Chapter 64 : Pertarungan Raha dan Pecahan Kaca Ke - 2

8 2 11
                                    

"Hm ... ini menarik," Raha tersenyum, dia berdiri santai sembari mengeluarkan pulpen dari saku dan memutarnya. Gerakannya yang tenang membuat pelayan di sekitar waspada.

Loea berdiam diri cukup lama hingga ingin melangkah, namun niat itu terhenti ketika Raha melempar lurus ke atas dan menangkap pulpennya.

"Ya ... Lora."

"Loea."

"Tidak penting."

Loea merasa dipancing. Dia mengambil posisi bertarung. Sebuah krayon kuning keluar entah dari mana mendarat di atas kaki Raha.

Raha menyeimbangkannya di kaki sembari mengangkat dan menekuk sedikit demi sedikit. Lalu sesudah mengangkat paha setara dengan pinggang, Raha sedikit menghentakkan hingga melayang lurus ke atas sejauh 100cm.

Telapak tangan Raha yang memegang lurus pulpen langsung memutar pulpen 90° dengan punggung telunjuk lalu menangkap dengan posisi berdiri. Dia langsung memukul keras ke arah krayon kuning yang membuat krayon itu melesat ke arah Loea.

"Terlalu lambat," ucap Loea datar.

Menunggu ucapan tersebut, Raha tersenyum. Dia membanting tip-ex hingga pecah lalu menekuk lutut dan melesatkan penghapus searah dengan krayon hanya saja sedikit lebih pendek.

Krayon yang baru sampai di depan Loea langsung ditepis ke samping. Namun belum sempat terhempas, cahaya kuning itu bersinar.

"Dapat."

"Ap— " tubuh Loea seketika lemas. Dia terlutut.

"Itu krayon putih."

"Hah?" Loea menatap ke arah Raha, dari bawah. Dia melihat seseorang yang sedang tersenyum lebar puas.

"Warna kuning itu ...," Raha memperhatikan penghapus yang melesat ke perut Loea. "Racun."

Penghapus itu mendarat di perut Loea. Saat Loea pegang, Tekstur dan wujudnya berubah menjadi bubuk. Seorang pelayan yang diam - diam berjalan mendekat dari samping di siku menggunakan lutut oleh Raha, lalu saat pelayan itu terbungkuk, dia menyandarkan tangan kiri di atasnya sembari juga menyandarkan kepala.

Ketika pelayan - pelayan lain mendekat, Raha dengan santai mengatakan, "sekarang, apakah kamu tahu apa fungsi dari cairan tip-ex ini dan bubuk penghapus itu?"

Salsa menggertakkan gigi. Dia menunjukkan telapak tangan untuk menyuruh para pelayan berhenti bergerak. Sesuai arahan, mereka diam.

"Apa itu ...?"

Raha agak syok dan tertawa kecil, "pfft ... serius menanyakan kepada musuhmu soal itu saat pertarungan?"

Salsa menurunkan telapak tangannya. Dia merasa sangat bodoh. "Siapa yang benar - benar akan menanyakan itu di medan perang? Ini salahku, aku masih terlalu muda dan kurang pengalaman ...."

"Ini salahku, andai tadi ...."

"Nyonya!" panggilan dari salah satu pelayan membuat Salsa tersadar. Dia melihat ke arah posisi Raha yang sudah hilang. Salsa menoleh ke kiri ketika mendengar suara pecahan kaca jendela dan beberapa pelayan yang sudah terbaring. Dia melihat beberapa krayon yang sama dengan berbagai warna berceceran di sana.

Raha sudah berdiri di tengah jendela. Dia mengikat tali tipis di kaitan jendela dan pinggangnya. "Yup, turun," kemudian dia melompat keluar.

Salsa spontan mengintip bersama pelayan - pelayan lain. Dia diangkat oleh salah satu pelayan, melihat Raha yang mendarat dengan santai lalu melepas ikatan di pinggangnya.

Awalnya Raha berpikir untuk menarik kembali tali itu, tapi, "aku berikan untukmu. Jaga ya!"

Dia berlari pergi. Para pelayan yang tersisa ingin mengejar, tetapi Salsa menahan. "Jangan. Kita terlalu lemah!"

Mereka agak terguncang, Salsa mengatakan hal itu. Namun mereka menerima dengan lapang dada dan berlutut ke arah Salsa.

Ketika Salsa menarik tali itu, dia melihat sebuah kertas yang tertempel dengan selotip. "Pertempuran yang menyenangkan! Apakah kamu percaya jika aku sudah memprediksinya?"

***

Saat para pelayan membersihkan kekacauan, sebagian dari mereka pergi dan mengerjakan tugas masing - masing. Salsa sedang duduk di depan Loea yang terbaring, sembari memandangi kertas yang Raha beri. "Aku tidak yakin ini hanya ...."

Kemudian matanya terbuka lebar, dia segera berlari keluar ruangan dan berangkat menuju tempat kejadian tadi. Ketika sampai dia melihat cairan tip-ex hampir dilap, kemudian Salsa berteriak. "Tunggu! Tunggu!"

Butuh beberapa kali teriak panggilan agar pelayan itu mendengar suara kecil Salsa. Setelah menghentikan aktivitas itu, Salsa berlari berdiri di hadapannya.

"Ada apa, nona?"

"Hah ... hah ... sebentar! ... di mana bubuk penghapus tadi?"

"Ah, ini. Akan disimpan sebagai barang bukti, barang kali kita bisa melacak penyusup itu."

Salsa mengambil bubuk penghapus yang berada di dalam plastik. Salsa membuka plastik itu dan menuangkan bubuk tersebut di atas cairan tip-ex.

"Sudah kuduga, ini magnet ...."

Sebelum membanting tip-ex, pergerakan kaki Raha aneh. Jika diingat - ingat, salah satu alat tulis yang umum, pensil tidak dia gunakan. Ternyata pensil itu berada di bawah kakinya, sedang menulis sesuatu, juga alasan mengapa kaki Raha mengangkat kaki ke atas dengan pelan.

Pelayan itu heran dengan apa yang Salsa lakukan, "nona, apa yang kau ...," dia melirik ke bawah, "lihat, bubuknya berubah!" dan Salsa yang teralihkan ikut menatap.

"Mereka memadat ... ini ...."

Salsa membacanya, "tenang saja, kalian aman. Orang yang kalian bunuh memang penjahat, aku sudah melihat sisa bubuk mesiu yang tidak bisa hilang merekat di lukisan."

Tulisan selanjutnya ... "Pertarungan yang singkat, namun menyenangkan. Kalian masih harus banyak belajar karena pecahan kaca itu penting. Santai saja, tapi akhir - akhir ini tidak terjadi terang - terangan jadi lebih berhati - hatilah."

Salsa terdiam memandang tulisan ini. Dia berusaha mencerna sesuatu.

***

Raha terduduk di depan gerbang rumah. Dia terengah - engah.

"Hampir saja ... itu krayon terakhir! Aku harus membuat lebih banyak senjata rahasia lain kali."

Dia menatap lurus dengan tidak enak, "tali itu mahal, tapi aku sudah kehabisan tenaga untuk menariknya. Jadi mau bagaimana lagi ...."

Dia merebahkan tubuh ke belakang dan merengek, "uangku ... tabunganku sudah habis! Semoga mereka benar - benar memberi gaji untuk pekerjaan kali ini!"

Bisa saja dianggap gagal karena klien tidak puas, sedangkan Raha tidak bisa mengatakan semuanya.

Arzure : Arzure and ArcureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang