Gelap. Aku tiba-tiba diseret ke dalam ruangan yang sangat gelap oleh setitik cahaya yang bergerak secepat kilat. Ruangan ini terasa sangat sempit, sekarang aku tidak tahu apakah mataku terbuka atau tertutup karena semua yang kulihat hanyalah hitam pekat. Aku berusaha menggapai dinding dengan langkah yang terombang-ambing. Rasanya lantai yang kupijak tidak rata, itu kenyal seperti Jelly.
Aku tidak bisa berdiri tegap, yang bisa kulakukan adalah merangkak perlahan, tapi sebelum aku bisa menemukan jalan keluar, tiba-tiba ruangan itu berguncang, ada suara rancak yang aneh, terdengar seperti suara alat musik. Suara itu kian nyaring hingga membuatku tersentak. Aku menghela napas, mataku terbuka, pandanganku mengedar. Aku tidak berada di ruangan aneh itu, melainkan di kamarku.
Apa aku bermimpi lagi? Tapi irama rancak itu masih bisa kudengar, suaranya bersumber dari luar kamarku. Aku segera menyingkirkan selimut, berjalan mengikutinya, rumah ini sebenarnya cukup luas, ada banyak tempat yang bisa dijadikan tempat persembunyian bagi penyusup, aku pikir begitu. Namun, rupanya suara itu bukan berasal dari hal-hal yang kubayangkan, melainkan pamanku.
Astaga, lihatlah lelaki itu! Dia mengenakan pakaian aneh lagi. Kali ini entah bagaimana cara mendapatkannya, pamanku memakai kasaya. Itu adalah pakaian khas biksu. Dia bahkan membawa muyu, alat musik itu yang sedari tadi ditabuh oleh pamanku. "Apa yang sedang kau lakukan, Paman?"
"Aku sedang sembahyang, Vegas, jangan menggangguku!"
"O-oke, tapi sejak kapan kau percaya Tuhan? Bukankah kau atheis?" Pamanku tidak langsung menjawab, dia merapalkan sesuatu, entah doa dalam bahasa apa yang dia ucapkan, aku tidak mengerti. Sejak aku pindah ke rumah ini, pamanku tiba-tiba menjadi alim, dia memenuhi rumahku dengan aksesoris keagamaan.
"Aku percaya hanya kekuatan Tuhan yang bisa melindungimu, Vegas."
"Tapi Tuhan yang mana?" Aku memerhatikan patung dewa yang sedang disembah oleh Paman, lalu beralih menatap lambang salib yang bertengger di atasnya, kemudian bergeser ke samping untuk menatap foto ka'bah dengan potongan ayat suci al-quran. Ini perubahan yang sangat drastis, pamanku yang atheis tiba-tiba mempercayai banyak Tuhan sekaligus.
"Kita tidak akan pernah tahu, Tuhan siapa yang memiliki kekuatan paling besar, Vegas, itulah sebabnya aku menyembah Mereka semua."
"Bukankah ini termasuk penghinaan untuk Mereka? Setahuku Tuhan itu tidak suka diduakan, apalagi kau menyembah lebih dari dua Tuhan."
"Mau bagaimana lagi, kau yang membuatku bertindak sejauh ini, Vegas." Paman tiba-tiba berbalik, dia menabuh Muyu tiga kali, lalu menyatukan tangannya. "Semoga kau selalu dalam lindungan-Nya," ucapnya kemudian.
"Aku tidak percaya, apakah paman bersikap seperti ini karena kejadian sepuluh tahun yang lalu?"
Paman terdiam, lalu menghela napas berat. Paman Gin adalah orang yang sangat peduli padaku, dia satu-satunya keluargaku. Aku bisa mengerti kekhawatirannya ketika aku mendapatkan selembar kertas keputusan dari inspektorat kepolisian pusat. Aku dipindahtugaskan ke daerah tempat tinggalku dulu, ke Kota Samara. Tidak banyak yang aku ingat tentang tempat ini selain pemandangannya yang menakjubkan. Sepuluh tahun yang lalu paman membawaku pindah dari sini karena sebuah insiden yang hampir merenggut nyawaku.
Lalu sekarang aku harus kembali ke Samara karena surat keputusan itu. Paman tentu tidak setuju, dia bahkan bilang padaku untuk mengundurkan diri saja, dia akan mencarikan pekerjaan yang jauh lebih baik daripada menjadi polisi, tapi aku berhasil meyakinkannya, meski kini aku harus menghadapi ketakutan pamanku yang perlahan-lahan mencuat.
"Vegas, kamu mungkin tidak mengingatnya, kejadian sepuluh tahun lalu itu, tapi aku tidak mau kamu mengalaminya lagi."
"Paman, sekarang aku sudah besar, aku bukan lagi anak tujuh belas tahun."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rule Of Cruel Crown
FantasyVegas, polisi yang amat berbakat, dia bisa dengan mudah menangkap buronan kelas kakap, pangkatnya melesat naik. Sayangnya dia cenderung suka berbuat onar, tanpa takut malah mengusik para penguasa, karena tingkahnya itu dia akhirnya diusir ke sebuah...