Hari sudah semakin gelap, waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 malam.
Mobil berwarna abu abu sudah terparkir dihalaman rumah keluarga safa.
Callie dan vano sudah berada diruang tv bersama dengan nachia yang tengah sibuk melempar lempar mainannya.'Jangan dilempar lempar dong nana' callie menahan mainan yang akan dilempar kembali oleh nachia
Vano memperhatikan nachia yang tengah bermain dengan callie.
Sejujurnya vano sangat tidak menyukai anak kecil, tapi jika dipikir pikir lagi nachia adalah anaknya, mau tidak mau dia harus menyukai nachia'Aku mau pangku nana dong call' ucap vano
Mendengar itu callie mengangkat nachia dan meletakkan dipangkuan vano. Namun seperkian detik nachia langsung berontak dan menangis dengan kancang, dan akhirnya karna vano tidak bisa memegang bayi
Nachiapun jatuh dari pangkuan vano'Astagaa' callie dengan cepat langsung menggendong nachia dan menenangkan nachia yang menangis kencang.
Mendengar tangisan nachia, mba ina langsung berlari dari arah dapur dan menghampiri callie
'Kenapa non?' mba ina menggendong nachia yang masih menangis
'Tadi jatuh mba' callie benar benar sangat khawatir, karna sebelumnya nachia tidak pernah jatuh sama sekali
'Coba sini mba liat sayang'
mba ina melihat wajah nachia takut kenapa kenapa. Dan benar saja kening nachia merah karna terbentur lantai.
'Yaampun non ini benjol, saya ambil minyak telon dulu ya' ucap mba ina sambil menggosok bagian yang dibilang benjol itu
'Aku aja mba yang ambil' Callie langsung berlari kearah kamarnya untuk mengambil minyak telon
Vano benar benar dibuat bingung. Ia belum pernah ada disituasi seperti ini sebelumnya, kepalanya terasa ingin pecah mendengar tangisan bayi.
Mba ina memperhatikan kearah vano dengan tatapan tak suka, kemudian ia fokus lagi menenangkan nachia.Tak lama callie kembali dengan minyak telonnya. Dengan telaten mba ina membalur kening nachia yang semakin memar dan membesar.
Callie yang melihat itu rasanya ingin menangis, ia tidak tega melihat nachia seperti sangat kesakitan.'non susuin nachia dulu aja. Kasian dia juga kayanya ngantuk' mba ina memberikan nachia pada callie, callie langsung menggendong nachia dan mengangguk.
Callie berjalan kearah vano 'Van maaf banget. Hari ini kmu gabisa main sama nachia dulu ya, kapan kapan aku bawa nachia ke kamu nanti ya'
Vano menatap kearah callie kesal, namun ia harus bisa menjaga emosinya didepan callie untuk saat ini.
'Iya aku pulang aja ya' callie yang mendengar itu mengangguk.
Satu sisi vano juga bersyukur bisa pulang lebih dulu dari pada dia pusing dengan tangisan bayi.
Vano pergi meninggalkan rumah callie tanpa diantar oleh callie sampai depan, ia hanya diantar oleh mba ina.Callie menidurkan nachia disampingnya, sambil ia memberikan asi pada nachia.
Ia melihat wajah nachia yang memerah karna menangis dan mungkin juga karna kesakitan'Maafin bunda ya sayang ' callie mengusap usap bagian kening nachia yang benjol
Suasana begitu ramai mengisi ruangan yang kedap suara ini.
Lampu yang sangat minim dan musik yang bergema diruangan ini membuat siapapun ingin berjoget.'Selamat ulang tahunnnnn' teriak semua orang sambil bersulang
Semua langsung menenggak minuman mereka.'Wah seger banget' ucap gisal setelah meneguk minumannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Closer [Cella] (SEDANG PRE ORDER)
Fiksi PenggemarCerita ini hanya fiksi belaka. Bijak bijak dalam membaca,jangan menyangkut pautkan dengan kehidupan pemeran real. Cerita ini murni ide saya sendiri,jika ada kesamaan itu diluar dugaan saya. Bxg