Pulang.

1.7K 151 27
                                    

Siang hari ini seluruh anggota Tokyo Noir Familia sedang bersiap pergi ke bandara untuk menjemput dua anggota mereka yang selama sebulan lamanya pergi ke luar negeri dan hari ini mereka akan kembali, berkumpul lagi bersama keluarga besar ini. Riji menjadi yang paling bersemangat sejak semalam, dia bahkan menjadi orang pertama yang bersiap lebih dulu dan menunggu anggota lainnya di ruang tengah dengan tidak sabaran.

"Cepet lah, lama banget kalian." Riji berbicara melalui radio dengan kesal kepada anggota lain yang masih bersiap di kamarnya. Caine yang kebetulan juga sudah selesai dan ikut menunggu bersama Riji menggelengkan kepalanya. Dia tahu betul Riji sudah kepalang rindu dan ingin cepat bertemu. Pria manis itu memang tidak berbicara secara gamblang, tapi melihat dari gerak-geriknya semua orang juga paham.

"Sabar, babi! Cerewet kali kau." Echi yang masih bersiap di kamarnya membalas dengan emosi. Pasalnya sudah ketiga kali Riji meminta mereka untuk bergerak cepat. Diburu-buru begitu, bukannya semakin cepat, yang ada mereka malah semakin lambat.

"Gak sabaran banget, Ji. Udah kangen, ya?" Rion datang dari arah dapur, duduk di sebelah Caine dan merangkul istrinya itu untuk mendekat. Kepala keluarga itu juga sudah rapih dengan style andalan dan topi koboi kebanggaannya. Rion menaik-turunkan alisnya menggoda Riji yang salah tingkah.

"Apasih, beh? Gak jelas." Riji melirik Rion dengan sinis, mendudukkan dirinya di sisi lain Caine. Dia menyingkirkan tangan Rion di pundak Caine terlebih dahulu sebelum menyandarkan kepalanya sendiri di bahu sang Mami.

Caine hanya tersenyum sambil mengusap rambut Riji agar anak itu tidak berujung badmood. Pria manis itu juga mencubit lengan suaminya agar tidak merusak suasana hati Riji. Rion meringis dan menyengir tanpa merasa bersalah kepada Caine yang meliriknya.

Kemudian, satu-persatu anggota yang lain turun dari kamarnya masing-masing dengan pakaian yang rapih. Mereka bergegas pergi menuju bandara sebelum hari semakin panas. Tapi bukan TNF namanya jika tidak terjadi keributan. Ketika mereka berada di garasi untuk mengeluarkan mobil, Selia dengan tiba-tiba mengeluarkan odong-odong warna-warni miliknya.

"Jing, yang bener aja naik odong-odong?!" Riji tidak habis pikir dengan kelakuan wanita berambut pendek itu. Apalagi Mia dan Garin malah terlihat kesenangan dan Echi yang langsung naik dan duduk di sebelah Selia yang menjadi pengemudi.

Dengan wajah tanpa dosa Selia berkata. "Biar muat semua, daripada ribet ngeluarin mobil banyak."

"Tapi ini lambat banget, anjir. Bisa-bisa kita sampe bandara udah sore." Elya dibuat geleng-geleng kepala. Riji yang mendengar itu mengangguk setuju. Selain itu mereka juga pasti akan menjadi pusat perhatian orang-orang. Bayangkan, orang gila mana yang ke bandara pakai odong-odong. TNF doang memang.

"Makanya naik biar cepet berangkat."

"Ayo, ges. Takutnya mereka berdua udah sampe." Rion sendiri tidak masalah jika harus naik odong-odong, kebetulan sekali dia sedang malas membawa mobil, ribet juga harus mengeluarkannya dahulu dari garasi. Pria berstatus ketua itu menaiki kursi odong-odong paling belakang.

Riji menghela napasnya pasrah. Ketika dia hendak mendekati odong-odong dengan tampilan mencolok mata khas anak-anak itu, Caine menahannya dengan memegang lengan Riji yang membuat si empunya langsung menoleh.

"Riji bawa mobil sendiri aja, gak papa. Lagian gak bakal muat kalau naik semuanya."

Keributan perkara kendaraan itu akhirnya selesai sesuai keputusan dari Caine. Mereka semua berangkat menuju bandara menaiki odong-odong kecuali Riji. Dia membawa mobil two seater sendiri dan mengikuti keluarganya dari belakang sambil menahan kesabaran. Mobil secepat kilat ini harus mengalah dengan mobil odong-odong.

EPEOLATRY; TNF's OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang