"Dipertemukan tiga tahun lalu dan dipisahkan tiga hari kemarin".
_Yogyakarta,
Tempat yang seharusnya
menjadi penuh kenangan antara aku dengannya, ternyata malah menjadi akhir temu yang menyedihkan bersamanya.
Bermula ketika sebuah harap datang untuk bisa menikmati hari-hari paling bahagia bersamanya.Aku, manusia yang selalu mengaguminya, sekuat mungkin
untuk mencoba bersamanya di hari itu.Aku, manusia yang selalu berharap, agar semua terlihat biasa seperti yang lainnya saat hari itu.
Perjalanan yang kuharap menyenangkan, ternyata
jauh dari kenyataan.Dua belas jam lebih perjalanan,
ternyata aku hanya bisa mendengar suara dan melihat punggung miliknya saja.Tersekat satu baris bangku, rasanya seperti tersekat ribuan garis biru.
Perjalanan yang kuharap akan menjadi waktu untuk berbincang banyak dengan-nya, ternyata aku hanya bisa mendengar bincangnya saja.
Sejak saat itu,
Harap yang semula benderang, seketika padam begitu saja.Bagaimana mungkin jika ingin bersama, namun terhalang
akan banyaknya manusia.Aku memilih untuk menghabiskan waktu bersama yang lain-nya, walau sesekali tetap ada sedikit interaksi dengannya. Dan sedikit itu pula yang menjadi kenangan pilu bersamanya.
Satu setengah hari, Waktu yang melelahkan, setelah melakukan kegiatan yang menyenangkan,
tanpa kata sangat.Menikmati indahnya Jogja,
dengan segala pikiran tentang..
harus bagaimana lagi aku untuk
bisa bersamanya. Segala yang
terjadi menjadi bayang, sebab
tak ada bangku yang kuharap
untuk kita berdua.Seakan semesta ikut menghalangi kita untuk bisa bersama, segala hal yang kuharap terjadi, akan selalu ada yang membatasi.
_
Malam yang menjadi peresmian kita berpisah pun, semakin dirasa sendu saat tak ada waktu untuk memulai rindu. Tetapi aku ingat, aku sempat memeluk dan menghapus air matamu saat itu. saat mungkin, itu pertama dan terakhir kali nya aku melakukan itu.
Hanya diabadikan lewat kepala,
tanpa adanya isi gambar tentang
kita berdua.Melewati malam dengan penyesalan panjang, karena malam itu aku gagal abadi bersamanya.
Namun, aku tidak terlalu memikirkannya, sebab aku pikir akan masih ada banyak waktu yang lainnya.
Malam yang menjadikan aku kembali menaruh harap, karena momen itu aku gagal mendekati nya lagi.
_
Seakan semesta kembali menghancurkan rencana-ku.
Pada tempat selanjutnya, aku kembali gagal bersamanya. Entah kebodohanku atau memang takdir, yang jelas semua itu selalu menghalangi waktuku untuk dengan-nya.
Kembali aku berpikir,
"masih ada waktu dan tempat selanjutnya, mungkin di sana
aku bisa bersamanya"._
Pantai,
menjadi salah satu tempat yang
sangat kuharap. Siapa yang meragukan keindahan pantai di dunia ini, semua pasti berpikir bahwa pantai menjadi tempat yang indah untuk bersama-nya.Namun, kembali aku mencarinya,
ternyata aku tak melihat sedikit pun akan hadirnya.Walaupun pantai menjadi tempat yang kuharap, tapi saat itu masih ada tempat yang lebih jauh kusemogakan.
Lagi pula, di sini aku cukup senang karena aku menghabiskan banyak waktu bersama yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jogja dengan Malioboronya.
Non-FictionYogyakarta, tempat yang seharusnya menjadi penuh kenangan antara aku dengannya, ternyata menjadi akhir temu yang menyedihkan bersamanya.