Chapter III

8 7 0
                                    

Kuaci yang berada di tangan Ruby terbang membuat ruang tamu apartemen miliknya dan Alexsya berantakan. Saat hendak membuka bungkus kuaci tiba-tiba Alexsya menggebrak meja membuat teman-temannya kaget.

"Lo punya masalah hidup apa sih caaaa!!!" kesal Tian sambil memegangi dadanya.

"Pergi kalian!!" bentak Alexsya.

"Si anjir malah ngusir." Tian.

Aileen menutup mulut Tian menggunakan tangannya dan mengisyaratkan untuk diam saja.

"Pergi jangan ganggu Tian!!!" Alexsya.

Bulu kuduk Tian seketika berdiri, suhu apartemen tiba-tiba menjadi sangat dingin.

"Si eca dukun kah?" bisik Tian pada Aileen.

"Bukan dukun tapi temennya setan dia mah." celetuk Ruby yang langsung mendapatkan geplakan di kepalanya.

"Cuma bisa liat aja." ucap Alexsya.

"Terus tadi kenapa lo bawa-bawa nama gue?" Tian.

"Kayaknya itu penghuni gedung apart deh, soalnya waktu Ai pertama kesini juga tuh hantu ngikutin." Alexsya.

"Napsuan tuh hantunya." Ruby.

"By jangan sampe kamu aku lempar keluar balkon ya!!" Aileen.

"Ruby anjing Ruby!!! Jangan by ba by bu, orang-orang ntar salah sangka Ai!!!!" Ruby.

"Loh aku bukan manggil kamu baby tapi babi." Aileen.

"Jadi Ruby ini anjing atau babi, Ai?" tanya Tian.

"Dedemit." jawab Aileen.

Alexsya dan Tian tertawa mendengar penuturan Aileen dengan tampang polosnya, sedangkan Ruby yang tengah memunguti kuaci hanya bisa memaki pelan.

"Eh btw, kemarin gue ketemu cowok tampangnya agak serem soalnya rambutnya gondrong mana diwarnain lagi." ucap Tian.

"Dimana?" Alexsya.

"Di gedung tempat latihan, lantai paling atas kelas pojok kanan. Jadi kan gue kira gak di pake tuh ruangan soalnya rata-rata kan kegiatan eskul pada di lantai bawah, eh ternyata ada dia." Tian.

"Tapi setau gue emang cuma lo orang gila yang naik ke lantai paling atas sih." Ruby.

"Hah?" Tian.

"Gini ya, semenjak ada siswi yang gantung diri di lantai paling atas orang-orang jadi gak berani naik soalnya emang serem pol kalau ruangan atas. Eca aja banyak liat hantu hilir mudik di sana." Ruby.

"Ck... jangan gitu dong kan gue jadi takut tapi tempatnya nyaman anjir, selama tiga jam di sana gue gak nemu hal aneh kok. Cuma nemu tuh cowok doang." Tian.

"Syukur deh kalau begitu, tapi kamu mending jangan berurusan sama cowok itu. Takutnya dia anak berandalan dari jurusan lain." Aileen.

"Tapi cowok yang lo liat itu napak lantai kan ya?!" Alexsya.

"NAPAK LAH GILA!!! orang sebelum pulang gue sempat ngintip bentar terus tuh cowok lagi dance." Tian.

"Lagu pop?" tanya Aileen yang di anggukki Tian.

"Berarti rumor lantai atas berhantu bohong, selama ini lagu yang kita denger itu emang di putar sama orang." ucap Aileen.

"Lagian percayaan banget sama yang kayak gitu dah kalian." Ruby.

"Ucap orang yang tengah malem ke kamar mandi harus ditemenin." Alexsya.

"Pantek malah buka kartu." Ruby.

"Mending kita tidur sekarang, besok bisa-bisa kita telat sekolah." ajak Aileen.

Sepulang sekolah tadi Aileen mengajak Tian untuk menginap di apartemen dua sahabat rantaunya, tadinya Tian menyarankan agar menginap saat weekend tapi Alexsya setiap weekend akan pulang ke rumahnya yang berada di luar kota.

SCHULGEHEIMNISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang