Pernikahan... Apa arti dan makna sebuah pernikahan? Bukankah pernikahan adalah acara yang suci, dimana pasangan laki-laki dan perempuan mengucapkan janji didepan tuhan? Bersumpah saling mencintai sampai maut memisahkan mereka berdua.
Yang aku tahu janji ke sesama manusia saja tidak boleh dilanggar, apalagi janji ke tuhan? Tapi laki-laki dihadapan ku ini, dia dengan tampang tidak berdosa melanggarnya. Melanggar janjinya dihadapan Tuhan dan orang-orang yang menyaksikan. Dia tidak sedih, atau merasa kehilangan. Sejahat itukah hati dari orang yang sudah kakakku nikahi?
"Jangan menghalangiku! Aku akan membawa Alex dan Nata untuk tinggal bersamaku!"
"Aku tidak akan melarangmu, tapi kau tidak lihat mereka sedang ketakutan,"
"Apa?" Aku melihat kedua anak yang sedang aku pegang. Ternyata benar, mereka tengah menahan tangis. Apa aku membuat mereka takut. "Jangan takut, paman tidak akan berbuat jahat pada kalian. Paman hanya ingin membawa kalian untuk tinggal bersama paman,"
"Daddy juga harus ikut!" Kata si anak laki-laki bernama Alexander mencoba protes. Sedangkan kali ini anak perempuan bernama Natasya sudah menangis tersedu.
"Tidak boleh! Kalian tidak boleh dekat dengan orang jahat!"
"Paman ini yang jahat!"
"Alex lupa ke paman Gulf? Paman saudaranya mommy seperti Alex bersaudara sama Natasya,"
"Tidak mau! Alex benci paman Gupi, Daddy tolong~ Alex dan Nata tidak mau ikut paman!" Saat ini kedua anak itu meronta minta dilepaskan. Saat terlepas mereka berdua segera lari memeluk laki-laki tegap yang masih menggunakan setelan jas lengkap.
"Ta-tapi..." Gulf tidak bisa melanjutkan ucapannya. Alexander dan Natasya sudah menangis sejadi jadinya.
@@@Kenapa? Apa yang sudah laki-laki bernama Mew Suppasit itu lakukan? Kenapa anak-anak kakak malah memilihnya daripada aku yang notabene adalah saudara kandung kakak? Apa laki-laki itu sudah menanamkan hal-hal buruk tentangku dan kakak dipikiran kedua anak itu? Tentu saja! Itu hal yang mudah kan, secara mereka masih berumur 5 tahun. Kalau seperti ini bagaimana caraku mengambil anak-anak kakak? Tidak! Aku tidak boleh menyerah. Aku tidak mau anak-anak tidak berdosa itu mengalami hal buruk seperti kakak. Hidupnya yang singkat, rasa frustasi hingga berubah jadi pecandu alkohol menjelaskan semuanya. Bagaimana jahat dan tidak berperasaan laki-laki bernama Mew itu.
"Kau mau kopi?" Suara itu... aku berbalik mendapati Mew tengah berdiri disamping coffee maker. Aku hanya menatapnya dengan pandangan sinis. "Mau pakai creamer atau susu?"
"Dimana anak-anak?"
"Mereka sudah tidur," kata Mew sambil membawa dua cangkir kopi. Menaruh salah satu cangkir dihadapanku dan duduk sambil melonggarkan dasinya.
"Baguslah! Aku akan membawa mereka sekarang," kataku sambil beranjak dari sofa.
"Kau masih saja keras kepala, bagaimana jika mereka menangis seperti tadi? Apa kau bisa mengatasinya?" Kata Mew dengan pandangan meremehkan.
"Aku pamannya tentu saja anak-anak akan lebih aman bersamaku! Aku bisa menjaga mereka lebih baik dari laki-laki yang bahkan membiarkan istrinya jadi pemabuk dan mati konyol akibat kecelakaan!" Ucapku dengan nada tinggi. Dia tidak bergeming atau sekedar merubah ekspresi. Apa sedikit saja tidak ada rasa bersalah dihatinya? Laki-laki ini memang brengsek, tidak punya perasaan, lintah busuk. Aku melangkah pergi...
"Tunggu," ucapnya pelan. Aku menghentikan langkah hanya untuk tahu apa lagi yang akan dia katakan. Mungkin saja dia akan meminta maaf ke mendiang istrinya. "Kau bilang akan menjaga keponakanmu, apa itu berarti hanya kau yang boleh menjaga mereka? Aku orangtuanya, Dimata hukum aku sah jadi wali dari mereka berdua?" Aku berbalik, mataku membulat saat dia sudah berada tepat dibelakangku. "Aku sudah sangat sabar menghadapi keegoisanmu yang kekanakan, tapi kalau kau masih nekat membawa mereka aku akan lapor polisi. Kau tahu kan berapa lama hukuman penjara dengan kasus penculikan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You My Love (MewGulf)
Fanfictionini mungkin sudah takdir yang harus aku lakukan, dan hanya aku yang bisa melakukannya. aku akan mengambil mereka dari tangan laki-laki jahat itu. tidak akan kubiarkan mereka mengalami nasib buruk seperti apa yang dialami kakakku! laki-laki itu selai...