Bab 6 (akhirnya dia kembali)

99 15 0
                                        

Pagi yang cerah dan suasana yang nyaman semakin membuat Rora betah bermalas-malasan di kasur kesayangannya.

Sejak tadi Hyori terus berteriak dari lantai bawah untuk membantu membersihkan rumah.

"RORA BANGUN!!! INI UDAH JAM 7, KAMU ITU UDAH GEDE BELAJARLAH UNTUK BERSIH BERSIH!" teriak Hyori menghasilkan suara yang menggema di telinga Rora.

"Kenapa sih mah??? Aku masih ngantuk ini," kesal Rora dengan terpaksa turun dari kamarnya dengan wajah bantal.

"Nah liat tuh anak gadis kamu pah!!! Udah gede masih aja malas, jorok lagi, pergi sana mandi!!!" Kesal Hyori tetap sibuk memasak di dapur.

"Ih nanti aja, air masih dingin, males." Jawab Rora melangkahkan kakinya menuju pantry.

"Nah duduk di situ!!! Bantuin papah kamu beberes!" Teriak Hyori sambil berkacak pinggang.

"Papah mau di bantu???" Tanya rora menatap Reno yang tengah mengepel lantai.

Reno mendongakkan kepalanya lalu menggeleng pelan, " gak usah, papah bisa kok, kamu duduk aja disitu, papah nanti mau lanjut cuci mobil," jawab Reno dengan senyuman tipisnya berhasil membuat bola mata Hyori semakin membulat.

"Jangan dimanja anaknya pah, kita itu jadi orang tua harus ajar Rora untuk jadi mandiri, kalau kita udah gak ada gimana???"

"Ih jangan ngomong kematian ih!!! Aku gak suka!!!" Kesal Rora mencebikkan bibirnya.

"Mau di bantuin apa???" Tanya rora dengan wajah terpaksa.

"Yah gitu dong anak mamah, kamu bantuin mamah buat anter kue ini ke rumah Heesung," ucap Hyori memberikan satu kotak besar kue.

"Ih gak ada yang lain apa???" Tanya rora merasa malu untuk keluar dengan penampilan yang berantakan.

"Gak mau??? Oke...."

"Ih iya!!! Sebel deh!!!" Teriak Rora merampas kuenya lalu keluar dari rumah masih memakai piyama motif hello Kitty miliknya.

"Yah bocil lewat!!!" Teriak tetangga depan rumah yang menjulurkan lidahnya dari balkon rumah nya.

"Bacot!!!!" Teriak Rora menatap sinis wajah pria disana.

"Astaga!!! Anak kecil ngomong kasar!!!" Teriak pemuda tadi semakin membuat Rora emosi.

"Papah!!! Bang Dirga nih!!!" Teriak Rora seketika membuat Dirga panik lalu berlari memasuki kamarnya.

"Rasain!!! Siapa suruh lawan Rora," sombong Rora kembali berjalan. Hanya butuh beberapa langkah kini Rora sampai di depan rumah yang masih sepi.

"Permisi!!! Tante," teriak Rora mengetuk pintu rumah itu.

Ceklek

Pintu terbuka. Rora melotot ketika yang membuka pintu itu adalah Heesung.

"Kenapa???"

"E-eh ini pak, mamah kasi kue," gugup Rora tersenyum manis menatap wajah tampan Heesung.

"Jangan senyum, Iler kamu ada." Datar Heesung membuat pipi Rora merah merona. Rora malu.

Saking terlalu malu Savira berlari tanpa berpamitan dulu dengan dosennya. Lari cepat dengan berbagai umpatan keluar dari bibirnya.

"Kamu kenapa panik gitu??? Dikejar setan???" Tanya Hyori duduk di sofa sambil memakan kue buatannya tadi.

"Mau mandi dulu mah," balas Rora menaiki tangga dengan buru buru.

"Tuh anak tumben mandi pagi, biasanya sore banget baru mandi kalau weekend," heran Hyori menyuapi Reno yang berbaring beralaskan pahanya.

"Biarin aja," jawab Reno tetap menatap layar televisi di depannya.

Dear HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang