Seorang gadis berdiri di depan cermin sedang menyisir rambut berwarna hitam pekatnya. Rambut itu lurus dan lembut menambah sempurna wajah ayu sang empu. Mata hazel yang hanya dimiliki oleh 10% orang di dunia dan ia adalah salah satunya. Bibir mungil juga hidung mancung. Manusia mana yang tidak memujinya cantik.
RAIN NEISHA ADONIA.
Begitulah badge yang terpasang di baju putih dengan rok abu itu.Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah untuk mengikuti masa orientasi. Setelah merasa dirinya siap, Rain segera menyambar tas hitam kecil berisikan segala bekal untuk sepanjang harinya di sekolah. Ia pun turun untuk menemui ayah dan bundanya.
"Pagi ayah, pagi bunda!" sapa Rain renyah pada kedua orang tuanya.
"Anak bunda sudah siap?" tanya Kamila, Bunda Rain.
"Sudahh," seru Rain sembari menuruni tangga.
"Anak ayah cantik sekali, hm," ujar Bram, Ayah Rain.
Rain menambah lengkungan bibirnya mendengar pujian sang ayah.
Seorang putri mana yang tidak senang dipuji cantik oleh ayahnya sendiri.
"Ayo sarapan, Rain. Lalu, berangkat bersama ayah," ujar Kamila
"Siap, Bunda!" seru Rain sambil bersikap hormat.
Begitulah kehangatan pagi di rumah itu. Sesuatu hal yang kecil namun banyak diinginkan oleh sebagian besar remaja seusia Rein.
Haiii, prolog sudah update, nantikan keseruan lainnya di part selanjutnya yaa. terus dukung author agar semangat up😍
salam hangat semua🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionCerita ini diambil dari kisah nyata author. Beberapa kesamaan nama dan latar adalah murni ketidaksengajaan. Seorang gadis cantik begitu susah memperjuangkan cinta pertamanya. Akankah ia mendapatkan hati pria yang ia cintai itu? Ikuti terus perjuang...