(⁠≧DS-06≦⁠)

853 63 1
                                    

Di taman istana Brianna duduk termenung, jujur dia masih tidak bisa menerima takdirnya yang bertransmigrasi ke dunia novel ini, situasi ini terlalu fiksi untuk menjadi nyata.

Tapi jika Brianna membunuh dirinya sendiri apa ia akan mati lalu ke surga? Jawaban nya pasti tidak.

Tentunya itu menyakitkan, ia tidak mau lagi apa lagi sampai menyayat kulitnya.

Membayangkan rasa sakit dari kematian sebelumnya membuat Brianna bergidik ngeri.

Tapi setidaknya disini hidupnya tentram dan damai.

Seorang putri bangsawan memliki kekayaan, hidup mewah tanpa memikirkan ekonomi masa depan yang akan sulit.

Dor!!

Brianna menggeram kesal ia hampir nyungsep ke tanah, ia menoleh menatap sang pelaku seketika wajahnya membeku.

Wajah Arcelio yang tersenyum sangat tampan, andai sifatnya mencerminkan wajahnya Brianna yakin ia akan jatuh cinta pada wajah Arcelio tapi sayangnya tidak akan terjadi karena sifat dan hubungan darah mereka.

"Kakak terpesona hmm?? " Ucap Arcelio dengan kekehan kecil, sontak Brianna membuang muka kesamping ia berdehem singkat.

Arcelio berjalan lalu duduk di samping Brianna tanpa tau malu ia memeluk lengan Brianna dan menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu.

"Apa yang kau lakukan?! " Teriak Brianna kaget, ia mencoba menyingkirkan kepala dan tangan Arcelio dari tubuhnya tapi sia-sia karena itu semakin erat.

"Sebentar saja kak, sudah lama kita tidak seperti ini kan? " Ucapnya sambil mendongak menatap wajah Brianna dengan puppy eyes.

Brianna berdecih sinis dia kembali menatap hamparan bunga dengan wajah datar tidak mau memperdulikan apa yang akan di lakukan lelaki itu.

"Kak? Kenapa aku merasa kau-- sedikit berbeda? " Seketika tubuh Brianna menegang tanpa sadar ia meneguk ludah kasar.

Batin nya berkecamuk bingung harus menjawab apa, tidak mungkin dia jujur kan? Bodoh jika ia melakukan itu.

"Berbeda apanya? " Jawab Brianna mencoba setenang mungkin.

"Tidak, hanya-- yahh sifatmu kepadaku agak dingin mungkin? " Brianna menoleh menatap wajah adiknya, "aku hanya sedang malas berbicara saja, kau saja yang berfikiran buruk " setelah mengucapkan itu Brianna kembali menoleh ke arah hamparan bunga.

"Begitu ya? Mungkin kakak benar, aku yang terlalu berfikir buruk " ucapnya biasa saja.

Tapi entah kenapa Brianna dapat mendengar suara kekehan kecil, tetapi itu tetap dianggapnya angin lalu mungkin dia salah dengar.

***

Makan malam kembali tiba, terhitung hampir seminggu Brianna ada di dunia novel ini, tidak ada kejadian-kejadian aneh yang menimpanya, mungkin belum?

"Brianna, kenapa kau melamun saja? " Brianna tersentak refleks ia menjatuhkan sedoknya, suara benturan sendong dengan piring seketika membuat suasana nya agak kurang nyaman bagi Brianna.

"Apa yang kau pikirkan Brianna? Kau tau etika saat makan bukan? " Ucap Alberto dingin.

"Maaf ayah, aku tidak akan mengulanginya lagi " sesal Brianna kemudian ia menyuap kembali makanan dengan kepala tertunduk.

***

To_Be_Continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dangerous Situation [Drop]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang