[Arc 5 - Kematian Beruang Bayang] Chapter 65 : Bayangan Peniru

2 1 1
                                    

Aruo berpencar dengan Amu untuk mencari Keyla ke sekeliling sekitar tempat dia menghilang. Jika Keyla hanya diculik, umumnya mereka akan sangat mustahil untuk mencari Keyla di sini. Namun, dari ciri bayangan yang menarik Keyla pergi, Aruo merasa dia akan membawa Keyla akan kembali.

Beberapa petugas yang berjaga di malam hari akan menyulitkan, tetapi Aruo bisa menghindarinya dengan baik. Saat mengecek gang satu per satu, dia menemukan seekor anak kucing yang kelaparan. Ingin sekali dia merawat anak kucing itu, tetapi situasi tidak membiarkannya melakukan. Saat hendak pergi, Aruo meninggalkan sepotong sosis dari saku untuk diberikan kepada kucing itu. Melihat kucing itu memakan sosis pemberiannya membuat Aruo bahagia. Dia meninggalkan gang tempat kucing itu berada dengan senyuman di wajahnya.

"Kakak, aku sudah menemukannya! " ucap Amu dari alat komunikasi yang mereka gunakan di telinga.

"Bagus, beritahu di mana dia berada. "

"Agak dekat dengan kakak, sekitar taman di depan hotel. Kehadirannya baru terasa beberapa saat lalu, kemungkinan pelakunya ada di sekitar sana, berhati - hatilah, aku akan menyusul. "

"Oke. "

Aruo berjalan menuju tempat yang Amu arahkan, kemudian dia melihat Keyla yang sedang terduduk di bangku taman itu. Di seberang jalan setapak depan dia terdapat banyak sekali bunga, termasuk bunga mawar merah dan biru. Mata Keyla tampak tertuju pada bunga mawar dengan warna biru.

"Cantik sekali, ya. "

Keyla menghilang dari hadapan Aruo, namun Aruo tidak panik. "Sayangnya ..., " ctink! Cakar besi yang besar mengoyak permukaan tanah yang Aruo pijak sebelum melompat, "aku tidak termakan tipuanmu. "

Orang dengan wajah Keyla itu diam saja tanpa membalas. Cakar besi di rangan kanannya perlahan terkikis menjadi kabut gelap kebiruan tua dan menghilang. Tangan di balik asapnya sudah menggenggam sebilah belati.

"Hm- " sebelum Aruo sempat berkata "kenapa tidak menyerang duluan ", dia menyadari sebuah belati sudah melesat di depan perut dan siap menusuknya. Saat sadar dia dapat menghindar, Amu melesat dan mendorong Aruo.

Bunuh diri? Tentu saja tidak. mendorong Aruo dari betis untuk membuat dia terjatuh saja sudah cukup. Yah, meski agak menyakitkan, sih.

"Hei, Amu. Bisa beri cara yang lebih nyaman?! "

"Kenapa begitu? Harusnya aku yang meminta kakak memberikan caranya agar aku tidak perlu mendorong seperti itu! "

"Oh ... ya, benar juga. "

Amu hampir menghela nafas, tetapi dia masih ingat dengan perkataan Raha. Dia menutup mata sejenak, lalu kembali membukanya. Saat kelopak mata dia terbuka, mata Amu sudah melirik ke arah tiruan Keyla dengan dua belati yang entah muncul dari mana. Kuda - kuda kaki menandakan dia sudah siap dan berada di posisi siaga.

"Aku ... akan melindungi kakak, meski pertaruhan itu adalah jiwaku.

Arzure : Arzure and ArcureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang