Tian membuka kaca mata hitam yang ia gunakan, melihat sekeliling bandara yang ramai. Senang rasanya bisa mendengar obrolan orang dengan menggunakan bahasa yang sangat familiar baginya.
Hampir tiga tahun ia menetap bersama kakek dan neneknya di Canberra, Australia. Ia sempat berpikir tidak akan kembali tapi sang ayah tiba-tiba saja mengijinkannya untuk melanjutkan sekolah di sini.
"FINALLY...... I'M HERE!!!!!!!!!!!" teriak Tian membuat semua orang menatapnya terkejut.
Tian tidak peduli ia dengan semangat berjalan keluar bandara sambil membawa kedua koper besarnya. Membiarkan kedua koper dan tasnya masuk ke mobil jemputan, sedangkan dirinya pergi ke halte bus untuk berkeliling terlebih dahulu.
DLC by Stray kids menemani dirinya melihat pemandangan kota di dalam bus, Tian menaikan volume pada headphone miliknya. Selama tujuh belas tahun hidupnya ia belum pernah naik bus atau angkutan umum karena kedua orang tuanya melarang, begitupun saat ia berada di Australia.
Tian turun saat melihat keramaian di sebuah taman yang luas, sepertinya ada festival yang di adakan oleh sebuah kampus.
Banyak anak-anak sekolah yang memakai seragamnya, kebanyakan dari mereka membawa alat musik. Sepertinya mereka peserta yang akan tampil.
Tian melipir ke stand minuman, cuaca cukup panas hari ini membuat dirinya haus.
Tian melepaskan headphone nya membiarkan benda itu melingkar di lehernya, saat ini ia tengah kagum melihat penampilan sebuah band.
"Mereka dari sekolah The Ars, gudangnya para seniman. Ini pesananmu, selamat menikmati festival." ucap mahasiswa yang menjaga stand.
"The Ars...." gumam Tian.
Penampilan band itu membuat pengunjung terlihat lebih bersemangat.
☆♬○♩●♪✧♩
Tiga hari kewalahan karena jet lag yang ia alami, akhirnya Tian berhasil beradaptasi. Siang itu ia tengah melihat dokumen yang berisi rekomendasi sekolah.
Mata Tian tertarik pada sebuah dokumen yang bertuliskan 'The Ars School'.
"Hm... Ini bukannya sekolah band waktu itu ya." lirih Tian.
Setelah menghabiskan waktu membaca Tian akhirnya memutuskan untuk memilih The Ars School.
Saat makan malam, Tian memberitahu sekolah pilihannya dan beruntung sang ibu setuju walaupun ayahnya terlihat ragu.
Setelah makan malam Tian kembali ke kamarnya di ikuti seekor demit di belakangnya.
Archen Lee, adiknya yang satu tahun lebih muda dan saat ini duduk di kelas 10 memiliki postur tubuh tinggi dan tegap.
Dengan santai Archen tidur di kasur Tian, Tian sendiri memilih untuk duduk di karpet dan bersandar pada kasur. Keduanya akan maraton film, karena besok hari libur.
"Lo beneran masuk sekolah itu?" tanya Archen.
"Hm...."
"Mending lo satu sekolah sama gua dah."
"HEH SAIPUL!!! sekolah lo itu khusus atlet ya, gak cocok buat gue yang mageran lagian kita beda bidang keahlian. Gue liat-liat jurusan sekolah seni lukis mereka bagus, guru-guru nya juga tersertifikasi."
"Tapi gua denger sekolahannya aneh."
"Otak lu yang aneh."
"Etdah gak percayaan amat lu sama gue."
Tian tidak menghiraukan ucapan Archen, ia lebih fokus melihat film yang sedang berlangsung.
☆♬○♩●♪✧♩
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHULGEHEIMNIS
HorrorTian tidak tahu jika keputusannya untuk kembali ke tanah kelahiran dan bersekolah di The Ars School, akan membawanya ke sebuah pengalaman yang tidak masuk akal selama hidupnya.