"Halo" panggil Ayu dengan panik saat telepon masuk dari orang yang selama ini ia tunggu kedatangannya
"Maaf" suara disebrang sana terdengar lirih bersamaan dengan isak tangis
"Apa maksudnya?" Ayu tak mengerti ada apa dengan semua ini ia tidak bisa mencerna dengan baik apa yang sedang terjadi
"Aku menyerah" saat kalimat itu terucap bersamaan dengan suara kereta api yang terdengar nyaring di sebrang sana
Tut
Tut
Tut
"Halo Arka kamu kenapa? Halo Arka...." panggilan terputus sesaat setelah suara itu terdengar
Ayu masih tidak tau apa apa, dia berfikir Arka hanya bercanda dan tidak serius dengan ucapannya, ia tidak sama sekali berniat meninggalkan laki laki itu dia hanya ingin memberi pelajaran karena Arka sudah keterlaluan
"Arka" entah mengapa rasanya sakit sekali, dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi Arka tidak mungkinkan berfikir sependek itu kan?
Tiba tipa televisi menyalakan siaran langsung yang memperlihatkan repoter tengah memberitakan kecelakaan
"Dikabarkan seorang laki laki yang memiliki gangguan jiwa telah bunuh diri di rel kereta api" suara reporter itu langsung menarik perhatiannyaSeketika gelas berisikan teh hangat yang ia genggam itu langsung pecah tak beraturan. Genangan air di mata Ayu tiba tiba muncul langsung membasahi pipinya ketika mengetahui identitas dan tanda tanda dari tubuh mayat tersebut sama dengan orang yang menutup telponnya tadi secara sepihak, ralat telponnya terputus
Orang orang yang berada di warung itu langsung menatapnya dengan lirikan tak bersahabat, omongan omongan terdengar di telinganya dari orang orang tersebut
"Itu kali yah yang katanya pacar si sinting itu"
"Ih sukur deh dia udah mati, ngerepotin orang aja"
"Dia kok mau yah pacaran sama orang sinting, apa jangan jangan dia juga sinting"
"Akhirnya si tukang onar itu mati juga udah lama gue doain eh taunya terkabul juga"
Dan banyak lagi omongan omongan yang terdengar menyakitkan baginya, Ayu segera pergi ke lokasi kejadian untuk memastikan korbannya bukan orang yang katanya tidak akan meninggalkannya, dia tidak akan percaya begitu saja
Air matanya tak henti hentinya mengalir, dia berdoa supaya ketakutannya tidak menjadi kenyataan dia berdoa, Arka orang yang selama ini menjadi pelindungnya tidak pernah pergi meninggalkannya
"Aku harap itu bukan kamu Arka, aku harap kamu masih bertahan untuk aku, aku harap kamu bukan pembohong"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA
Teen Fiction"Aku mencintaimu" ujarnya seraya menatap manik mata hitam ku dalam. Aku awalnya sangat tidak percaya dengan ucapan yang terdenar membohongi hati itu, tapi nyatanya semakin lama hati yang awalnya kukuh dengan kalimat terdengar berbohong itu akhirnya...