2. melupakan

40 8 4
                                    


"TUAAAAAAN!!!!"

Yeonjun memicingkan mata rubahnya menatap kepala pelayan-nya. di depannya, Mr.kang - kepala pelayan dengan umur yg tak lagi muda,  terus menerus berteriak saat ia melakukan suatu hal. Mungkin ia akan memeriksa telinganya nanti.

"Tuan yeonjun ... Ini ..."

kata kata mr, kang tercekat terlalu syock seminggu ini tuanya selalu melakukan hal-hal yg berada di luar nalarnya. Apalagi hari ini, yeonjun membakar habis seluruh sertifikat dan piala piala emas miliknya. Barang berharga yg tak satupun manusia di mansion bisa menyentuh-nya. Piala yg dianggungkan layaknya berlian sekarang menjadi sampah tak berguna.

Bukan hanya ini saja, setelah menjerit bagai hewan lalu pingsan saat ini tuan yeonjun mereka tampak berbeda. Yeonjun membongkar seluruh kamarnya, membuang seluruh buku buku materi-nya, membakar foto besar keluarga dan banyak hal gila yg dilakukan lelaki berwajah rubah itu.

Bahkan lelaki itu merubah warna rambutnya. Biasanya yeonjun merubah warna rambut-nya menjadi ash brown, warna yg sama dengan yg dimiliki ayah dan ibunya. Namun saat ini surai itu terurai dengan warna asli miliknya, Hitam.

"Mr.kang, suruh pelayan membuang seluruh barang yg telah aku singkirkan dari mansion" titah yeonjun , berbalik memasuki mansion. Tutur kata dan cara berjalan-nya yg angkuh masih tak merubah kenyataan jika ia masih yeonjun. Namun perilaku ini ...

Pria tua itu tersenyum, apakah kepala yeonjun terbentur sesuatu sehingga sistem kerja otaknya terganggu. semoga saja, tidak. Mr.kang menarik sapu tanganya membersihkan air mata yang luruh dari netra nya

"Tuan sedang dalam masa memberontak"

∆∆∆∆

Saat itu ulang tahun nya yg ke-7 . ulang tahun yg di rayakan secara sederhana tentu saja. Yeonjun tak memiliki teman untuk diundang saat itu. Yg ia mau hanyalah ayah dan ibunya saja.

Ia telah mendapat pesan jika ayah dan ibunya menyanggupi untuk datang ke rumah saat ia ulang tahun. Saat itu ia sangat senang yeonjun kecil sangat menantikan
kedatangan sang ayah dan bunda.

Sampai-sampai yeonjun tak sabar ingin menunggu di gerbang utama. Mr.kang beserta pelayan lain telah melarang-nya untuk menunggu di sana. Namun yeonjun bebal ia bersikukuh menunggu disana.

Lama menunggu, tak meredupkan binar mata yeonjun. Anak itu tetap menunggu tak peduli berapa ia akan menunggu. Saat itulah ia bertemu dengan Soobin.

"Apa kau tak bosan menunggu ?" itulah hal pertama yg soobin ucapkan. Anak lelaki manis dengan wajah kelinci dengan ice cream di tangan kanannya.

'Bocah gila'

Kesan pertama untuk soobin, Yeonjun totalitas mengabaikan soobin yg secara gamblang mengajaknya bicara. Anehnya soobin yg diacuhkan mengambil tempat di samping yeonjun sambil memakan ice cream-nya.

Yeonjun sendiri melotot, mata rubah itu menatap nyalang soobin. Jujur yeonjun terganggu dengan adanya soobin disini tapi bocah tak tau sopan santun itu malah tersenyum.

"Kau mau ice cream ku ?" tawar soobin menyodorkan satu cone ice cream dari tanganya. Yeonjun Mencebik, apa soobin tak mengerti jika ia terganggu oleh kedatangan sosoknya disini.

Soobin tampak menghela nafas, entah karena hanya di dorong rasa empati soobin ikut menemani yeonjun di depan gerbang. Soobin menemani dengan diam sambil memakan ice cream yg ia bawa.

Lama menunggu langit semakin menggelap namun orang tuanya tak kunjung datang. Yeonjun mulai menyerah anak kecil itu terduduk menangkupkan wajahnya di dalam lututnya. Walau dalam diam soobin tau jika yeonjun tengah menangis saat ini .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lachesism || SobjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang