Side story 2

209 23 3
                                    

Halilintar POV

Entah kenapa aku merasa bangga dengan pencapaian kami selama ini, perjuangan kami semua. Meskipun memiliki keterpurukan lainnya, kami tetap bisa melewati semua nya.

Terkadang aku pun selalu membayangkan wajah mereka bertiga yang bangga terhadap kita semua.

Tok, Taufan, Ochobot, aku yakin kalian menyaksikan kita semua disini. Atok pasti senang karna kedai milik Atok menjadi sebuah cafe besar dengan beberapa cabang. Ini semua berkat doa dan dukungan Atok selama ini.

Taufan, apa kau melihat semua ini? Apa menurutmu aku sudah menjadi kakak yang baik bagi adik adik kita? Sesuai yang kau katakan kepada kami.

"Tetap lah bahagia meskipun tanpa diriku" itulah yang kau ucapkan kepada kami semua.

Kami semua selalu berbahagia, tetapi jika teringat mengenai dirimu..

Bahagia itu akan hilang, dan kami semua akan selalu mengingat kejadian itu terus menerus.

Maaf.. aku belum menjadi kakak yang baik untuk mu, ya?

Halilintar POV end

"Silahkan potong pita tersebut dengan ini, Tuan!" Ujar nya memberikan sebuah gunting dengan pita yang terletak di nampan.

Dengan senyuman tipis nya, ia mengambil gunting itu dengan tangan kanannya. Menggunting sebuah pita itu, seketika suara tepukan tangan terdengar sangat nyaring, begitu juga dengan ucapan selamat.

"Selamat karna sudah berhasil membangun cabang ke 7 ini, kak!" Ucap nya sembari tersenyum kearah Halilintar.

"Terimakasih, Gempa. Selamat juga atas dirimu, ini milik kita semua," balas Halilintar menepuk pundak Gempa.

"Solar tidak datang lagi?"

"Dia terlalu sibuk, kak"

Skip

Bagaimana tempat itu tidak ramai, sedangkan seorang artis terkenal akan segera datang.

"KYAAAAAA SOLAAAARRRR!~" Kurang lebih seperti itulah suara penggemar Solar.

Banyak orang di sekeliling Solar dengan jas hitam nya guna menjaga Solar dari para penggemar.

Kesibukan Solar saat ini sesuai dengan hobi nya. Bermain media sosial dan sikap narsis nya memang tidak bisa hilang. Ia bahkan semakin banyak memiliki pengikut di berbagai media sosialnya.

Kalau menurut nya, "Apa gunanya ketampanan jika tidak di manfaatkan?"

Memang benar, seorang Solar terlihat tampan. Namun apa beda nya dia dengan saudara nya yang lain, wajah mereka sama.

.

..

...

....

.....

......

Ceklek!

"Selamat datang, Kak!" Sambut nya.

"Y- ya.."

Suara yang seolah di dengar oleh nya, bagaimana bisa suara itu selalu hadir ketika ia membuka pintu rumah tersebut.

"Terimakasih atas sambutannya, Taufan," monolog nya sambil tersenyum.

Adik adiknya mulai memiliki kesibukan masing masing. Gempa yang saat ini sudah bersama karir nya, kepintaran nya membuat ia menjadi seorang CEO dari sebuah perusahaan besar.

Side story "Terulang kembali"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang