sekalian membawakan kotak tisu ini disini."

Shinyu tersenyum membayangkan kembali kenangan bersama Fumiko dengan senyuman cerianya yang tak pernah pudar.

Aku benar-benar merindukan senyumannya.

Batinnya berkata demikian sembari memejamkan mata membayangkan kenangan lain yang juga terdapat sosok gadis itu, tersenyum manis yang hanya ditujukan untuknya seorang.

TIK

Suara dentingan ringan pada jam dinding seketika bergema di telinga Shinyu. Pemuda itu lantas mengernyitkan dahi.

Bukankah dia sedang berada di dalam kereta, mengapa bisa ada suara dentingan jam dinding?

Ia lalu membuka mata. Terkejut ketika memperhatikan tak ada seorang pun di gerbong kereta padahal jelas-jelas tadi ia masuk hingga hampir saja terhimpit oleh desakan penumpang yang juga ingin masuk ke dalam.

Mulutnya yang terlanjur menganga tak sanggup ia katup kembali. Bulu kuduknya pun sontak meremang tanpa sebab. Ia ketakutan, jujur saja.

"Kau tak perlu takut. Aku sengaja memindahkanmu sementara ke dimensi ini agar aku dapat berbicara berdua bersamamu."

"Siapa kau?!" Seru Shinyu mengedarkan pandang secara was-was.

"Kau tak perlu tahu siapa aku. Yang jelas aku sudah mendengar keinginanmu dan juga sudah kukabulkan. Namun ada resiko besar yang menanti bila kau tetap berusaha merubah nasib yang telah tertulis. Kau tak bisa selamanya mempertahankan gadis itu disisimu."

"Apa maksudmu? Keinginan dan resiko apa yang kau maksud?" Pemuda itu masih tak bisa mencerna semua yang dikatakan suara asing tanpa asal-usul tersebut.

"Aku tak bisa memberitahukan semuanya. Sisanya aku serahkan kepadamu, Shinyu Takahashi."

*Hoshi no Koe (Voices of a Distant Star) : film anime adaptasi novel tahun 2002 yang ditulis serta disutradarai oleh Makoto Shinkai, penulis Kimi no Na Wa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Hoshi no Koe (Voices of a Distant Star) : film anime adaptasi novel tahun 2002 yang ditulis serta disutradarai oleh Makoto Shinkai, penulis Kimi no Na Wa.

引き返す [Shinyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang