Chapter 2: Troublemaker

11 1 0
                                    

Setelah membeku sekitar 10 detik, Rindu pun tersenyum tipis dengan laki-laki itu, tapi dia menghiraukannya dan berjalan keluar dari kelas 10 IPS-4. 'Apaan laki laki itu? Jutek banget tapi ganteng juga sih hehe' ucap Rindu dalam hati yang kebingunagan dengan apa yang baru saja dia lihat, dia pun melanjutkan masuk kedalam kelas dan dia mengambil kursi di paling belakang sebelah kiri di samping jendela. Rindu pun mengambil earphone dari dalam tasnya dan mencolok-annya di handphonenya, dan memilih podcast terbaik untuk di dengarkan. Dia berdiam memandang kearah jendela sambil menikmati halaman luas nan tenang, tiba-tiba gadis yang duduk di depan Rindu pun berbalik arah dengan cepat sambil menghentakan tangannya di meja Rindu. "Hey!!!..." Teriak dia kepada Rindu, Rindu pun sontak terkejut dan terloncat kecil dari kursinya sambil membalas "hey!! Apa Masalah mu?!" Tanya Rindu yang kaget, kebingungan, dan marah disaat yang bersamaan. "Hehe... Aku mengejutkanmu ya, Maaf ya..." ucap gadis itu sambil mengedipkan sebelah matanya dan nemepuk kedua tangannya. Rindu pun Kembali ke posisinya sambil memandangi gadis itu dan dia memandang Rindu dengan wajah ceria yang berbinar binar, rambut pirang panjang lurus dan halus seperti sutra, di tambah bando biru yang berada di atas kepalanya. Dan mempunyai postur tubuh tinggi dan ideal bak model majalah, Rindu pun yang lumayan lama memandangnya sampai sempat jatuh cinta sepersekian detik karena kecantikannya. 'BUSEEETTTT INI ANAK CANTIK BANGETTTT!!!! By the way dia siapa ya? Apa dia model dunia, Barbie Berjalan? Atau mannequin dari Toko Un*lo?' teriak Rindu dalam hati dengan mulut ternganga dan mata melotot karena terpesona dengan kecantikannya. Gadis itu pun memanggil Rindu yang sempat bengong itu. "Oy... Kamu tidak apa? Sakit?" Tanya dia kebingungan melihat Rindu yang hanya plonga plongo memandang dia. "Oh... Ya aku baik-baik saja, maafkan aku tadi ngelamun." ucap Rindu dengan nada yang gugup. Gadis itu pun tiba-tiba menbusungkan wajahnya kearah Rindu yang membuat Rindu semakin panik dan wajahnya memerah, "Jadi kamu punya hubungan Special apa dengan Kenny?" tanya dia blak-blakan. Rindu dengan otak yang kadang not responding itu pun, kebingungan dengan pertanyaan gadis itu. "Kenny? Kenny siapa ya?" Tanya Rindu balik sambil memiringkan kepalanya karena bingung. "Kamu ikan ya? masa kamu lupa sama cowo ganteng yang baru kau temui pagi tadi di depan Aula." ucap gadis tu sambil emosi sedikit, 'mana kelihatannya mesra banget lagi aku iri huhuhu' ucapnya lagi dalam hati. "Oh Kenny!! Cowo itu ya Hmmm... Hubungan kami... Kami baru kenal beberapa menit yang lalu." ucap Rindu dengan nada Polos. "Eh- bohong... Beneran?" tanya gadis itu sambil kaget mendengar jawaban Rindu. Rindu pun menjelaskan rentetetan kejadian dia di samping pintu aula dengan Kenny. "Oh My God, Kamu orang goa ya, kamu baru banget mengenal Kenny?!" tanya gadis itu sambil merogoh kedalam tasnya. 'O...orang goa, nih kamfret punya masalah apa dah, tapi ya aku emang kudet dengan beberapa hal sih' ucap rindu dalam hati. Setelah dikira mendapatkan sesuatu dalam tasnya gadis itu langsung menyodorkan sebuah majalah gadis kemuka Rindu, Rindu pun terkejut dan mundur sedikit, sang gadis itu pun berkata. "Lihatlah baik-baik." ucap dia. Rindu pun menyipitkan kedua matanya ke sampul majalah itu dan dia melihat seorang pria yang menggunakan setelan jas ala era Victoria, dengan kancing terbuka di bagian dadanya dan tatapan yang tajam. Rindu pun sontak menarik majalah itu dan memastikan sambil bertanya. "Ini Beneran Kenny?! Kenny yang itu?!" Tanya rindu dengan panik, gadis itu pun mengangguk. "Bohong, kok dia bisa setampan ini, kukira dia hanya seorang anak orang kaya yang pecicilan dan tidak tau malu." Ucap Rindu sambil menatap kedepan dengan muka yang keras.

'wah... ternyata Kenny seperti itu dimata Rindu' ucap gadis itu dalam hati. "Yap, sekarang kau tau bahwa Kenny itu adalah seorang model majalah Pop Girl, makanya aku pengen confirm bahwa kamu engga ada keterkaitan dengan dia, karena kalau kau terlalu dekat dengannya kau bisa dalam bahaya" ucap gadis itu dengan muka yang sangat serius. "Eh~ jangan-jangan kamu pacarnya Kenny?" tanya Rindu dengan muka senyum-senyum nyebelin. "Eng...Engga kok, aku cuma teman masa kecilnya dan aku cuma khawatir kepada setiap gadis yang mendekati Kenny, biasanya selalu berakhir bur-" belum menyelesaikan kalimatnya Rindu langsung menyodorkan jarinya ke mulut gadis itu sampai bibirnya mencong. "Shhhsss tidak perlu dilanjutkan, aku bukan tipikal gadis-gadis dari certia fiksi romantis, akan mendengarkan cerita-cerita seperti itu. Dan juga simpan cerita mu untuk pertengahan cerita ini hahahahaha." ucap Rindu dengan pedenya, dan membuat gadis itu sedikit kebingungan dengan ucapan

Highschool memoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang