XXIII. HARI BAHAGIA ZAVE

24 2 0
                                    

——————Happy reading—————

'Braak'

"Eh ibu maaf saya ga liat"

"Iyaa gapapa nak"
Ucap wanita itu.

Lalu gadis yang menabraknya kini membantu memungut barang makanan yang terjatuh.

"Inii bu, maaf yaa bu sekali lagi"
Ucap Nazeya.

"Kamu? Kamu kan yang nolongin saya lahiran kan?"
Ucap wanita itu.

Nazeya memperhatikan wajah itu dan memutar ingatannya kembali.

"Ohh ituu ibu ya? Jadi sekarang gimana bayinya bu?"
Tanya Nazeya.

"Ada di rumah sama suster, kamu mau mampir ga kerumah ibu? Deket kok dari sini"
Tawar sang wanita.

"Emm boleh deh Buu, lagian saya ga sibuk"
Angguk Nazeya dan menerima tawaran tersebut.

Keduanya pun berjalan beriringan sambil berbincang kecil.

Tak lama kemudian mereka berdiri di pagar rumah yang bercat coklat dan memasuki halaman rumah tersebut.

Sesampainya di pintu utama rumah, sang wanita mempersilahkan Nazeya masuk ke dalam rumahnya.

Nazeya merasa rumah ini sepi, namun karena ini jam 8 pagi, jadi ia berfikir bahwa anak anak atau suaminya bekerja dan bersekolah.

Gadis itu duduk di sofa yang empuk nan nyaman, ia berfikir pasti sofa ini sangat malah, melihat desain interior rumah yang bak kerajaan Yunani ini dirinya sangat terpukau. Ia bertanya pada dirinya sendiri bagaimana bisa mambuat rumah seperti ini.

Tak ingin gila dengan pikirannya sendiri, Nazeya langsung beralih ke seorang balita yang begitu gemas saat berada di gendongan sang ibu.

"Yaampun, ini anak ibuu yang waktu itu? Udah balita aja yaa, duhh bibirnya cantik, matanya coklat"
Nazeya begitu gemas dan ingin mengambil alih balita itu.

"Namanya siapa bu?"
Tanya Nazeya.

"Guen" (Guin)

"Haaaii Guen, aku Zeyaa, kita temenan yaa"
Ucap gadis itu sambil menjabat tangan mungil Guen seolah-olah berkenalan.

"Cantik yaa kamu, kaya mamah"

Mendengar itu wanita tadi tersipu malu.
"Kamu bisa aja. Oiya nama kamu Zeya? Nama saya Aneth"

"Ohh iyaa ibu Aneth, bu Aneth boleh ga saya ajak main Guen ke taman?"

"Ohh boleh dong, ayo ikut saya"

Nazeya pun langsung mengikuti Aneth dari belakang. Setelah samapai dirinya dikejutkan dengan taman yang ber vibes negeri dongeng.

Rumput yang hijau, kursi taman dan pepohonan serta bunga bunga yang indah, yang dapat memanjakan mata.

Nazeya langsung bersemangat dan menggelar alas untuk duduk lalu bermain dengan Guen, serta terdapat suster yang ikut menjaga balita itu.

"Geulis kamu ya neng"
Celetuk suster itu yang melihat Nazeya.

"Ah ibuu, biasa aja kok"
Balas Nazeya merendah.

"Nama neng siapa?"

"Panggil aja Zeya bu"

Mereka berdua berbincang-bincang kecil sambil memperhatikan Guen.

Ternyata waktu telah menunjukkan jam 2 sore. Guen si balita telah tidur akibat kelelahan bermain, namun Nazeya tak berniat pergi dari rumah itu.

Namun tiba-tiba seorang gadis yang terlihat seumuran dengannya kini menghampirinya. Menepuk pundaknya dan Nazeya refleks melihat ke belakang.

"D-dista?"
Ucap Nazeya yang begitu gagap. Dirinya seolah-olah kembali ke saat dimana Dista menuangkan susu sapi di badannya serta menguncinya di gudang.

NAZEYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang