View berjalan menyusuri jalanan perumahan yang cukup ramai setiap malamnya, ada satpam dan bapak-bapak di pos ronda yang sedang bersiap melakukan ronda malam. View beberapa minggu belakangan ini sudah tidak pernah lagi kembali ke rumah pada sore hari, ia akan pulang jam sembilan malam karena ia sudah tidak tahan dengan orang di rumahnya yang tidak menganggapnya berharga sejak dulu.
"Baru pulang?" ucap Nam kakaknya View melihat adiknya baru selesai menutup pintu.
"Heem" jawab View sekedarnya tanpa melihat kakaknya.
View dan kakaknya tidak memiliki hubungan yang akrab layaknya kakak adik pada umumnya karena mamanya lah yang bertanggung jawab atas semua ini, dan juga tidak merasa senang dengan kakaknya yang merebut segala perhatian dan prioritas mamanya, padahal orang-orang banyak berkata jika orang tua cendrung akan melebih menyayangi anak bungsu daripada sulung. Omong kosong terbesar yang pernah ia percayai.
Alasan terbesar View membenci ulang tahunnya adalah kakaknya sendiri. Mamanya lebih mengutamakan kakaknya dibanding dirinya. Dulu ketika ulang tahun ke dua puluhnya Mama View tidak memasakkan ayam katsu yang telah dijanjikan karena kakak tidak menyukainya, tapi malah memasak sup iga sapi yang View benci. Dan ketika View membicarakan hal itu mamanya akan marah padanya dengan kata-kata kasar yang dilontarkan.
Sejak saat itu View tidak merayakan ulang tahunnya dirumah, ia lebih memilih mencari keramaian dan memakan makanan disana. Ia merayakan ulang tahunnya sendiri ditengah keramaian agar tidak merasa sendirian.
***
Berbeda dari biasanya, malam ini View sudah berada dirumahnya sejak jam 6 sore tadi. sejak pulang ia hanya berada di kamarnya sambil menonton Film berjudul Toko Barang Mantan di Netflix. Tanpa ia sadar jam sudah menunjukan pukul delapan malam saat film itu selesai ia tonton. Asam lambungnya yang naik membuat View juga sadar ia belum makan malam, View memutuskan untuk keluar membeli bakso didepan gang perumahannya.
View keluar kamar dan bertemu dengan mamanya yang sedang menonton di ruang tengah.
"View sini sebentar, mama mau ngomong." Ujar Mama View tanpa menoleh ke arahnya.
"Aku mau keluar dulu beli makan bentar ma" View keluar rumah tanpa menunggu balasan dari mamanya.
View memakan bakso langsung di tempat karena ia terlalu malas untuk mencuci mangkok setelah makan nanti dan tentu menghindari mamanya. View sudah menebak apapun yang akan dibicarakan dengan mamanya itu tidak akan berakhir damai selalu berakhir keributan yang akan menggangu tetangga malam ini.
Sayangnya ketika View telah kembali dari makan bakso, mamanya masih setia duduk di ruang tengah. Namun View mencoba pura-pura lupa dan bergegas masuk ke kamar.
"View. kemarilah"
"Em" View akhirnya menyerah dan duduk di kursi yang cukup jauh dari mamanya itu.
"View kali ini mama benar-benar minta tolong sama kamu, kamu mau ya jadi pendonor hati ya untuk kakak kamu. Dia sudah tidak bisa bertahan lagi jika kita tidak cepat mendapatkan transplantasi hati untuknya. Besok ajuin cuti biar kamu bisa ikut test kecocokan di Rumah sakit."
View terdiam, ia tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Di satu sisi ia sedih dan kecewa karena mamanya lebih memikirkan kakaknya daripada dirinya. Dan di sisi lainnya ia merasa merasa empati dengan kakaknya itu.
"Aku... Gak tau ma, tapi biaya operasinya darimana?"
"Kalo kamu mau, mama akan coba nyari pinjaman dan gunakan tabungan mama dan kamu. Mama tau kamu punya tabungan yang cukup banyak"
"Tapi ma..."
Tanpa mendengarkan pendapat View lagi, mamanya pergi masuk ke kamar meninggal View terduduk disana sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birthday Gift (ViewJune) | Short Fanfic
FanfictionView, perempuan seperempat abad yang sebelumnya tidak menyukai hari ulang tahunnya menjadi seorang yang paling bersyukur telah lahir di dunia. *Note : Semua yang tertulis hanya karangan penggemar, tidak ada hubungan dengan orang aslinya. Jangan ang...