RJL 10 - The Past and Trials of Life

12 2 0
                                    

10. Aditya dengan masa lalunya dan Lea dangan cobaan hidupnya


Aditya menyergit bingung melihat ada 2 mobil di pekarangan rumahnya. Sepertinya ada tamu pikirnya. Turun dari motornya lalu masuk ke rumah.

"Ada siapa pak?" Tanya Aditya pada Pak Supto security mereka.

"Ada tamu dari luar negeri Den. Saya teh gak kenal mereka siapa. Sepertinya keluarga dekat Den." Jawabnya karena baru setahun ia bekerja di keluarga Aditya.

Aditya akhirnya mengangguk dan penasaran. Ia kembali mengingat ucapan Mamanya tadi malam.

"Besok mereka datang kan Pah."

Kata itu mampu membuat pikiran Aditya bingung. Mereka siapa?
Karna tak mau larut dari rasa penasaran, Aditya masuk dan berjalan mengarah ruang makan karna suara perbincangan ada disana.

"Mah, Pah.." panggilnya. Ia melihat ada ada sepasang suami istri yang sepertinya seumuran dengan orangtuanya. Dan fokus matanya beralih ke seorang perempuan yang duduk membelakanginya.

Rambut panjang di curly, perempuan itu menoleh cepat dan langsung lari ke depakan Aditya. Ia memeluk Aditya erat dengan senang, hampir saja terhuyung ke belakang karena keterkejutan Aditya.

"Aditya, gue kangen banget sama lo."

***.

Lea menatap orang di depannya dengan cemberut dan malas, padahal dirinya ingin cepat pulang karena merasa lelah. Namun lelaki dengan postur tubuh tinggi itu malah menghalanginya.

"Gue ga makan orang." Dia sang ketua OSIS. Dirgantara Atmaja. Panggil saja Dirga.

"Gue serius di depan sana ada tauran besar-besaran, kalau lo lewat sana yang ada lo celaka. Lo mau mati?" Dirga serius, di persimpangan sana ada tauran besar-besaran antar sekolah. Dirga tidak tau anak sekolah mana mereka, yang jelas itu permasalahan antara geng motor tidak jelas.

"Ngarang lo yah?" Lea sebenarnya mau diantar pulang oleh Dirga. Namun ia tidak mau ada kesalahpahaman diantara dia dan Aditya. Walaupun Aditya sering pulang dengan perempuan itu.

Dirga tak sengaja melihat Lea sendirian di halte sekolah menunggu angkutan. Dirga tau arah pulang Lea namun jika tempat tinggal ia tidak tau. Ia ingat ada beberapa siswa tadi mengingatkan agar pulang dengan hati-hati.

"Gue gak ngarang. Niat gue baik sama lo. Naik gak?" Tangan Dirga langsung menyodorkan helm kepada Lea.

Lea akhirnya memilih mengiyakan. Ia juga takut kalau perkataan lelaki itu benarnya. Lelaki itu tidak ada sopan santunnya padahal statusnya junior walaupun ia ketua OSIS.

Setelah nyaman dengan duduknya. Dirga terkekeh melihat tingkah Lea cemberut yang seraya meletakkan tas di depnnya. Anggap saja sebagai pembatas. "Dasar." Ucapnya pelan. "Pegangan!" Perintahnya.

Lea hanya memegang pundak Dirga dengan satu tangan. Dirga akhirnya memilih melajukan motornya karna tak mau lama-lama disana.

Dirga membawa Lea dari jalan lain. Tidak mungkin ia lewat jalan besar biasanya, bisa bahaya. Diperjalanan tidak ada percakapan diantara e

Namun siapa sangka, di gang sempit ada dua orang yang berpenampilan seperti anak punk yang melihat mereka lapar, Dirga salah bawa jalan. Padahal itu gang terakhir yang akan mereka lewati.

"Wah ada mangsa baru nih." Lelaki dengan perwatakan jahat, memakai slayer hitam itu mulai mendekat. Lea memegang kuat pundak Dirga.

"Mampus. Ini kita gimana?" Lea panik, sungguh.

"Turun." Perintah Dirga. Mau tak mau ia akan melawan.

"Hah?" Walaupun bingung dan takut, Lea tetap menurut.

ADITYALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang