2. Sosok Pengukir Bekas Luka

71 7 1
                                    

Happy Build's Day, akhirnya kita bisa lihat akting-nya Biu lagi. Lea gak peduli dengan yang satunya, hari ini mari kita rayakan.

***

Hari masih pagi, tapi orang-orang di kota kecil ini sudah sibuk. Jalanan cukup ramai, dipenuhi oleh para pengendara motor yang baru pulang dari pasar tradisional. Di sisi jalan, banyak para pejalan kaki yang sedang berolahraga, ini hari minggu. Aku juga memiliki sedikit waktu luang, kuputuskan untuk berolahraga di sekitar taman.

Aku tidak menyangka paman akan mengikuti kegiatanku. Sekarang di sinilah kami berdua, di dalam kafe, pamanku tepar di atas mejanya, dia tidak pernah berolahraga. Hidupnya didekasikan untuk pekerjaan yang tiada habisnya. 

"Sudah kubilang 'kan? Fisik Paman tidak akan kuat untuk mengikuti kegiatanku."

"Kamu bilang, hanya olahraga ringan, Vegas. Mana aku tahu, kamu malah mengajakku lari sprint plus marathon."

"Loh, itu memang olahraga ringan, bahkan baru pemanasan saja, Paman."

Ekspresi di wajah paman sangat lucu, dia terlihat cukup frustasi untuk mengacak-acak rambutnya sendiri. "Terserahlah, Vegas. Aku mau ke kamar mandi dulu, tolong ambilkan pesananku nanti."

Paman tidak butuh persetujuanku, dia langsung melenggang pergi dengan langkah gontai, bahkan kaki-kakinya diseret pelan. Pamanku benar-benar manusia terunik di muka bumi ini. Aku selalu merasa terhibur ketika berada di dekatnya. Paman tidak pernah mempertanyakan hal-hal aneh yang terjadi padaku. Bahkan ketika dia menyaksikan itu dengan kedua mata kepalanya sendiri.

Termasuk ketika aku terbang waktu bermain layang-layang di lapangan.

Waktu itu aku tidak melakukan apa pun. Aku hanya ingin mengejar layang-layang yang putus, tapi tiba-tiba teman-temanku berteriak memanggil-mangil namaku, dan ketika aku melihat ke bawah, ternyata kakiku sudah tidak menyentuh tanah. 

Semua orang tentu terkejut, kecuali pamanku. Sejak saat itulah aku tahu, bahwa ada sesuatu yang tidak biasa di dalam diriku. Aku tidak merasa bahwa aku adalah manusia super karena setelah hari itu, aku tidak pernah bisa terbang lagi, tak peduli seberapa keras pun aku berusaha. Aku akan tetap jatuh dan terjerembap ke tanah.

"Pesanan atas nama Vegas!" Suara sang barista membuatku bangkit dari tempat duduk. Rencanaku hari ini sudah terlanjur berantakan, jadi aku setidaknya ingin meminum sesuatu yang segar. 

Dua minuman sudah tersaji di atas nampan. Tanganku hampir meraih nampan itu, tapi tiba-tiba ada satu tangan asing yang mengangkat gelas plastik milikku. "Apa yang-" Sontak aku menoleh, aku berniat untuk menegur orang yang sudah sangat tidak sopan mengambil minumanku, tapi orang itu malah tersenyum ke arahku.

"Maaf, saya sedang sangat terburu-buru, bolehkah saya yang lebih dulu mendapatkan minuman lidah buaya ini?" Bibirnya yang melengkung ke atas itu terlihat indah, bahkan kerling matanya tampak seperti bulu merak yang sengaja dikibaskan untuk menggoda si betina, tapi dia sedang berhadapan denganku, dan aku laki-laki.

"Apakah anda keberatan?" Dia bertanya lagi, mungkin untuk memastikan. Aku tidak tahu sihir apa yang dipakai olehnya, seketika semua emosi negatif dalam diriku menghilang, digantikan oleh getaran aneh yang membuat tubuhku terasa lebih ringan.

"Sure, aku bisa memesannya lagi."

"Thank you." Lelaki itu melenggang pergi sembari membawa gelas plastik berisi minumanku. Langkah kakinya terdengar berirama di telingaku, dia laki-laki, tapi entah kenapa aku merasa dia memiliki aura keibuan, mungkin karena aroma chamomile yang sangat lembut ini, wewangian yang tidak biasa dipakai oleh laki-laki. 

Butuh beberapa detik untuk mengalihkan perhatian dari ketukan langkahnya. Aku langsung menoleh ke arah barista. "Saya pesan satu minuman lagi ya, yang sama seperti tadi."

The Rule Of Cruel CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang