9.markhyuck-nomin

105 13 0
                                    


HII YOROBUN
akhirnya aku comeback lagii, btw ada yang kangen tidak? (engga juga gak papa sih)
Sudah lama sekali aku hiatus... mungkin habis ini hiatus lagi

hppy Reading

---

“Cepat, Mark! Gue gak bisa sendirian!” Suara Lucas memecah keheningan malam, terdengar dari benda canggih di tangan Mark.

“Sabar, Lucas. Gue lagi di jalan,” balas Mark seraya menyetir dengan kecepatan sedikit di atas normal. Jalanan malam itu cukup lengang, memberinya ruang untuk melaju lebih cepat.

“Sialan, Mark! Ini si Jeno berat banget. Gue gak kuat lagi, mana dia ngoceh terus dari tadi!” gerutu Lucas. Tatapannya yang kesal tertuju pada Jeno yang kini terhuyung-huyung dan tiba-tiba mencoba mencium Lucas.

“Eeemmnh~ Njunn... kenapawwh~ ka-kamuw~ putusinn akuwwhh~” ocehan Jeno terdengar sayup-sayup di telinga Mark melalui telepon.

“Lo di mana sih sekarang?! Lelet banget!” Lucas sudah habis kesabaran. Bagaimana tidak, si sipit itu—kalau sudah mabuk—selalu berakhir dengan aksi gila. Kali ini, Jeno tantrum gara-gara diputusin Renjun, si mungil yang katanya lucu itu.

“Sabar, ini bentar lagi nyamp—”

Tut-tut-tut.

Sambungan terputus. Mark mendengus kesal. Mungkin ponsel Lucas mati, kebiasaannya memang suka tunggu mati baru di-charge.

Setibanya di klub malam terbesar di Seoul, Mark langsung mencari kamar sewaan Lucas dan Jeno. Saat tangannya menyentuh knop pintu, tiba-tiba seseorang menariknya dari belakang. Tanpa peringatan, bibirnya dihantam ciuman agresif oleh seseorang yang tidak dikenal.

Mark terkejut, terlalu bingung untuk bereaksi. Orang itu mengeram kesal karena Mark tidak membalasnya. Ia akhirnya melepaskan ciuman sepihak, membiarkan Mark memandangnya dengan tatapan tak percaya.

Kulit tan yang manis, bibir plum pink, mata cokelat terang, surai cokelat legam, dan tubuh ramping menyerupai perempuan, meskipun jelas dia seorang pria. Tatapannya sayu, efek dari mabuk berat.

“kenapaw~ huk... kamuhh emm... tidak membalasnya?” lirih orang itu, suaranya bergetar. Mata sayunya dan bibir yang mengerucut membuat dada Mark tiba-tiba berdebar.

Melihat Mark tertegun, si manis itu kembali mencium dengan lebih dalam. Kali ini, Mark membalasnya tanpa sadar. Tangannya melingkar di pinggang ramping orang itu, menariknya lebih dekat seolah tak ingin ada yang merebutnya.

Mark mengangkat tubuh si manis ala koala, membawanya menuju mobil dan melesat pergi, melupakan tujuannya mencari Lucas dan Jeno.

Di mansionnya, Mark menggendong si manis masuk ke kamar mewahnya. Tanpa ragu, dia mencium lagi, lebih agresif dari sebelumnya. Ketika kesadaran kembali, keduanya sudah telanjang. Sementara itu, Lucas yang masih di kamar sewa, mengumpat saat ponselnya benar-benar mati.

“Dasar babi! HP mati lagi!” Lucas melirik Jeno yang kini terlihat siap menerjangnya. Wajah mabuk Jeno menatap Lucas seperti Renjun.

“Gila si sipit ini. Gue cari lon*on aja kali, ya?” gumam Lucas. Ia keluar dari kamar, menuju pengatur layanan di klub.

“Saya mau yang segel, ada gak?” tanya Lucas blak-blakan.

“Lon-lon di sini gak ada yang segel, Kak. Tapi ada barista cantik, cowok, sih. Harga 10 kali lipat” Tanpa pikir panjang, Lucas setuju.

"Tolong suruh barista baru mengantarkan sebotol minuman ke kamar nomor dua belas" titah si pengatur layanan kepada seseorang di sebelah nya.

Beberapa saat kemudian, seorang barista masuk ke kamar nomor 12 dengan membawa satu botol bir dan dua gelas kaca. Tapi, sebelum dia sempat pergi, Jeno sudah mencekal tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

one-shot markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang