Chapter 3

791 105 11
                                    

Happy reading....

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya...
.

.

.

.

.

"Kau penurut sekali," ucap Sakura ketika ia dan Sasuke tiba di sebuah bangunan kosong, sebenarnya bangunan ini sudah tertinggal oleh pemiliknya karena beberapa kali Sakura menggunakannya sebagai tempat persembunyian sementara ketika ia dikejar oleh orang-orang.

"Apa benar kata penjual budak tadi jika dirimu tak jinak? Kau lebih tenang dari pada yang aku bayangkan." Nada Sakura terdengar sedikit heran.

Bangunan ini berada di bawah tanah, tak ada apapun dalam ruangan ini dan tentunya tak nyaman juga dijadikan tempat tinggal, tapi setidaknya ini bagus untuk dijadikan persembunyian sementara sampai Sakura melanjutkan perjalanannya ke negara berikutnya.

Sakura yang tengah berdiri mengulurkan tangannya untuk menyentuh helaian kasar rambut Sasuke, sementara Sasuke hanya duduk di sudut ruangan ini, mendongak menatap Sakura yang berdiri di hadapannya. Mata Sasuke terpaku pada Sakura yang berkali-kali lipat lebih cantik ketika tak memakai tudung yang menutupi rambutnya.

"Hm, kau cukup bau." Sakura mengernyitkan hidungnya ketika bau Sasuke masuk ke dalam inder penciumannya. Sakura tebak Sasuke tak pernah mandi sebelumnya.

"Sebelum kau makan lebih baik kau mandi dulu, setelah itu aku akan mengobatimu dan memberimu makan." Setelah itu Sakura pergi meninggalkan Sasuke yang masih terduduk, Sasuke menyandarkan punggungnya ke dinding batu di belakangnya lalu menutup mata.

"Sakura. Sakura." Mulut Sasuke terus merapalkan nama Sakura, seolah-olah nama itu sudah tertanam di hatinya.

Kriet

Terdengar suara pintu besi terbuka, ketika Sasuke membuka matanya ia menemukan Sakura datang dengan satu ember berisi air dan sebuah kain kecil. Sasuke tak tahu dari mana Sakura mendapatkannya karena gadis musim semi itu datang hanya sebentar.

"Mari aku bersihkan dirimu." Sakura mendekat pada Sasuke kemudian duduk di depannya. "Oh, aku harus melepaskan rantai ini dulu."

Ketika Sakura melepaskan rantai di tangan Sasuke, Sakura meringis sendiri melihat luka di pergelangan tangan Sasuke. Kulit di sekitar pergelangan tangan Sasuke sudah mengelupas, bisa Sakura bayangkan betapa sakitnya. "Kasihan sekali dirimu," ujar Sakura simpati.

"Ngomong-ngomong, siapa namamu?" tanya Sakura ketika rantai di tangan kiri Sasuke sudah terlepas.

Untuk beberapa saat Sasuke terdiam, ia masih terpesona pada Sakura. "Sa ... suke."

Alis Sakura naik. "Sasuke?" tanyanya lagi.

Sasuke mengangguk.

"Nama yang bagus," puji Sakura. "Bagaimana kau bisa berakhir menjadi budak?" tanya Sakura.

Mulut Sasuke terkatup, tatapannya tiba-tiba menjadi kosong. Melihat itu Sakura mendesah, jila Sasuke tak mau menjawab ya ia tak mau memaksa. Yang penting Sasuke jadi budak penurut saja sudah cukup.

Ketika Sasuke sehat nanti, ia dan Sasuke bisa menjadi komplotan pencuri. Memikirkannya saja sudah membuat Sakura tersenyum, ada banyak alasan ia membeli budak dan menjadikan partner kriminal adalah salah satunya.

"Oh, yang di leher juga." Sakura menyentuh borgol besi yang mengekang leher Sasuke, ketika Sakura mengangkat besi itu sedikit alis Sakur bertautan ketika melihat pola semacam tato di sana.

My Vampire [21+] ✓ END [SasuSaku Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang