Begitu sampai di Aula ketiga mengambil duduk di bagian depan tapi pada barisan kedua. Tatapan Januari mengarah pada setiap sudut aula itu. Tapi tatapan nya berhenti pada satu titik yaitu pada sekelompok perempuan yang duduk tak jauh dari mereka.
Entah kenapa saat matanya menatap salah satu diantara mereka, sudut bibirnya terangkat. Sungguh dia begitu cantik, dengan balutan seragam.
"Dia begitu cantik, bahkan aku bisa merasakan aura nya walaupun dari jauh." Ucap Januari dalam hati.
Tiba-tiba pandangan nya terhenti karena mendengar suara dentuman keras yang berasal dari belakang sekolah.
"Anak-anak, kalian langsung ke kamar asrama saja, untuk pengumuman yang akan di sampaikan kami akan sampaikan pada ketua asrama kalian." Ucap master Zeus.
Januari menatap master Zeus dengan tatapan tajam penuh selidik. "Siapa dia? Kenapa aku merasa jika aku pernah bertemu dengan nya." Tanya nya dalam hati.
Azam yang berada di deket Januari langsung menarik tangan laki-laki itu karena tak kunjung di jawab pertanyaan nya sejak tadi.
Januari di tarik ke sebuah tempat yang aman bersama dengan yang lainnya. "Lo kenapa sih? Melamun sejak tadi." Tanya Azam.
"Lo kalo sakit mending istirahat aja, Janu." Ucap Vairo.
Januari menggeleng "gue gapapa, cuman ngerasa aneh aja sama tempat ini. Ini bukan sekolah biasa Ro, Zam." Sahut Januari.
Azam dan Vairo menghela napas secara bersamaan "sejak awal kita juga udah ngerasa banget. Sekolah bukan kayak sekolah, asrama yang tua banget bangunannya. Dan siswa yang lulus dari sini tuh jadi kek gimana gitu sifatnya." Ucap Vairo.
"Mereka jadi dingin banget kan?." Timpal Azam
Vairo mengangguk "bener banget, kakak gue setelah lulus dari sini tuh jadi tertutup banget. Dan dia sempet debat sama papa waktu mau daftarin gue disini." Ucap Vairo lagi.
"Sama benget lagi, papi sempet debat dulu sama mami. Tapi akhirnya argumen Mami yang menang, waktu papi nganterin gue tadi dia beliau ngasih pesan kalo tempat ini udah gak beres gue disuruh kabur aja." Ucap Azam.
"Tempat ini bener-bener misterius banget gak sih? Apalagi sama hutan terlarang yang betada di belakang sekolah." Ucap Januari.
"Gimana kalo entar malam kita kesana nyari apapun yang mencurigakan disana." Ajak Azam.
"Jangan gila Zam, kita siswa baru disini. Jangan buat masalah dulu." Tolak Vairo.
"Apa yang di bilang Vairo bener Zam, kita gak tau ada apa aja disana."
"Kalian bener sih." Azam terdiam sebentar lalu matanya kembali berbinar.
"Apa kita selidiki yang ada disini aja? Siapa tau kita ketemu sama hal-hal yang diluar nalar kita." Ucap Azam.
"Ide bagus itu, yaudah entar malam kita keliling asrama dan sekolah." Sahut Januari.
Vairo mengangguk mengiyakan, tidak ada salahnya dia mengikuti kedua temannya ini. Sebab dia juga penasaran dengan apa yang terjadi di sekolah ini yang membuat Kakak satu-satunya berubah dan yang awalnya kakaknya tidak pernah berdebat dengan sang papa, untuk pertama kalinya kakaknya berdebat sampai sang papa hampir menamparnya.
Ketiga nya langsung berjalan ke kamar asrama mereka. Namun saat melewati lobby asrama, ketiganya berpapasan dengan empat perempuan yang begitu Januari kenal. Mereka dikenal dengan Armageddon.
"Tidak menyangka kita bertemu disini, Adista." Ucap Vairo.
Azam dan Januari langsung menatap Vairo secara bersamaan lalu saling memandang satu sama lain seolah bilang, dia kenal darimana begitu pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nævis School Series
Teen FictionNævis School adalah sekolah menengah Atas, dimana kurikulum yang ada didalamnya begitu unik dan memiliki peraturan yang super ketat dan menyebalkan. Ditambah letak sekolah itu berada di tengah hutan yang dimana suasana sangat mencekam ketika malam h...