Chapter 1

6 1 1
                                    

Bau alkohol dan lampu warna-warni menjadi sambutan kala Kim masuk kedalam club malam itu. Dengan jaket kulit dan celana denim panjang ia memasuki ruangan itu dengan sepuntung rokok disela jarinya. Kim meminum setelah memesan dengan bartender. Mengedarkan pandangannya, Kim melihat Zerga teman satu kampusnya.

Zergario Genara Mahardika, nama yang selalu menjadi topik pembicaraan para gadis di kampusnya. Kim tidak mengerti kenapa mereka selalu memuji dan mengagungkan pria itu, apa baiknya? Setiap kali Kim datang ke club ini ia selalu melihat Zerga disini dengan dua gadis dipangkuannya dan jangan lupakan rokok dan botol alkohol yang selalu berada ditangannya ketika disini.

Setelah lima batang rokok Kim habiskan bersama minuman yang ada didepannya, Kim pergi sambil merogoh saku jaketnya dan meraih kunci motor sportnya. Kim pergi tanpa tujuan, sendiri. Ia terus menyusuri jalan hingga pukul 02.30 ia kembali ke apartemennya. Kim memilih untuk tinggal sendiri, dirumah ia akan selalu melihat hal menjijikan karena kelakuan sang ayah yang sangat memuakkan. Setelah sang ibu meninggal sakit sakitan akibat ulah ayahnya yang selalu memukul menendang dan meninju sang ibu hampir setiap harinya. Ibunya patah tulang pada bagian kaki, mata kirinya yang buta akibat terkena serbuk narkoba milik lelaki itu.

Kim yang saat itu berumur delapan tahun hanya mampu melindungi dan merawat sang ibu dari ayahnya. Ketika Kim menginjak umur sepuluh tahun ibunya meninggal dengan busa yang mengeluar dari mulutnya. Bunuh diri. Didepan matanya ia melihat ibunya terbunuh dengan racun sianida yang berada ditangannya. Kim histeris dengan terus meneriaki ibunya dan mengguncang tubuh kurus itu berharap agar ia kembali membuka mata karamel kepunyaannya.

Rawindra Evander, pria itu hanya menatap datar dua perempuan dengan keadaan yang berbeda itu, ia mendengus geli muak dengan hal itu. "Seret lalu kuburkan wanita itu, aku sudah menyuruh orang untuk menggali kuburan ibumu." Rawindra berujar datar sembari menyesal rokoknya dengan hidmat.

"Ayah apa ayah bisa menolong ku untuk menggendong ibu menuju rumah sakit? Ibu tidak mungkin selemah itu ayah, ibu pasti masih hidup." Kim kecil berujar dengan terbata menahan tangis. Ia yakin ibunya masi hidup, mengapa ayahnya sudah ingin membuat kuburan untuk sang ibu?

Rawindra tertawa kosong, masih hidup? Gadis bodoh. " Kau bersekolah kan? Tidak usah bodoh, wanita itu meminum racun  bukan air biasa." Rawindra berucap datar sambil berlalu pergi meninggalkan darah dagingnya yang menangis histeris didalam sana. Ahh mainannya telah mati, apa ia harus mencari mainan lagi? Rawindra pikir mencari mainan dengan kelinci  berbeda lebih menyenangkan, maka tujuannya sekarang adalah sebuah bar dengan para jalang yang berkeliaran di depan matanya.

Saat itu Kim akhirnya meminta bantuan para maid dan pengawal yang bekerja dirumah besar ayahnya ini. Setalah dibawa dirumah sakit, benar. Ibunya telah tiada. Siang itu dengan mata bengkak dan air yang terus keluar dari matanya Kim melihat betapa keji orang orang itu menimpa peti yang berisikan separuh jiwanya. Kim menangis lirih dengan sisa suara yang ia punya.

Malam ketika ia kembali setelah berdiam di kuburan sang ibu, Kim melihat seorang wanita dewasa yang sedang bercumbu mesra dengan Rawindra. Kim kecil menutup mata dan berlari kearah kamar, menangis hingga kantuk merenggut kesadarannya.

Semenjak hari itu, setiap malam ia selalu melihat ayahnya yang kembali kerumah dengan satu wanita yang berbeda-beda dalam gendongannya setiap malam. Mereka melakukan hal keji itu didepan mata Kim kecil. Para pekerja telah kembali kerena memang waktu mereka bekerja dari jam tujuh pagi hingga jam lima sore.

Bertahun-tahun Kim bertahan dirumah itu hingga ketika ia lulus SMA Kim keluar dari rumah itu dengan 1 amplop uang, handphone dan satu motor sportnya. Semua itu adalah uang sang ayah, Kim hanya mempu membeli satu unit apart di dekat kampus yang ia incar, Kim masuk dengan jalur beasiswa. Gadis pintar itu telah meraih banyak piagam dari hasil belajarnya. Tak heran ia sekarang memakan hasil dari usahanya. Persemester pihak kampus akan memberi enam juta rupiah untuk anak anak beasiswa dan kurang mampu. Kim senang dengan hal itu.

ZERGARIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang