Prolog

158 6 0
                                    

Kepindahan cewek berambut pendek ini cukup membuatnya kewalahan. Ia akan kembali ke kota asalnya setelah 5 tahun tinggal di kota lain. Bianca Amanda Savanna, gadis berambut pendek kira-kira 3 jari dibawah telinganya, potongan rambutnya yang membuat wajahnya terlihat bulat namun tidak menghilangkan kata cantik dari wajahnya.

Beberapa jam lagi ia akan sampai di kota yang sangat ia rindukan. Bagaimana tidak, lima tahun pindah ke kota lain selama itulah ia tak menginjakan kaki di tempat asalnya. Tak sabar untuk cepat sampai, setiap 5 menit sekali ia melirik ke jam tangannya. Sahabat lamanya telah menantinya di bandara setelah Bianca memberi tahu waktu kepulangannya.

"Akhirnya" seru Bianca sembari turun dari pesawat. Ia menghirup dalam-dalam atmosfer yang telah lama tak dirasakannya.

Bianca berjalan melewati ruang tunggu dan melihat seseorang yang telah lama ia rindukan tengah tersenyum dan berjalan sedikit tergesa-gesa ke arah Bianca. Bianca pun mempercepat langkahnya, tak sabar ingin menumpahkan rasa rindunya.

"Lo makin cantik aja" ucap Bily sembari memeluk erat Bianca

"Hahaha gue juga ngerasa gitu kok. Gue kangeeenn sama lo" Bianca mempererat pelukannya sambil menggoyang-goyangkan pelukannya.

"Gue lebih kangen sama lo" Bily menepuk-nepuk kepala Bianca lalu melepaskan pelukan mereka

"Om tante sama Yasmin mana bi?"

"Sebentar lagi muncul. Kan tadi gue cepet-cepet kesini buat ketemu lo" Bianca memasang wajah polosnya sementara Bily hanya menggelengkan kepalanya melihat sahabat lamanya itu.

"Itu mereka" terlihat dari kejauhan tampak sepasang suami istri dan seorang anak kecil tengah berjalan ke arah Bianca dan Bily. Mereka hanya tersenyum melihat anaknya bersama sahabat lamanya yang telah lama ditinggalkannya. Tak lama berbincang, mereka pergi meninggalkan bandara dan menuju rumah Bianca yang selama ini dihuni oleh salah satu keluarganya.

Bianca terlihat sangat capek setelah seharian penuh tidak beristirahat, terlebih ada Bily yang tanpa henti berbincang dengan Bianca. Ia sangat merindukan saat ini. Bianca agak kecewa mengetahui bahwa ia tak satu sekolah dengan Bily. Bukan masalah besar baginya untuk berbaur dengan orang-orang baru tapi ia sangat ingin satu sekolah lagi dengan Bily. Alasannya simpel, orang tua Bianca berteman dekat dengan kepala sekolahnya dan tak perlu banyak waktu Bianca langsung diterima di sekolah itu. Apa boleh buat, daripada di cap sebagai anak durhaka ia akan menerima pilihan orang tuanya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bianca berjalan memasuki ruangan kelas barunya. Tak memikirikan macam-macam ia mengambil tempat duduk disebelah cewek yang pernah dikenalnya saat zaman SD, setelah permintaan temannya tentunya.

Tak lama sebelum bel masuk berbunyi, segerombol murid laki-laki masuk ke kelas dengan ributnya. Bianca dengat raut wajahnya yang datar hanya melihat sekilas kearah mereka yang belum mengetahui keberadaannya.

"Tolong kamu perkenalkan diri di depan kelas" kata seorang guru yang mengawali pelajaran pertama sembari tersenyum ke arah Bianca

Terdengar sorak sorai dari murid laki-laki saat Bianca mengenalkan dirinya. Bianca tetap tenang sepanjang perkenalan dan menghadapi rentetan pertanyaan-pertanyaan yang penting hingga yang sama sekali tidak penting untuk ditanyakan. Bianca menoleh ke arah gurunya menandakan perkenalan nya telah selesai. Guru itu pun mengangguk sambil tersenyum dan Bianca kembali ke tempat duduknya. Sepanjang perkenalan tadi, Bianca melihat ada satu murid laki-laki yang sama sekali tak memberikan respon apapun. Ia hanya menatap dingin ke arah Bianca. Padahal, saat masuk kelas tadi dialah biang keributan di kelas. Bianca tak menggubrisnya dan fokus ke pelajaran.

Nothing last foreverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang