Sayap Pertama

4.5K 61 15
                                    

      Do you remember  you and me?
       We  were clumsy and radiant
          "My Youth" - NCT Dream

  Seminggu sebelumnya....

  Sudah lima menit berlalu, tapi   Ilham permana masih setia berdiri di depan pintu ruangan itu.
Suara riuh dari dalam ruangan mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu cokelat di hadapannya. Dia lalu menatap ke sekeliling. Suasana sekolah sudah mulai sepi, hanya keriuhan di dalam sana yang menandakan masih ada siswa yang belum pulang.

  Ilham kembali mengamati bagian depan ruangan itu. Tidak ada yang istimewa, hanya ada papan nama terbuat dari kayu yang dicat cokelat
muda dengan tulisan hitam "Ruang Pramuka SMA Garuda Muda" dan lukisan tunas kelapa di atasnya.
Namun, yang membuatnya gugup, adalah prestasi yang sudah diukir oleh klub Pramuka itu, dan di dalam ruangan itu terdapat siswa-siswi yang telah membuat klub Pramuma sekolah ini berjaya.

  Akhirnya, Ilham memutuskan untuk menenangkan diri dengan duduk di sebuah bangku di depan ruang Pramuka tersebut. Dari
tempat duduk, dia bisa melihat bangunan megah sekolah barunya itu. Ya, ini merupakan hari pertamanya bersekolah di SMA Garuda Muda. Semula dia tinggal di Bandung. Karena ibunya dipindahtugaskan ke Jakarta, mau tidak mau Ilham juga harus pindah mengikuti ibunya, karena dia bekum di percaya untuk hidp mandiri.
Sementara kakaknya tidak ikut pindah. Selain masih berkuliah di sebuah universitas negeri di kota tersebut.

  Ilham kembali menatap sekelilingnya, dan lagi-lagi mengagumi suasana di SMA Garuda Muda. Sekolah ini terkenal sebagai sekolah swasta elite dengan fasilitas lengkap dan tenaga pengajar yang tak perlu di ragukan lagi. Selain memiliki bangunan yang cukup megah, berbagai prestasi juga telah diraih sekolah ini, baik dalam lomba berskala nasional maupun internasional.

  Dari segala prestasi yang dimiliki SMA Garuda Muda, prestasi di bidang Pramukalah yang sangat menarik perhatian Ilham, karena dia adalah seorang Pramuka sejati. Saking cintanya dengan Pramuka, Ilham sampai hafal seluk-beluk Gerakan Pramuka, mulai dari sejarahnya, tokoh-tokohnya, lambang-lambangnya, satuan organisasinya, dan segala hal yang berkaitan dengan Pramuka. Dalam benaknya, Ilham sudah membayangkan akan menjadi salah satu pemenang Lomba Cerdas Tangkas (LCT) mewakili sekolah ini.

  Dari informasi yang dia dapat,
dalam lomba Pramuka tingkat Provinsi atau Kwatir Daerah tahun lalu, SMA Garuda Muda hampir menyapu bersih piala juara utama, kecuali untuk LCT. Untuk itu, Ilham merasa inilah kesempatannya untuk menunjukan kemampuan.

  Ilham mengecek jam di tangannya. Hari sudah semakin sore. Dia menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. sekarang atau nggak sama sekali, batinnya.

  Setelah kembali meyakinkan diri, dia pun bangkit dari duduknya. Sebelum beranjak, dia mengambil ponsel di saku celananya, lalu membuka fitur kamera depan guna mengecek penampilannya. Dia tidak ingin tampil berantakan di pertemuan pertamanya dengan calon teman-temannya nanti. Dia juga merapikan seragamnya yang sebenarnya sudah terlihat rapi.

  Setelah penampilannya dirasa cukup oke, dia melangkah menuju pintu ruang Pramuka yang sejak tadi bergeming. Padahal dia sempat berharap akan ada seseorang yang masuk atau keluar, supaya dia tidak perlu mengetuk pintu.
Kalau sudah seperti ini, mau tidak mau dia harus berusaha sendiri untuk masuk ke sana.

  Tok tok tok....

  Tidak ada sahutan sama sekali. Ilham pun mengetuk pintu lagi, dan masih belum ada respons yang diharapkan.

  "Padahal ada banyak orang, kenapa nggak ada yang denger, sih?" gumamnya heran.

  Dengan gugup, akhirnya Ilham menarik handel hingga pintu itu terbuka. Dia melongok ke dalam, tapi belum juga ada yang menyadari kehadirannya. Siswa-siswi di dalamnya sibuk sendiri-sendiri. Ada yang sedang mengobrol, entah mendiskusikan sesuatu atau bergosip. Ada yang sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Ada yang sedang mabar gim daring. Ada pula yang sedang kejar-kejaran seperti anak kecil.
Ternyata nggak jauh beda dengan teman-teman Pramuka gue di sekolah yang lama, ya, batinnya.

  Lalu, tiba-tiba....

  Pluk!

  Sesuatu menghantamnya tepat di muka, Wajah Ilham seketika terasa peruh, terutama di bagian mata, sementara hidungnya berdenyut-denyut. Air matanya pun tak kuasa terbendung, tapi matanya susah untuk dibuka. Keriuhan di sekelilingnya seketika menjadi sunyi. Dunia seakan berhenti berputar.

  "SAKIIITTT!!!"

—🦋



















  "Ini hal-hal yang harus ibu kerjakan selanjutnya. Semuanya harus beres sebelum acara anniversary." Daniel, kepala sekokah SMA Garuda Muda, memberikan berkas-berkas pada perempuan yang duduk di depannya.

  "Baik, pak. Ada lagi?" tanya Ratna, sekertaris sekolah.

  "Sudah sejauh mana persiapan anniversary nya?"

  "Sewa panggung, kursi, dan sound system sudah beres. Sponsor juga sudah fix semua. Undangan baru akan selesai dicetak lusa. Peserta bazar juga sudah penuh. Tinggal susunan acara saja yang masih berubah-ubah. Kita harus memilih klub mana saja yang akan tampil karena keterbatasan waktu."

  Daniel manggut-manggut sambil memainkan pulpennya. Wajahnya terlihat berpikir keras. "Baik, atur saja. Jangan sampai ada yang dibubarkan sebelum acara selesai sepenuhnya."

  "Baik, Pak. Nanti susunan acaranya akan saya susulkan segera, ya. Kalau begitu saya mohon pamit dulu," kata Ratna seraya berdidi dari duduknya.

  "Pastikan pertunjukan dari Klub Pramuka harus ada. Kalau perlu, beri waktu secukupnya khusus Klub ini. Pramuka adalah kebanggaan sekolah kita. Kalau penampilan mereka bagus, donatur dan pihak yayasan pasti akan puas."

  "Baik, Pak. Ada lagi?"

  "Tunghu sebentar."

  Daniel membuka laci mejanya, lalu mencari sesuatu. Dia mengeluarkan berbagai dokumen dari lacinya, lLi membuka sayu per satu map yang ditemukannya. Selang waktu lima menit, barulah dia menemukan apa yang dicarinya. Setelah memeberiksanya terlebih dahulu, dia lalu menyerahkan kepada Ratna.

  "Tolong berikan ini ke Pak Guntur. Sepertinya beliau masih ada di ruang guru. Tadi beliau bilang ada murid pindahan yang mau mendaftar ke klubnya."

  Dengan suara tenang, Daniel kembali melanjutkan, "Jangan sampai hilang, dan jangan sampai ada yang melihat Ibu memberikannya pada Pak Guntur. Itu saja pesan saya."

  Setelah melihat sekertarisnya mengangguk dan pamit untuk keluar ruangan, Daniel pun mengukas seringai tipis. Malam anniversary kali ini pasti akan menyenangkan, pikirnya.

—🦋












          





The 7 Wings Of Sinners.
mungkin ada yg tidak asing dengan nama itu bukan? Ya, benar, itu saya ambil dari AU cerita di Tiktok / lebih lengkap nya di Novel nya.
Penulis Kak Jienara ya, jadi aku hanya membagikan ke WP aja oke bukan bermaksud untuk mengcopy ya manies.
Terimakasih!!

7SP ( 7 Sayap Pendosa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang