Bianca memutar-mutarkan ponselnya sembari menunggu pesan dari Bily. Pernyataan Elmo selalu terlintas di pikiran Bianca dan ia sangat ingin tahu tentang itu. Seorang Bily memiliki popularitas? Tak mustahil memang jika Bily menjadi orang yang 'populer' di sekolah, bahkan diluar sekolah mengingat Bily yang tak jauh dari kata 'sempurna' yah, walaupun tak ada yang sempurna di bumi ini. Tapi kenapa Bily tak pernah menggubris tentang hal itu. Padahal mulutnya yang selalu mencerocos itu selalu memberitahu Bianca tentang apapun. Mulai dari hal yang terpenting hingga tak penting sama sekali. Atau mungkin ia tak merasa seperti apa yang orang-orang umbarkan? Bianca tak dapat memfokuskan pikirannya saat ini.
Ia kembali mengecek ponselnya dan berharap ada pesan masuk dari Bily. Bingo!
"Gimana sekolah baru?"
"Biasa aja. Tadi gue sempet jadi korban keisengan murid cowok tapi ya gapapalah itung-itung pemanasan di hari pertama"
Bianca mendapat telpon masuk dari Bily setelah beberapa saat ia membalas pesannya.
"diisengin gimana Bi?" terdengar suara berat diseberang sana.
"tas gue di sembunyiin. Tapi langsung ketemu kok"
"Oh" hening beberapa saat. Bianca tampak mempertimbangkan seputar pertanyaan yang ingin ia tanyakan. Cepat atau lambat, ia akan mengetahui semuanya.
"Bil, gue mau tanya" sambung Bianca
"Apa Bi?"
"Lo pemes ya sekarang. Gue denger-denger juga sih dari temen gue" Bianca menggigiti kuku jarinya. Kebiasaan yang muncul saat ia sedang gugup dan dari dulu tak pernah hilang dari dirinya.
"Udah tau ya. Sebenarnya gue pengen bilang sih tapi ntar lo ga percaya gitu sama gue jadi gue biarin lo tau dengan sendirinya. Lagian lo ga mungkin percaya kalo gue pemes. Gue bilang gue ganteng aja lo ga percaya. Hahahaha" Bily membanggakan dirinya. Ada perasaan kecewa di hati Bianca. Benar saja. Pikirannya mulai dipenuhi hal-hal negatif. Tapi ia mencoba meluruskannya. Toh, tak ada yang satupun berubah dari Bily. Tapi ada satu...
"Dih pedenya keluar. Down to earth mas down to earth tampang ga bagus bagus amat di banggain" Bianca tak pernah memuji sahabatnya itu. Padahal ia SANGAT mengaggumi ciptaan tuhan yang satu ini. Setiap kali ingin memujinya, malah keluar cemoohan. Bagaimana tidak, Bily yang mempunyai wajah 'hampir' maskulin ini tak beda jauh dengan artis Hollywood. Jika dibandingkan dengan Theo james, bisa dibilang Bily adalah Theo james saat remaja. 'i'm not good at words' –Bianca
"Masih aja ga mau ngakuin ketampanan gue. Gue belajar dulu Bi. Besok kita ketemuan"
"Ok"
Tak pernah merasa kecewa memiliki sahabat seperti Bily. Itulah yang dirasakan Bianca. Tampan, pintar, multi talenta, dan satu poin plus, Bily tak pernah memainkan perasaan cewek.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cepat atau lambat ia akan tahu. Ya. Bily memainkan pulpen di jarinya. Pikirannya melayang entah kemana. Tim basket sekolahnya memang saingan berat tim basket sekolah Bianca, meskipun kenyataannya begitu tapi Bily tak pernah 'sedikit pun' menjelek-jelekan sekolah Bianca. Terlebih saat Bianca mencari tahu tentang sekolah itu pada Bily. Bily selalu melontarkan pujian-pujian tentang sekolah itu. Bily bukanlah orang yang suka memendam dendam. Walaupun ia 'membenci' sesuatu, ia tak akan menjelek-jelekannya pada orang lain. Apalagi tentang Farrel. Sahabatnya itu sekarang satu sekolah dengan Farrel, musuh bebuyutannya. Walaupun Bily tahu, Bianca tak mungkin berteman dengan Farrel. Asumsi itu membuat tenang dirinya. Bianca tak pernah memanfaatkan kecantikannya untuk mendekati orang lain. Itu kenapa Bianca selalu ingin terlihat biasa-biasa saja. Pernah sekali Bianca memiliki rambut panjang. Saat itu Bianca 'selalu' dikejar-kejar teman sekolahnya. Cantik memang, Bily mengakuinya. Dan semenjak saat itu, Bianca selalu memotong pendek rambutnya untuk terlihat 'sedikit' tidak cantik. Tapi tetap saja kata cantik tak menghilang dari dirinya. Bahkan itu membuatnya 'lebih' cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing last forever
Teen FictionBianca Amanda Savanna, cewek yang perasaannya susah ditebak dari raut wajahnya, selalu menampakan ekspresi datar setiap kali berpapasan dengan siapapun, bahkan dengan orang yang selalu mengganggunya terkecuali orang-orang yang akrab dengannya. Berba...