chapter 5

88 20 1
                                    

Gulf duduk di depan komputer. Niat hati ingin menyelesaikan beberapa proposal jadi gagal karena kejadian semalam terlintas lagi dipikirannya. Gulf menyentuh bibirnya, apa berciuman bisa secandu itu? Rasanya nikmat dan menggelitik.

Gulf memukul kedua pipinya sampai merah. Mencoba menghilangkan pikiran aneh yang terus muncul. Apa-apaan ini? Berapa umurnya sampai kepikiran hanya karena sebuah ciuman? Ingat, dia bukan lagi laki-laki virgin atau polos. Berciuman, blowjob, sex bukan lagi permainan baru untuknya. Tapi entah kenapa tidak ada yang bisa membuatnya berdebar seperti sekarang.

"Phi Gulf," tepukan dipundaknya membuat Gulf sadar dan melihat sekitar.

"O-oh ya nong Sam?"

"Phi baik-baik saja? Dari tadi aku panggil phi tidak menyahut,"

"Eum ya, kurang tidur saja hehe," Gulf menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Ada apa?"

"Aku cuma mau mengingatkan 15 menit lagi ada rapat tim,"

"Oke, sebaiknya aku ke toilet dulu. Terimakasih nong." Gulf sedikit berlari menuju toilet. Sesampainya disana, dia membasuh wajah berharap pikiran bodoh itu hilang. Bukannya hilang dia malah membayangkan wajah Mew yang sedang tersenyum. Dengan kasar Gulf membasuh wajahnya sekali lagi. Dia bahkan menggosok matanya sampai merah. Dia geli membayangkan sikapnya yang seperti perjaka muda, tampak naif dan polos.

Sambil mengeringkan wajahnya, Gulf melihat jam tangan. Dia membelalakkan mata dan langsung berlari. Jangan sampai dia telat rapat hanya karena pikiran mesum yang entah dari mana datangnya. Saking tidak fokusnya Gulf menabrak seseorang, dengan sigap orang itu menahan pinggul Gulf agar tidak jatuh.

"Jangan berlari di koridor, kau bisa membahayakan dirimu dan orang lain," kata seseorang sambil menarik pipi Gulf. Gulf membuka mata dan melihat wajah Mew yang cukup dekat dengannya. Tanpa babibu Gulf mendorong dada Mew. Dia membungkuk minta maaf lalu berlari pergi. Sikap Gulf yang terus menghindar membuat Mew memerinyitkan alis.
@@@

"Daddy berapa lama perginya?" Tanya Nata sambil bergelayut manja di lengan sang ayah.

"Sekitar 3 hari,"

"Lama sekali~ nanti Nata dan phi Alex sendirian dong?" Natasya mempautkan bibir, Mew tersenyum sembari memangku Natasya.

"Biasanya Nata dan phi Alex pengertian waktu Daddy tinggal. Begini saja nanti pulang dari sana Daddy bawakan oleh-oleh, tapi Nata dan Alex harus jadi anak baik, penurut dan tidak rewel,"

"Yang banyak oleh-olehnya?" Kata Alexander bersemangat.

"Iya~ sekarang janji dulu,"

"Nata janji,"

"Alex juga janji,"

"Pintar anak-anak daddy~" Mew memeluk kedua anaknya. Dikamar yang tidak jauh dari sana, seseorang tengah memperhatikan keluarga kecil ini dalam diam.
@@@

Gulf tengah menikmati bir kaleng sepulang kerja. Pikirannya sedikit tenang saat mengetahui Mew pergi kerja keluar kota. dia tidak perlu berpapasan atau bertatap muka dengan mantan kakak iparnya itu.

Setelah berciuman malam itu Gulf tidak bisa bersikap biasa saja. Entah kenapa ciuman itu terasa aneh dan terus membuatnya kepikiran. Perasaan berdebar dan malu yang bercampur menjadi satu, membuat moodnya tidak enak. Tapi tampaknya mantan kakak iparnya itu biasa saja. Mungkin baginya hal itu lumrah atau dia tidak ingat karena pengaruh alkohol. Tapi Gulf kan adik iparnya? Bukannya ini sebuah kejahatan? Pasti kakaknya disurga mengutuk kelakuan Gulf dan suaminya yang sama-sama brengsek.

Handphonenya berdering. Gulf melihat siapa penelpon di jam 10 malam. Nomor yang tidak dikenal. Dengan malas dia mengangkat telpon itu.

"Halo,"

I Hate You My Love (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang