[30] XOXO

342 42 1
                                    

"Satu bulan lagi, gue bakal nyamperin lo. Tunggu gue."

Panggilan telepon terputus, membuat pemuda tersebut tersenyum senang. Ia menutup bukunya yang sedari tadi terbuka, lalu memasukkannya ke dalam tas.

Ia berjalan dengan sedikit cengiran dibibirnya. Beberapa orang yang melihatnya, mengernyitkan kening. Entah apa yang ada dipikiran mereka saat ini.

Karma tidak peduli dengan tatapan yang mengarah ke arahnya. Sesekali ia menyapa beberapa kenalannya, dengan senyum lebar.

Ia tengah merasa bahagia, kekasihnya akan menghampirinya sebentar lagi. Sudah cukup lama keduanya berpisah. Bukan, bukan perpisahan karena putus, bukan. Tapi karena salah satu dari mereka bekerja di luar negri. Long distance relationship. Kalau kata kebanyakan orang saat ini.

Sudah satu tahun mereka tidak bertemu. Pekerjaan kekasihnya yang tidak memperbolehkannya untuk cuti membuat keduanya menabung rasa rindu untuk satu sama lain. Maka dari itu, Karma merasa senang saat mengetahui kekasihnya akan mengunjunginya. Yah, meskipun hanya beberapa hari saja.

Karma melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena istirahat. Saat kembali ke bilik kerjanya, ia dihadapkan dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya.

Ia menghela napas, rasanya muak sekali. Kapan pekerjaannya akan selesai jika terus mengerjakan pekerjaan yang lainnya, sedang pekerjaannya sendiri pun terlantar.

Karma menutup kedua matanya sejenak, menghirup udara lalu menghembuskannya perlahan.

Oke.

Karena suasana hatinya sedang baik, ia akan mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan atasannya untuknya.

Salah satu teman kantornya mengernyit heran. Tidak biasanya, biasanya akan ada gerutuan Karma yang panjang.

"Ya, Karma. Lo nggak apa-apa kan?" Salah satu temannya bertanya, merasa heran.

"Gue?" Ujarnya seraya menunjuk dirinya sendiri dengan jarinya, lalu menoleh kearah Kanzaki yang duduk di sebelahnya.

Perempuan tersebut mengangguk, ia sudah terbiasa dengan gerutuan Karma. Lalu, saat pemuda tersebut mengerjakan pekerjaannya dengan hening, membuat beberapa temannya -jujur saja- merasa heran. Apakah karena Karma sedang sakit, atau ada masalah mungkin?

"Gue nggak apa-apa, kenapa?" Karma mengernyitkan keningnya. Merasa heran dengan pertanyaan Kanzaki.

Perempuan berambut panjang lurus tersebut menelengkan kepalanya. "Serius nggak apa-apa? Kalau sakit bilang aja." Katanya.

Karma menghela napas, "Gue nggak apa-apa. Udah lanjutin kerjaan lo aja sana," lalu Karma pun mengabaikan Kanzaki dan kembali berkutat dengan pekerjaannya.

Pukul lima sore, Karma mulai membereskan meja kerjanya. Ia akan pulang lebih cepat mulai sekarang. Yah, meskipun kekasihnya masih akan kesini satu bulan lagi, sih. Tapi, tidak apa-apa. Ia akan membersihkan apartemen miliknya sedikit demi sedikit. Karen jujur saja, rumahnya sangat berantakan. Dan jika kekasihnya tahu, ia akan habis diceramahi olehnya.

.

Beberapa minggu berjalan dengan cepat, dan tak terasa dua minggu lagi Karma akan bertemu dengan seseorang yang sangat ia rindukan.

Hoeek

Karma merinding, tidak biasanya ia se-alay ini. Namun, satu tahun tidak pernah bertemu membuat Karma sedikit merasa kesepian. Ia bukan tipe orang yang akan mengatakan rindu jika memang ia merindukan seseorang. Tapi, Karma akan membuat orang tersebut jengkel dan setelah itu akan menemui Karma karena kesal. Ia akan melakukan hal menjengkelkan jika ingin menemui orang tersebut, ah bukan, ia melakukan hal yang menjengkelkan agar orang tersebut menemuinya, lebih tepatnya sih, seperti itu.

AsaKaru Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang