Chapter 2

617 103 6
                                    

Happy reading.....

.

.

.

Kaki Sakura melangkah mendekati budak yang terbaring lemah di tanah yang basah, mata hijau Sakura menelisik penampilan si budak. Benar-benar tak ada yang bagus dari budak itu, sepertinya dia produk cacat. Pikir Sakura.

Dia terbaring menyamping dengan rantai yang membatasi pergerakannya, rambut hitamnya menutupi wajah budak itu tapi Sakura bisa melihat dagunya yang lebam di sana. Entah tidur atau pingsan, sakura tak tahu.

"Berapa harga budak ini?" tanya Sakura pada pria yang duduk tak jauh dari tempatnya berdir, pria itu sedang merokok. Begitu mendengar suara Sakura ia mendekatinya.

"Kau ingin membelinya?" tanya Pria yang memiliki jambang di wajahnya itu.

Sakura mengangguk singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari si budak. "Ya. Ngomong-ngomong apa yang terjadi padanya?" tanya Sakura. Ia melewati banyak budak dalam perjalanan ke sini, tapi baru kali ini ia menemukan budak yang tampak mau mati seperti ini.

Terdengar suara decakan kecil dari pria itu. "Dia budak yang tak terlalu jinak," kata pria itu. Seolah-olah manusia di depannya ini adalah hewan liar. "Dia sering meronta oleh karena itu aku sering memukulnya hingga dia pingsan."

Ah, pantas saja." Ternyata budak pria ini pingsan. "Berapa harganya?" tanya Sakura untuk kedua kalinya.

Pria itu tampak senang mendengar ada yang mau membeli budak ini, ia mengusapkan kedua telapak tangannya. "Harganya 100 emas," ucapnya riang.

Sakura menyipitkan matanya, oh yang benar saja pria ini mau menipunya? Menipu adalah keahlian Sakura. "Jangan menipuku, siapapun yang melihat budak ini bisa tahu jika ia tak akan hidup lebih lama," ucap Sakura sambil memasang senyum palsu.

Pria itu tampak gelagapan. "Kalau begitu, 90 emas."

Sakura menggeleng. "60 emas," tawar Sakura.  Oh, ia hanya punya 110 emas dan 80 perak, jika ia membelinya 90 emas maka ia tak punya cukup uang untuk merawat budak ini dan melanjutkan pengembaraannya.

"80 emas," ucap Pria itu lagi.

"70 emas, ya atau tidak!" Sakura bersedekap, memandang pria itu licik. Tawar menawar, Sakura sudah sering melakukannya.

"Hah." Pria itu mendengus. "Baiklah, 70 emas." 

"Deal!"

Kemudian pria itu memukul kepala si budak, Sakur meringis bagaimana cara pria itu memperlakukan budak itu. "Hei, bisakah kau membangunkannya dengan lebih baik," ucap Sakura jengkel.

Pria itu menarik sudut bibirnya. "Aneh mendengar itu dari orang yang membelinya," ujarnya.

"Hei! Bangun!"

Budak itu terbangun, ia tampak kesakitan karena beberapa kali ia mendesis. Dengan susah payah, ia mengangkat tubuhnya dan mencoba duduk, matanya yang sayu terhalang oleh gumpalan rambut kusut yang mengelilingi wajahnya. Ia mendongak untuk menatap siapa yang membelinya.

Sakura berjongkok di hadapan budak sembari tersenyum lembut, bibirnya membentuk lengkungan yang memancarkan kedamaian. Dengan gerakan lembut, ia membuka tutup kepala yang menutupi rambut merah mudanya. "Halo, aku Sakura dan aku adalah majikan barumu," ucap Sakura.

Dan bisa Sakura lihat mata budak itu membesar membesar melihatnya. Bagai seorang yang menemukan penyelamat di tengah kegelapan, ia merasakan kilauan harapan yang baru muncul di dalam dadanya.

~~~

"Halo, aku Sakura dan aku adalah majikan barumu."

Ketika seorang gadis berjongkok di hadapannya, Sasuke tak bisa untuk tak melebarkan matanya dari balik rambut kusut miliknya. Dengan mulut yang bergetar susah payah Sasuke berkata, "g-gadis musim semi?" ucap Sasuke dengan nada yang bergetar.

Gadis berambut merah muda itu heran, tapi sedetik kemudian ia tertawa pada Sasuke. "Kau bisa berbicara rupanya."

Sasuke masih memperhatikan gadis itu, ia mengikuti pergerakannya. Mulai dari memberikan sejumlah uang pada manusia yang menjual dirinya lalu mengambil ujung rantai yang terhubung pada tangan dan lehernya.

Setelah itu gadis itu kembali menatap Sasuke lagi, dan berjongkok di depan Sasuke. "Kau bisa berdiri?" tanya Sakura padanya.

Mulut Sasuke terbuka, mata hitam miliknya memperhatikan Sakura, sedetik kemudian ia mengangguk kecil. "Aku bisa," ucap Sasuke serak. Suaranya kecil seperti hilang begitu saja di udara.

"Kalau begitu, ayo ketempatku!"

.

Dua manusia berbeda gender berjalan pelan di atas jalanan yang berair, ah bukan manusia karena salah satunya adalah vampir. Sasuke berjalan di belakang Sakura, pasrah ketika gadis musim semi itu menarik pelan rantai yang terhubung pada leher dan tangannya.

Mata jelaga Sasuke memperhatikan punggung kecil Sakura, perlahan tatapan Sasuke menjadi teduh pada gadis yang menyelamatkan hidupnya. Selama ratusan tahun ini hidup sebagai budak, Sasuke sudah mengalami penderitaan yang tak berujung, ia pasrah. Sasuke ingin mati saja tapi ia tak bisa mati.

Hujan membasahi dirinya yang setengah telanjang, tapi anehnya Sasuke tak merasakan dingin, ia malah merasakan perasaan hangat. Mungkin karena gadis yang Madara katakan itu ada di sini, di depannya menyelamatkan dirinya. Luka di tubuhnya juga tak terasa begitu sakit lagi, selain itu Sasuke bisa merasakan tenaganya perlahan pulih, walau sedikit.

Mendadak Sakura berhenti  melangkah, membuat Sasuke juga mengentikan langkahnya. Perlahan gadis itu berbalik badan dan menatapnya dari atas dan bawah, di tatap seperti itu membuat Sasuke malu. Ini adalah seburuk-buruk penampilannya. Tidak ketika ia menjadi bangsawan dulu.

Sakura harus melihat betapa tampannya ia dulu.

"Ah, kau sangat kurus," komentar Sakura padanya dan Sasuke hanya bisa menunduk menatap dirinya. Ucapan Sakura benar.

"Aku akan memberimu makan, tapi setelah ini kau harus melindungi ku apapun tang terjadi!" Sakura berujar riang.

"Melindungi?" tanya Sasuke dengan suaranya yang pelan.

Sakura mengangguk lalu mendekat pada Sasuke seraya berbisik," Ya, aku punya banyak musuh." Setelah itu Sakura menjauhkan tubuhnya dari Sasuke, kemudian ia menarik Sasuke, membawanya pada kedai ubi panggang di mana ia beli ubi tadi sore.

~

"Jadi, akhirnya kau beli budak?" tanya Kakek itu pada Sakura.

"Aku memikirkannya, dan ternyata itu ide bagus." Sakura melirik Sasuke di belakangnya sekilas. "Walau itu menghabiskan uangku," tambahnya. "Ngomong-ngomong aku ingin ubi bakar dua."

Setelah membayar ubi itu Sakura kembali membawa Sasuke, seperti tadi Sasuke hanya akan mengikuti dari belakang, menikmati aroma Sakura yang dibawa oleh angin hujan, membuat Sasuke tenang.

Kemudian Sasuke teringat dengan perkataan Sakura tadi tentang "melindunginya" tanpa Sakura minta pun Sasuke akan dengan senang hati melindungi penyelamatnya.

Sasuke mengangkat wajahnya, sekali lagi memakukan pandangannya pada punggung Sakura, ia merasakan gelenyar aneh di dadanya. Seperti rasa ingin memiliki yang begitu besar.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan komentarnya...

My Vampire [21+] ✓ END [SasuSaku Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang