'9

302 36 0
                                        




••~•~•~•~•~•~•~•

Sampainya disekolah, Seno dan Raka datang delapan menit sebelum bel masuk. Kelas sudah ramai semua murid mengobrol satu sama lain atau melakukan kegiatannya sendiri.

"Eh No, lo udah minta tanda tangan 'kan?" tanya Raka sambil menopang kepala nya dengan tangan di atas meja.

"Udah. Semoga ga marah lagi dah Bu Irene." ucap Seno.

Beberapa menit berlalu, bel masuk berbunyi. Para murid segera duduk di bangkunya masing-masing menunggu guru datang.

Kini setiap kelas sudah sunyi karna guru masing masing sudah masuk. Berbeda dengan kelas Seno dan Raka yang masih ribut karna gurunya belum datang.

"Bu Irene mana sih?" umpat Raka.

"Ya gatau lah, tunggu aja napa sih." ucap Seno sambil memakan snack yang ia beli tadi.

"Semoga izin sih." ucap Raka sebelum Seno menjitak jidatnya lumayan keras.

"Duh, sakit jir."

"Ya lagian, doa lu aneh aneh." Seno kembali memakan snack nya lagi.

Tak lama ada guru masuk, namun bukan Bu Irene. Yang melainkan guru laki-laki ntah siapa.

"Anak-anak, Bapak mau kasih info. Bu Irene ga masuk karna anaknya sakit." ucap Pak Andre dengan santai sambil menaruh setumpuk kertas.

"Tapi ini ada tugas dari Bu Irene, di kerjakan jangan keluar kelas atau ke kantin." Pak Andre lantas keluar kelas kembali setelah para murid menjawab dengan antusias.

"Kan, apa gua bilang." ucap Raka.

"Dosa lu, Ka." ucap Seno.

Ketua kelas segera membagikan kertas tersebut ke masing masing anak untuk mereka kerjakan.

Kelas sudah sunyi, masing masing murid sibuk dengan selembar kertas yang penuh dengan soal.

"Seno! Sen!" panggil Raka secara berbisik di samping Seno.

Seno tidak menoleh alias tidak mendengar, kuping nya disumpal oleh airphone miliknya yang berwarna ungu.

Pluk!

Seno menoleh kala sebuah topi terlempar ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Seno tanpa berbisik, Raka panik saat suara Seno sangat keras.

"Ssht! Keras banget anjing?" bisik Raka lagi.

"Kaga ujian goblok, efek ujian nyontek mulu sih lo." ucap Seno, beberapa teman kelas lainnya menoleh pada Seno.

Raka yang mendengar itu baru sadar dan tertawa sendiri, Seno yang melihat Raka hanya memutar bola matanya malas.

___________________

Bel siang hari yang tak lain adalah bel istirahat berbunyi. Para murid berhamburan menuju ke kantin, atau ke tujuan masing-masing.

"Sekarang mau kemana?" tanya Raka yang masih setia duduk di bangkunya.

"Gatau, males. Disini aja lah ya." jawab Seno yang dibalas deheman oleh Raka.

VICTIMS OF WEALTH [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang