Malioboro, Aku Kehilangannya.

10 0 0
                                    

"Terakhir kali melihatnya, pada tempat pertama yang dikunjunginya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terakhir kali melihatnya, pada tempat pertama yang dikunjunginya"

-

Malioboro,
menjadi tempat yang paling aku semoga-kan, untuk benar-benar bisa menghabiskan waktu bersamanya. Sedari awal, memang tempat inilah yang kutaruh harap paling banyak.

Tempat yang kuharap akan menjadi saksi betapa aku memperdulikannya.
Ternyata hanya menjadi saksi betapa aku begitu kehilangannya.

Malioboro menyimpan cerita baru,
cerita tentang remaja yang berusaha mencari wanita yang dikaguminya.

Aku terpisah saat sampai di sana,
aku tertinggal jauh jejak langkahnya.

Malam di Malioboro, aku hanya menghabiskan waktu untuk mencarinya.

Jika saja saat itu aku sendiri, aku
akan tetap berusaha menghampirinya, tanpa peduli seberapa pun jauh jarak langkahnya.

Karena aku sadar, saat itu adalah malam terakhir aku bisa bersamanya. Malam yang menjadikan penghujung cerita dari semua yang dilaluinya.

Aku khawatir, bagaimana jika malam ini, aku tetap belum bisa bersamanya.

Sebenarnya, aku tidak
berharap lebih dari yang dipikirkan. Aku hanya berharap bahwa waktu ini bisa terabadikan.

Aku berusaha sebisa mungkin untuk menemuinya, sampai akhirnya aku sadar, bahwa aku.. memang tak bisa lagi untuk bersamanya.

Aku terhenti pada stasiun Jogja
karena hujan, saat itu aku sudah
putus asa, semua yang kuharap
tak satu pun menjadi kenyataan,
aku menangis dalam diam, saat tersadar bahwa malam itu jadi malam terakhirku bersamanya, hujan seakan mengerti bahwa aku sedang bersedih, aku tak tau harus bagaimana lagi, aku merasa kehilangan, aku merasa tak akan ada lagi waktu untuk bersamanya, malam yang menjadi penutup akhir cerita dengan kehilangannya, hatiku hancur saat itu juga, air mataku jatuh hanya untuknya, lidah seakan kelu, aku meratap pada langit malam, seakan belum percaya bahwa malam ini aku tak bisa bersamanya, dadaku sesak, aku membayangkan segala bentuk wajahnya, aku membayangkan bentuk senyumnya, aku membayangkan suara tawanya, aku membayangkan matanya, aku membayangkan semua yang tak bisa kulihat di malam terakhir ini, aku terduduk lesu, aku terdiam, bahkan aku tak peduli suara bising kereta yang lewat, pikiranku penuh tentangnya, aku tak bisa lagi mencarinya, aku hanya bisa meratapi segalanya, aku gagal, aku kembali gagal, aku merasa jadi manusia paling gagal sedunia, aku tak bisa bersamanya di tempat yang paling kusemogakan, aku tak bisa bersamanya di malam yang tak terabadikan, aku benar menangis dalam diam, aku kesal, aku benci
pada diriku sendiri, aku tak tau
harus apa lagi.

Semua akan menjadi penyesalan yang bertahan lama, dari akhir malam yang terlalu disayangkan.

_

Perjalanan pulang,
Aku masih menangisi segalanya, aku menatap kosong punggung miliknya, aku bersedih.

Aku masih menyimpan setitik harap di delapan jam lebih perjalanan pulang, aku masih berharap ada sisa waktu untuk bersamanya.

Namun, sama seperti malam tadi, tetapi jauh lebih baik, sebab aku berhasil sedikit berbicara denganya.

Aku khawatir,
Bagaimana jika nanti semua kenangan menjadi terabaikan, sedang aku berusaha mengabadikan.

Saat itu hingga kapan pun, aku tak akan melupakan semua kenangannya.

Aku masih belum percaya,
selama tiga tahun memiliki perasaan canggung saat dengannya, ternyata bertahan sampai pada saat aku tak bisa lagi untuk bersamanya. Padahal, aku selalu berharap perasaan itu menghilang ditengah ceritaku mengaguminya.

Ini sudah menjadi
akhir dari segalanya,

Tak ada lagi tatap mata
canggung miliknya,

Tak ada lagi tawa yang
kudengar dari dirinya,

Tak ada lagi cerita yang
selalu aku nanti-nantikan,

Tak ada lagi rasa dingin
saat bertemu dengannya, dan.

Tak ada lagi canda yang
tercipta saat aku sedang bersamanya.

Akhir cerita bertinta biru, selalu menjadi cerita yang kusimpan rapat dalam rindu.

Aku masih akan tetap berharap menemui-mu di lain waktu, dengan perasaan yang sama ketika terakhir kali kita bertemu.

Terimakasih atas segalanya,

Aku akan selalu ingat semua kenangan saat dengan-mu,

Aku akan selalu ingat semua kata yang pernah kau utarakan hanya untuk-ku,

Dan aku akan selalu simpan tentang kita dalam buku berwarna biru.

Terimakasih juga pada Malioboro, karena tempat itu menjadi saksi akhir cerita kita walau pun kelu.

sampai nanti gadis berwarna biru, aku akan tetap menyimpan-mu utuh dalam rindu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jogja dengan Malioboronya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang