17. Si kembar fano dan fino

117 89 10
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°

Keesokkan harinya

Mereka berdua sudah diperbolehkan untuk pulang. Seharusnya mereka sudah pulang sejak kemarin sore. Namun, lavanya terus bersikeras untuk pulang di esok hari, dan hari ini lah mereka pulang.

Saat ini sian dan lava tengah berada di dalam mobil sang dokter deni yang sedang mengemudikan kendaraannya itu.

Soal kedua orang tua angkat sian. Mereka berdua sudah pergi sejak kemarin malam. Teman-teman lava juga sudah pergi sejak lava kembali tidur setelah makan bubur di siang hari.

Jalanan raya kota ini lumayan padat hingga menimbulkan macet yang cukup panjang. Sudah hampir setengah jam mereka menunggu, akan tetapi mobil didepannya ini masih saja belum bergerak sama sekali.

Deni lebih memilih bermain sejenak dengan handphonenya itu, sembari menghubungan bluetoothnya dengan bluetooth mobil, lalu memutar music pop yang berjudul 'Dia' oleh Anji. Alasannya memutar music itu adalah karena tidak mau mendengar percakapan mereka berdua.

"Lav". Bisik sian agar tidak terdengar oleh telinga panjang deni.

"Apa?". Bisikku membalas.

"Nanti anter aku beli kacamata besok ya?". Bisiknya lagi.

"Kok tiba-tiba mau kacamata?, apa jangan-jangan kamu berubah pikiran? ". Ucapku bertanya sambil berbisik-bisik.

"Iya, aku mau nyoba pake?". Bisik sian lagi dan lagi. Aku hanya mengangguk kecil akan panggilan barunya untukku. Padahal aku lebih suka dipanggil lav.

"Terserah kamu". Balasku pelan sembari melihat pemandangan dari balik kaca.

"Kalo gak mau, aku beli sendiri aja". Ucap sian dengan suara beratnya itu mengutak-atik handphonenya mencari sesuatu disana.

Ia melihat banyak sekali warna dan bentuk kacamatanya. Lelaki itu lebih memilih kacamata untuk matanya minus 4 yang terlihat seperti kacamata gaya, juga memilihkan warna hitam dan cokelat yang menurutnya sesuai untuk ia pakai.

Memasukkan dua pesanannya itu ke dalam keranjang oren, lalu mengklik 'beli' dan pembayarannya melalui kartu kredit pribadinya. Setelah itu, ia klik tulisan 'check out' dan pembelian online pun telah selesai.

"Aku besok mau balik kerja lagi, jadi kamu besok ke cafe gak?". Terangku mengungkapkan jika memang besok akan sangat sibuk.

"Arna". Panggilku memanggilnya dengan panggilan khusus.

"Iya kenapa lav?". Sahut sian bertanya kepada lava, setelah kembali memasukkan handphonenya itu ke dalam saku.

"Gak jadi". Gerutuku sebal akan ucapanku tadi kepadanya tak didengar sedikitpun. Aku mengalihkan pandanganku kearah kaca, melihat banyak sekali kendaraan yang berhenti.

Dear S [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang