Pagi hari pun tiba, semua murid yang pingsan di bawa ke sebuah tempat dengan menaiki bus. Kiran yang terlebih dahulu sadar, dengan perlahan dia membuka mata menyesuaikan cahaya matahari yang terpantul dari kaca bus.
Saat mata terbuka dia terheran karena berada di bus dan di sampingnya ada Yana yang masih belum sadar dari pingsannya. Maka dia agak bangun untuk melihat ke sekeliling, dia terkejut karena semua teman-teman nya masih dalam keadaan pingsan.
Maka dia arahkan pandangannya kearah depan dimana asisten yang tadi malam memberikan kue pada nya dan teman-temannya sedang menyetir.
"Mau dibawa kemana kami?." Tanya Kiran.
Tapi laki-laki itu tidak langsung menjawab dia hanya tersenyum sambil menyetir bus itu. "Dark High School." Ucap nya.
"Kenapa harus membius kami?."
Kali ini pertanyaan Kiran tidak dijawab, melainkan hanya di balas senyuman saja. Dan Kiran tau senyuman itu bukanlah senyuman biasa ada maksud di dalamnya.
Maka Kiran mau tidak mau membangunkan teman-teman nya. "Yana bangun, Yan bangun!." Kiran sedikit mengguncangkan tubuh Yana.
"Semuanya ayo bangun, bangun, bangun!!." Suara Kiran begitu nyaring membuat semuanya yang berada di bus itu terbangun.
Bus itu pun tiba di sebuah tempat yang begitu asing bagi mereka. Dan disana sudah ada Master Vano dan guru yang memang selalu berada di samping master Vano.
"Hei! tempat apa ini?." Tanya Haikal.
"Kalian berada di Nævis School." Ucap Master Vano.
"Mulai hari ini, tempat ini akan menjadi rumah kalian. Disini lah kalian akan mencari jati diri dan belajar mandiri." Lanjutnya.
"Ini bukan rumah, tapi penjara." Ucap Javas.
"Benar, dan apa maksud kalian membius kami?." Tanya Kiran.
"Kami minta maaf untuk hal itu, tapi apa yang terjadi dengan kalian adalah tradisi dari sekolah ini, dan bentuk pelajaran yang ada di sekolah ini." Jawab master Vano.
"Pelajaran macam apa ini? Apakah sudah masuk semesternya? Kami belum menyiapkan semuanya dan kami tidak membawa pakaian." Ucap Yana.
"Jangan khawatir, Kalian tidak perlu menyiapkan, karena orang tua kalian sudah menyiapkan semuanya."
"Tapi kami tidak setuju dengan apa yang kalian lakukan. Bukan kah ini semua salah?." Ucap Azam dengan marah.
"Jika master Vano tidak bertanya, kalian tidak berhak untuk bicara. Mulai sekarang kalian adalah siswa Nævis School jadi bersikap lah sopan." Ujar Master Liona.
"Tidak, aku tidak akan berdiam diri disini." Ucap haikal yang menoleh pada temannya, Javas.
Kedua nya berbalik tapi asisten master Vano, Julian menghentikan mereka.
"Minggir!." Haikal menatap tajam kearah Julian. "Kamu mau mencari masalah?." Ucap Haikal."Jika kamu tidak berhenti membuat masalah, aku yang akan menghukummu, tuan Haikal." Ucap Julian dengan nada tegas.
Haikal menatap Javas, sedang kan Javas menghela napas dan mendengus. Mau tidak mau keduanya membalikkan badan dan kembali ke tempat masing-masing.
"Sekolah ini memiliki beberapa peraturan yang harus kalian patuhi. Jika tidak, kalian akan dihukum sesuai dengan apa yang kalian langgar." Ucap master vano.
"Seperti peraturan yang pertama, kalian tidak boleh berinteraksi dengan dunia luar. Maka kalian tidak boleh memegang ponsel selama bersekolah disini." Ucap Master Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nævis School Series
Teen FictionNævis School adalah sekolah menengah Atas, dimana kurikulum yang ada didalamnya begitu unik dan memiliki peraturan yang super ketat dan menyebalkan. Ditambah letak sekolah itu berada di tengah hutan yang dimana suasana sangat mencekam ketika malam h...