12 | Ada yang Gosong

52 14 0
                                    

"ZAIRU!"

Yang dipanggil, langkahnya bersama Azzura, sahabat tomboinya, dihentikan. Seorang laki-laki yang menjadi saingan pada saat pertandingan basket mendekat dengan raut penuh amarah.

"Sejak kapan lo macarin adek gue?" tanyanya dingin meski rautnya berapi-api.

Disemprot begitu, alis Zairu tertekuk menatapnya. "Adek lo?"

Wahyu mendengus. "Saking banyaknya cewek yang lo PHP-in, adek gue aja lo lupain."

"Nggak usah fitnah dulu bisa nggak, sih?" semprot Zairu. "Gue bener-bener nggak tahu siapa yang lo maksud, dan... sorry? Gue nggak pernah PHP-in siapa-siapa."

"Banyak bacot!"

Bugh!

Seorang gadis yang baru saja melintas dari kejauhan, melihat kerumunan yang melibatkan adegan kekerasan itu pun membulatkan mata, langkahnya berhenti sebentar, sebelum menggeram dan mengepalkan jemari.

Zairu di bawah kaki Wahyu, meliriknya sayu, tidak suka kekerasan. Sementara Azzura memberontak ditarik kedua teman Wahyu mundur waktu hendak menolong Zairu. Baru saja Wahyu menarik kerahnya hendak melayangkan pukulan ke dua, suara seorang cewek berlari mendekat sambil lemparan tasnya, menarik perhatian semua orang di sekitar.

Buakh!

Shoot.

"AAAHH!"

Satu sama.

Wahyu akhirnya tumbang karena sebuah tas pink pastel cukup tebal mengenai kepalanya.

Dada Vanila naik turun sambil memungut tasnya, menatap Wahyu penuh emosi. "Jangan kayak anak kecil! Kalo punya masalah tuh diselesein dengan cara baik-baik! Masa harus dikasih tahu dulu udah besar?" ejeeknya dengan berani.

Nadanya terdengar kesal bercampur emosi, sebelum melirik Zairu yang dbantu Azzura berdiri.

Zairu benar-benar tidak mengerti, kenapa selalu ada cewek ini di setiap masalahnya? Kenapa selalu ada pembelaan dari Vanila untuknya? Kenapa cewek ini selalu ikut campur, padahal mereka tidak pernah saling mengenal sebelumnya?

Dan ... kenapa harus Zairu?

Padahal kemarin-kemarin juga ada keributan seperti ini, tapi cewek ini tidak ikut campur. Berbagai pertanyaan-pertanyaan menggantung di kepala mengusik Zairu. Cowok itu menatap Vanila--yang tengah mengomeli Wahyu habis-habisan--penuh tanda tanya.

Baru saja Wahyu membuka mulut hendak membalas omelan Vanila, gadis itu keburu berbalik.

Namun, Wahyu tetap melanjutkan, "Berani ikut campur lo?"

Zairu bisa menyaksikan mulut Vanila menyenye, menirukan haya bicara Wahyu, terlihat lucu, sebelum punggung mungil itu melanjutkan langkahnya mengabaikan kerumunan. Zairu masih menyaksikan dalam diam.

•••

Entah ini hanya perasaan Zairu atau dia yang kepedean, akhir-akhir ini dia merasa ada yang mengikutinya dari belakang sampai pulang. Namun waktu dirinya berbalik, tidak ada siapa-siapa. Cowok itu menelan ludah, bulu kuduknya dirasa berdiri, sebelum mempercepat langkah menuju halte berikutnya, dan berikutnya-seperti biasa.

Selain merasa ada yang mengikuti di real life, di dunia sosmednya juga ada akun aneh yang mem-bom like, mengirimi dirrect massage berupa kata-kata penyemangat. Waktu Zairu cek, akun itu tidak ada apa-apanya. Yang diikuti juga hanya akun Zairu. Aneh. Apa itu pengagum rahasianya?

Beberapa akhir ini motornya disita Ayah, makanya Zairu sering naik bus sekarang. Kendaraan berlalu lalang di sekitar seolah menjadi kekuatannya untuk menghilangkan rasa takut menyapa.

Behind The Spotlight✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang